The Night People pt. 2

392 47 1
                                    

note: cerita ini tidak mengarah ke bxb, namun ada kemungkinan berubah seiring berjalannya cerita.


Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.



Sebulan berikutnya berlalu, Asahi jauh lebih sering tertawa dibandingkan sebelumnya. Ia mungkin tidak bersekolah seperti anak - anak seusianya, namun sang Ibu memberikannya buku bacaan baru setiap kali Asahi sudah selesai membaca buku lamanya dan mengajarkannya hal - hal lain seperti pekerjaan rumah.

Malam ini Ibu nya pulang dengan kelelahan, wanita itu langsung duduk begitu saja di sofa sembari memegangi pinggangnya. Asahi menghampiri dengan langkah kecil dan memeluk paha Ibu nya, mendongak dan bertanya "Eomma kenapa?"

Wanita itu hanya tersenyum lalu mengusap pipi tembam Asahi, salah satu sentuhan yang Asahi suka.

"Tidak apa - apa, hanya lelah."

Asahi mengangguk kecil dan kembali berkata, "Eomma, aku lapar."

Ibu nya masih tersenyum meski ia menghembuskan napas lelah, "Benar.. ini sudah melewati jam makan malam."

Ibu nya pun perlahan berdiri, menggandeng tangan mungil Asahi dan berjalan ke dapur.

Asahi menaiki kursi kecil di samping Ibu nya dan mengintip ke atas meja cabinet dapur untuk melihat apa yang Ibu nya buat. Ibu nya perlahan memotong tofu dan telur untuk makan malam mereka berdua. Asahi dengan rasa penasarannya ingin mencoba melakukan apa yang Ibu nya lakukan. Ia melihat ada pisau kecil di depannya, tangannya terangkat mencoba meraih pisau itu, namun Ibu nya menahan tangan Asahi dan menoleh padanya.

"Tidak boleh, itu bahaya." ucap sang Ibu, "Itu tajam."

"Tapi Aku ingin coba." ucap Asahi dengan polosnya.

Ibu nya menoleh sekilas ke arah kompor yang tengah menyala, soba yang ia masak sudah hampir masak, wanita itu mematikan kompor itu dan mengangkat Asahi untuk duduk di kursi. Ibu nya mengambil alas potong yang ia pakai, daun bawang dan pisau yang ia pakai sebelumnya.

"Ini tajam, jadi tanganmu tidak boleh terlalu dekat." Ucap Sang Ibu, membantu Asahi memegang gagang pisau itu dan menuntun Asahi untuk memotong daun bawang itu.

Asahi tersenyum manis, anak itu menemukan rasa senang dari rasa penasaran dan hal baru yang ia lakukan meskipun itu hal sederhana. Tak jarang anak itu tertawa nyaring di dalam rumah kecil itu hanya karena tengah bersama Ibu nya.






Esok hari berlalu, Asahi hanya diam berada di dalam rumah kecilnya, duduk memeluk boneka hikun nya sementara sebelah tangannya lagi menggoreskan krayon ke atas kertas. Ia mendongak untuk melihat ke arah jam, Ibu nya sebentar lagi akan pulang. Tak lama, ia mendengar pintu depan dibuka, ia berdiri dari duduknya dan berlari kecil dengan ceria.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jul 17, 2022 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum