Five Feet Apart Pt. 4

218 40 4
                                    


Dua hari berlalu, hari ulang tahun Jaehyuk, laki - laki itu duduk di kasurnya dan mendengarkan Dokter Yuto yang memberi informasi kondisi tubuh Jaehyuk setelah menjalani uji coba obat baru itu, dengan Yoonah berada di sampingnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua hari berlalu, hari ulang tahun Jaehyuk, laki - laki itu duduk di kasurnya dan mendengarkan Dokter Yuto yang memberi informasi kondisi tubuh Jaehyuk setelah menjalani uji coba obat baru itu, dengan Yoonah berada di sampingnya. 

Selama dua hari itu Asahi dan Jaehyuk dengan sengaja tidak saling bertemu, mungkin hanya berpapasan di lorong ketika membeli snack dari mesin koin makanan, lalu dengan sengaja Jaehyuk menempelkan pesan pada keripik yang ia beli dan melemparnya pada Asahi saat kebetulan laki - laki itu menoleh padanya. 'Kapan kencan kedua kita?' tulisnya. Namun Asahi hanya tersenyum dan membawa kabur keripik itu tanpa memberi jawaban.

Cevaflomalin yang diujikan pada Jaehyuk tak memberi perubahan apapun hingga saat ini, masih dengan mengantuk Jaehyuk duduk di kasurnya dan mendengar wanita dan pria itu berdebat.

Wanita beranak satu itupun menghela nafas, melipat kedua tangannya di depan dada dan meremat tangannya sendiri, "Jika obatnya tidak bekerja dengan efektif, maka-"

"Ibu- Cukup!" Seru Jaehyuk memotong ucapan sang Ibu.

Dokter Yuto dan Yoonah pun menoleh karena terkejut. Jaehyuk yang semula dengan susah payah menahan kantuknya itu kini bangun sepenuhnya dengan mata terbuka dan tiba - tiba bersuara keras.

"Aku tidak akan membiarkan Ibu memindahkanku ke rumah sakit lain lagi- tidak lagi! Aku sudah masuk usia legal, aku bisa memutuskan sendiri apa mauku!" Ucapnya, Jaehyuk cukup muak dengan hal yang sangat sering Ibu-nya ucapkan setiap kali Jaehyuk tak menerima perubahan yang signifikan pada tubuhnya.

"Maaf karena aku menghilangkan kebahagiaanmu dengan mencoba membuatmu bertahan hidup!" Seru Yoonah tak kalah tinggi, "Aku yakin aku sangat jahat dalam hidupmu- iyakan?"

"Ibu sudah tahu penyakit ini tidak bisa sembuh! Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan ini!" Seru Jaehyuk, sekilas melirik ke arah Dokter Yuto yang perlahan pergi dari adu mulut keluarga yang ia tahu tak semestinya ia terlibat.

"Kalau begitu tak usah melakukan pengobatan dan tak usah membuang - buang uang, menghentikan semuanya, termasuk mencoba, lalu apa?" Hardik sang Ibu, "Berbaring di pasir pantai dan membiarkan ombak membawamu- dan segala hal konyol lainnya?" Yoonah pun berkacak pinggang dan menatap tajam Jaehyuk, "Tapi aku- dan kau- kita tidak dalam dunia dongeng! Kita dalam dunia nyata dan harus bisa menyelesaikan-"

"Masalah." Potong Jaehyuk, "AKu sudah tahu, aku mendengarnya berulang - ulang."

Yoonah diam selama beberapa saat, mata yang sebelumnya menatap tajam itu kini bergetar menatap putranya dengan sorot lembut nan sedih, "Jaehyuk, kau putraku."

Jaehyuk masih terus menatap Ibu-nya, tak peduli dengan matanya yang kian memerah. "Lalu kapan terakhir kali Ibu benar - benar menjadi Ibu-ku?" Ucapnya, "Sejauh yang kuingat- tidak pernah."

"Jaehyuk, aku sungguh-"

"Ibu bahkan tak mengenalku." Ucap Jaehyuk lirih, "Ibu tak pernah melihat gambarku, Ibu tak tahu seniman favoritku, Ibu juga tak pernah tahu cewek maupun cowok yang pernah dan juga sedang kusukai." Jaehyuk menjeda kalimatnya, jemarinya meremas kuat pinggar kasur hingga seperai putih itu mulai lusuh, "Ibu hanya melihat penyakitku, bukan aku."

JUST A RANDOM STORY ; [Jaesahi]Where stories live. Discover now