Part 5 Tragedi Kopi

221 30 0
                                    

    Satu bulan setelah pemecatan kedua yang Renata dapatkan dari bosnya. Kini Renata kembali bekerja seperti anak magang biasanya, dia belajar dan membantu para senior. Beberapa kali dia juga menerima kritikan karena editannya yang masih acak-acakan. Tapi dari semua kritikan dan teguran yang dia dapat dari senior, bukanlah apa-apa di banding dengan mentalnya yang terus tertekan karena keberadaan anak bosnya.

    Pasalnya, selama satu bulan ini Andreas benar-benar mengganggu pekerjaannya. Dia sering datang ke ruang editing untuk menemani Renata bekerja, kadang dia juga mengganggu Renata dengan bermain mobil-mobil di atas mejanya. Andreas juga kerap memberantakkan meja dan menaruh sampah makanan di atas meja. Pokonya meja Renata paling berantakan dan kotor di banding meja yang lain.

    “Andreas, jangan makan coklat di sini.” ucap Renata saat Andreas mengusap meja dengan tangan penuh coklat.

    Bukannya mendengarkan perintahnya, Andreas malah mengusap mulutnya dengan tisu lalu membuangnya tepat di keyboard komputer Renata. Lama-kelamaan Andreas menjadi anak yang bandel dan susah di nasehati.

    “Bersihin nggak?”

    “Enggak, aunty aja,” ucap Andreas yang kemudian memuntahkan coklat di mulutnya ke atas meja.

    “Ihh jijik.” Ucap Renata dengan jijik dan perut yang ingin mual.

    Orang-orang di ruang itu pun ikut kasihan dengan penderitaan yang Renata alami karena kerusuhan dan keusilan anak bosnya. Sebenarnya Renata ingin sekali mengusir Andreas atau sekedar memarahinya, tapi jika dia melakukan hal itu kemungkinan besar dia akan kembali di pecat oleh Arjuna, dan jika Andreas membencinya maka tidak akan ada lagi yang mempertahankannya. Renata mulai menerima keberadaan Andreas yang nakal dan usil, namun bukannya semakin menerima keadaan tapi Renata malah semakin murka.

    “Reas, siapa yang taruh saos di sepatu gue?” tanya Renata.

    “Enggak tau.”

    “Jawab jujur atau gue keluar dari sini?” ancam Renata.

    “Reas makan burger dan saosnya nggak sengaja jatuh ke sepatunya aunty.”

    “Gara-gara kamu, kaos kaki gue kotor. Lagian lo kenapa makan di meja gue? Baby sitter Lo kemana?” Ucap Renata sambil memperlihatkan kaos kaki putihnya yang ternodai bekas saos. Andreas terlihat mengerucutkan bibir dan menyimpangkan kedua tangan ke depan dadanya.

    “Terus yang masukin sandwich di tas gue siapa? Lo juga?”

    “Iya.”

    “Gue temuin itu sandwich pagi ini, udah membusuk dan barang-barang gue ikut kotor dan bau basi.” Ucap Renata dengan kesal.

    Dunia Renata yang awalnya penuh dengan kebahagiaan kini berubah menjadi kesialan setelah pertemuannya dengan Andreas. Renata sangat tidak menyukai anak kecil, tapi sekarang harus bertemu Andreas setiap hari di kantor.

    Di sore hari tepatnya pulut tiga sore, Renata dan Siska terlihat sedang membasuh wajah di toilet. Wajah mereka tampak lelah dan kekurangan tidur. Renata menatap pantulan wajahnya di cermin lalu menghela nafas kesal dan menundukkan wajahnya sebentar.

    “Sabar Ren. Gue tau gimana perasaan lo setiap hari di intilin sama anak kecil.”

    “Iya, tapi permasalahannya gue itu nggak suka sama anak kecil dari dulu.”

    “Tapi lo nggk boleh menyerah. Senakal-nakalnya Andreas, dia yang bantuin lo buat tetap magang di sini.”

    “Emang bocah sekecil itu nggk punya pengasuh apa? Ngeribetin orang kantor tau nggak?”

It's Not FINE! [Completed]✓Where stories live. Discover now