28

2 2 0
                                    

Jurnal Tuan Pesulap memiliki isi sebagaimana jurnal pesulap pada umumnya. Setidaknya, sebagian besarnya.

Gambar sketsa kasar dari sebuah alat peraga trik, seperti trik pada alat pemotong tubuh, atau cara menghilangkan kelinci dari dalam kotak menggunakan cermin. Di sisi setiap gambar, dua sampai tiga paragraf tulisan mendampingi untuk memberi penjelasan.

Beberapa tentang sihir pun ada, dan aku bisa menebak isinya hanya dengan melihat judul pada halaman itu. Mind control. Menggandakan barang. Menghilangkan gravitasi pada benda. Dunia sihir beserta perbedaan aturan antara dunia nyata dan dunia sihir. Waktu kehidupan dan cara mentransfernya.

Ia menulis semuanya, termasuk efeknya. Dari efek ringan seperti pusing dan mual, hingga efek mengerikan seperti suhu tubuh menurun drastis, anggota tubuh mati rasa, pingsan yang berpotensi menjadi koma, atau bahkan kematian.

Berapa lama efeknya berlangsung. Cara mengurangi rasa sakit dari efek. Semuanya tertulis di buku.

Salah satu hal yang baru kuketahui tentang sihir transfer waktu kehidupan adalah: Mereka yang memberikan waktunya bisa memasuki dunia sihir orang lain, termasuk dunia sihir yang baru muncul. Umumnya kemunculan dunia “baru” itu mengartikan adanya orang baru yang berpindah ke dunia sihir.

Tuan Pesulap pernah mengatakan, hanya ada satu jenis orang yang bisa melakukannya. Rupanya ... satu jenis itu adalah mereka yang mentransfer waktu hidup untuk orang lain.

Apa pesulap berantakan di dunia sihir pernah memberi waktu hidupnya pada orang lain, makanya ia bisa masuk ke dunia “milik” Lei? Argh! Tak ada yang bisa kutanya!

Lewati saja dulu. Masih ada banyak hal lain di jurnal Tuan Pesulap. Selain rangkuman tentang sulap, sepertinya ini adalah buku catatan random juga. Seperti X milikku. Tapi, jurnal Tuan Pesulap seakan dibagi dua bagian. Catatan sulap dibaca dari halaman depan dan berhenti di bagian tengah—yang masih kosong, jadi kulewat bagian tengah dan langsung berhenti di halaman yang memiliki tulisan.

Tak perlu membalik halamannya satu per satu. Apa yang harus kulakukan masih banyak.
Sementara itu, tulisan random-nya sepertinya dimulai dari belakang buku. Aku bisa menemukan beberapa kalimat singkat random di beberapa halaman terakhir—yang tak kuketahui urutan membacanya.

“Ia pergi. Kamu akan menjaganya, kan? Selamat datang untuk sosokmu yang masuk ke tubuh ini.”

Apa ini? Siapa “ia” dan “kamu” di tulisan ini?
Aku membalik halaman buku. Masih ada banyak tulisan lain.

“Mengapa sosokmu tak kunjung cocok dengan tubuh ini? Siapa aku? Aku bukan dirimu. Aku bukan dirinya yang kuminta untuk kau jaga.”

“Kamu masih memiliki duplikat di sini. Ceria dan berani, tapi mudah panik dan penakut di waktu yang sama. Kamu dijaga dengan baik, kan?”

“Hei. Apa keputusanku salah untuk menghidupkanmu lagi? Aku tak kunjung menjadi dirimu, tapi aku juga bukan anak yang seharusnya tumbuh di sini.”

“Bagaimana keadaan mereka? Apa mereka tak sadar ini sudah terlalu lama? Sudah bertahun-tahun sejak ketakutan ini terakhir kali melanda. Rasa yang sama. Takut akan kematian? Aku hanya takut sendirian lagi. Tidak, aku tak pernah sendiri. Mereka ingat aku. Mereka akan kembali.”

“Kamu menitipkan waktu padaku dalam bentuk nyawa. Kamu memintaku menjaga nyawa ini. Aku memintamu menjaga anak itu. Kamu bilang aku boleh memberi nyawa ini pada orang yang pantas mendapatkannya. Bahkan kamu menyuruhku memegang kendali atas nyawa ini sepenuhnya. Menuruku, mereka pantas dan bisa menjaganya. Aku ingin memberikannya pada mereka. Maaf, tapi kamu sudah tak punya hak untuk protes.”

End of The MagicOnde as histórias ganham vida. Descobre agora