Five Feet Apart Pt. 5

292 46 5
                                    

Keduanya duduk pada pegangan jembatan danau yang kini membeku dan licin, berpegangan seadanya sembari membicarkan apapun yang bisa mereka bicarakan, salah satunya tempat tinggal impian, entah luar negeri atau sekedar suasana favorit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keduanya duduk pada pegangan jembatan danau yang kini membeku dan licin, berpegangan seadanya sembari membicarkan apapun yang bisa mereka bicarakan, salah satunya tempat tinggal impian, entah luar negeri atau sekedar suasana favorit. Asahi menyukai pantai, Jaehyuk menyukai gunung, hampir sebagian besar dari jawaban mereka berkebalikan, membuat Asahi sedikit mengerang frustasi akan 'jarak', namun setelah ia kembali tertawa lepas dengan semua candaan mereka.

Ponsel Jaehyuk bergetar dari saku mantelnya, ia pun meraihnya, melihat puluhan pesan masuk dari nomor Ibunya.

"Matikan itu." ucap Asahi sembari mencoba meraih ponsel Jaehyuk.

"Dari Ibuku, setidak biarkan aku bilang kita baik - baik saja."

Jaehyuk pun mengetuk pesan itu, salah satu kalimat besar - besar langsung menarik perhatiannya.



[PARU - PARU UNTUK ASAHI, DIMANA KALIAN?!]



"Asahi, mereka punya paru - paru untukmu!" Seru Jaehyuk, langsung menoleh pada pacarnya.

Namun Asahi tak merespon apapun, ia hanya memandang kosong danau beku di bawahnya, lalu mendongak melihat lampu - lampu yang masih jauh letaknya.

"Hei! Mereka punya paru - paru untukmu, ayo kembali ke rumah sakit!"

Namun Asahi justru memberi jawaban yang tidak pernah Jaehyuk perkirakan, "Aku belum melihat lampu - lampu taman itu."

Pandangan Jaehyuk setika melebar dan memelototi Asahi tajam - tajam, "Kau sudah tahu?"

Apa dia sudah gila?

"Apa yang kita lakukan di sini dari tadi? Kita harus segera kembali ke rumah sakit-"

"Hanya lima tahun, jae." Potong Asahi, menolehkan kepalanya dengan senyum tipis di wajahnya. "Hanya segitu masa hidup yang bertambah."

"Itu kesempatan seumur hidup!"

"Jika gagal, sama saja kembali ke awal."

"Lima tahun itu sudah seumur hidup untuk orang seperti kita!" Seru Jaehyuk, menatap Asahi tajam, ia turun dari sisi jembatan dan mulai menekan tombol ponsel untuk menghubungi rumah sakit. "Sebelum aku terkena B. Cepacia, aku segan saja membunuh orang untuk mendapatkan paru - paru, jadi jangan bertindak bodoh! Aku akan menelepon mereka sekarang-"

"JAEHYUK-"

Jaehyuk mendongak, Asahi tidak duduk di pagar jembatan beku itu lagi. Dengan jantung yang nyaris berhenti, ia mendekati pagar dengan cepat dan menunduk ke bawah, Asahi jatuh ke atas es dan membuatnya retak.

"ASAHI!" teriak Jaehyuk.

Asahi merintih kesakitan, namun setelahnya ia tertawa kecil menandakan ia baik - baik saja.

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now