They aren't Bad Boys - pt. 4

502 68 3
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Semenjak aibnya terbongkar di asrama, Asahi memilih untuk mengurung diri di apartemen Mashiho. Selama tiga hari pula Asahi berdiam diri dan sebagian besar menghabiskan waktunya untuk melamun dan meminum obatnya. Asahi terus - terusan menerima bujukan dari Jaehyuk dan juga Mashiho untuk berkonsultasi pada psikolog, setidaknya sekali, begitu juga dengan Yuta yang memaksanya, ia pun akhirnya menyetujuinya meski masih sedikit ragu dan menerima obat seperti Clonazepam.

Asahi berjalan ke arah dapur dan melihat kaleng kopi milik Mashiho yang masih utuh. Dulu mungkin Asahi akan mengambil kaleng itu dan meminta pada Mashiho agar memberikan kopi itu padanya, namun kali ini dia melewati begitu saja kopi itu dan mengambil minuman lain dari kulkas. Dokter yang ia temui memintanya untuk menghindari apapun yang mengandung kafein, maka sebisa mungkin Asahi mengabaikan minuman itu.

Asahi menoleh ketika terdengar bunyi pintu dibuka, Jaehyuk berjalan masukk dengan membawa tiga kotak bekal yang ia beli di market kampus.

"Kalian belum makan, kan?" ucap lelaki korea itu.

Asahi tersenyum tipis, ia pergi ke kamar untuk memanggil Mashiho,  mengajak untuk makan bersama.





Mashiho duduk sendirian di meja makan selagi Asahi dan Jaehyuk sibuk dengan pekerjaan mereka masing - masing, ia meletakkan sebuah buku bacaan di hadapannya, namun ia hanya menatap halaman yang sama untuk waktu yang lama. Jaehyuk berjalan mendekat entah mengapa, menyadari jika Mashiho hanya melamun di sana, ia menepuk bahunya.

"Kau tak apa?" tanya Jaehyuk.

Mashiho akhirnya berkedip dan mendongak, "Aku hanya larut dalam pikiran."

Jaehyuk berjalan ke kursi makan di hadapan Mashiho dan duduk berhadap - hadapan, "Apa yang kau pikirkan?"

Mashiho diam sejenak, ia memandang keluar jendela dengan langit yang tengah cerah. "Kesal pada diriku sendiri."

Jaehyuk hanya diam, ia menunggu Mashiho menjelaskan sendiri apa yang mengganggunya.

"Aku tak pernah bisa menolong Asahi karena aku tak ada bersamanya." ucap Mashiho, "Padahal aku sahabatnya sejak kecil." Mashiho kembali menatap Jaehyuk dan tersenyum miris. "Mengenai Keita, aku sudah tahu sejak awal jika dia berada di Universitas Tokyo. Aku sengaja tak memberitahukannya pada Asahi karena aku pikir lebih baik Asahi melupakannya, tapi aku tak pernah mengira mereka justru bertemu."

Pintu kamar terbuka dan Asahi berdiri di hadapan pintu, ia mendengar ucapan Mashiho. Jaehyuk hanya memandang Asahi, sementara Mashiho masih menundukkan kepalanya, tak berniat menatap wajah temannya.

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang