The Sea Foam ; SEQUEL

561 102 22
                                    

Mpreg out of nowhere, but no regret 😂🙏🏻













"Kapal ferry?" Ucap seorang wanita yang tengah menggendong bayinya sembari memperhatikan tiket - tiket di tangannya. "Tidakkah ini mahal?"

"Ayolah, kau sudah bekerja keras selama ini." Ucap sang pria sembari tersenyum, tangannya mendekati sang bayi dan mengelus lembut kepala yang masih rapuh itu. "Tidak ada salahnya kita jalan - jalan, kapal itu juga memiliki fasilitas untuk anak - anak."

"Tapi, tetap saja-"

"Terima saja, kau pantas mendapatkannya." Ucap seorang wanita tua yang duduk di sofa tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Liburan mewah sesekali itu bukan hal buruk."

Pada akhirnya wanita itu tersenyum tipis menatap suami dan juga Ibu-nya yang terus membujuknya untuk liburan mewah itu. Wanita itu pun tersenyum dan menerima ajakan liburan itu. Sang lelaki dengan penuh bahagia, sigap mempersiapkan setiap keperluan mereka, termasuk untuk bayi mereka yang baru berusia tiga bulan itu.

Sang Ibu dari bayi itu terus mengusap rambut hitam tipis anak laki - lakinya, menyanyikan lagu tidur sembari menimangnya. Kekehan manis bayi yang baru bisa mengoceh itu selalu membuat hatinya bahagia, tak peduli betapa lelahnya dia bekerja selama ini.

Pada hari liburan mereka tiba, sang nenek dari bayi itu mengantar mereka hingga ke pelabuhan. Memberi kecupan pada sang Ibu, Ayah dan cucu nya dengan adil, lalu melambaikan tangannya ke udara saat kapal ferry itu berlabuh dari salah satu pelabuhan di Osaka.

Namun hal yang tak pernah mereka kirakan terjadi, badai besar di malam hari menerpa mereka dan menghapus habis seluruh penumpang. Mereka yang memakai pelampungpun tetap hanyut terbawa ombak, sementara mereka yang terkunci dan tidak bisa keluar dari kapal itu pun ikut tenggelem ke dasar laut.

Sang Ayah pun dengan paksa memberikan pelampungnya pada sang Ibu, memaksakan dirinya untuk berenang di tengah badai, namun berakhir terhantam oleh bagian besar kapal yang rusak, terjerat rantai dan berakhir tenggelam seperti yang lain. Meskipun hatinya sudah pecah berkeping - keping tak bersisa kala sang ayah mengorbankan nyawanya, sang ibu tak punya waktu untuk menangis dan bersedih. Anak lelakinya yang sangat mungil dalam gendongannya itu perlu diselamatkan bagaimanapun caranya, maka sang ibu terus berenang dan bertahan diri meski ombak membawanya ke segala arah.

Sang ibu pun masih mengapung di permukaan laut, namun dirinya tak tahu dimana ia berada. Pelampungnya pun mulai mengempis. Dengan lemah wanita itu memutar kepalanya, hanya ada air laut yang mengelilinginya. Tubuhnya mulai mati rasa, bahkan genggamannya pada di anak pun mulai melemah. Bayi itu mulai menangis, kelaparan dan ketakutan seolah mengerti situasi apa yang dirinya dan Ibu nya alami saat ini, sang ibu pun menimangnya dengan suara yang lemah.

Dengan sisa tenaganya, wanita itu berusaha kembali berenang dengan harap - harap dapat menemukan pantai ataupun perahu yang senang lewat, akan lebih baik jika ada helikopter yang bisa membawa mereka ke daratan. Namun, laut dan langit itu tampak tenang tanpa ada orang yang datang selain mereka. Sang Ibu pun mulai putus asa, anaknya tak berhenti menangis dan dirinya sudah tak ada tenaga yang tersisa. Langit kembali menggelap, awan - awan kembali menutup langit dan hujan kembali turun.

Hingga dari arah yang tidak bisa dia kenali, punggung biru besar tampak muncul ke permukaan dan kembali menghilang. Wanita itu terus memutar - mutar tubuhnya mencoba melihat hal itu kembali. Suara nyanyian paus terdengar dari arah yang cukup dekat, disusul oleh decitan lumba - lumba yang terdengar riang.

Wanita itu terkejut bukan main kala paus besar muncul di hadapannya. Reflek, dia memeluk erat bayi nya dan bergerak mundur dengan susah payah, namun seekor lumba - lumba menodong punggungnya dengan moncong miliknya, mendorongnya untuk maju.

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now