HANCUR#13

17 4 7
                                    

Egoiskah jika aku memaksa dia untuk tetap bertahan?

~Viola Aurelia

Hayoo.. siapa yang udah nunggu UP cerita HANCUR??

Yuk langsung aja baca.. jangan lupa siapkan hatinya^^

                    __ Happy Reading __

Gadis yang sekarang ada dibelakang pohon terisak, siapa lagi jika bukan Vio. Ya, mungkin benar jika kalian bilang Vio cengeng, gadis itu meremas roknya, bahkan sampai menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi rasa sesak di dadanya.

Vio tahu tidak seharusnya egonya muncul seperti ini, Vio tahu Kak Reyhan juga berhak untuk bahagia bersama siapa saja bahkan bukan hanya dengan dirinya. Tapi tetap saja, kak Reyhan adalah pacarnya sekarang. Jika tau semuanya akan seperti ini, Vio ingin memutuskan untuk kembali ke hari-hari lalu sebelum ia menjadi pacar kak Reyhan.

"Hiks.. Hiks.."

Vio menyeka air matanya, gadis itu mendongak saat tiba-tiba seperti ada seseorang yang menyentuh tangannya yang ia tangkupkan di atas kedua lututnya.

Vio tersontak kaget, bahkan ia belum siap untuk bertemu dengan pria yang ada dihadapannya sekarang ini.

"Kak.. kak Reyhan?" ucap Vio ragu.

Pria itu malah menunjukkan senyum manisnya, Vio jadi ingat pertama kali ia bertemu dengan pria ini, yap disini. Di belakang pohon besar yang mampu menghalangi tubuh kecilnya.

"Pacan." pria itu tiba-tiba memeluk tubuh Vio, mendekapnya dengan erat.

Vio sudah lelah, bahkan dirinya mendadak lemas. Memang benar, Vio akui dirinya adalah gadis yang lemah. Gadis yang tidak dibesarkan oleh ibu kandung dan papah kandungnya. Gadis yang ditinggalkan seseorang yang sudah ia anggap ibu keduanya, dan sekarang mungkin Vio egois, ia tidak ingin kehilangan pacarnya, Reyhan.

"Hiks, hiks." Vio malah semakin menangis, entah kenapa ada perasaan sakit saat melihat wajah tampan pria itu. Reyhan yang menyadari Vio menangis segera menyeka air mata gadis itu.

"Maaf." kata itu yang keluar dari bibir Reyhan. Vio sekuat mungkin menahan agar air matanya tidak keluar.

" My Lovee?? Ih dimanasih. My lovee?" teriakan itu membuat Reyhan mendongak, pria itu segera menggenggam tangan Vio, berniat mengajak Vio ke tempat yang lebih damai.

Vio yang sudah lemas hanya menurut, gadis itu mengikuti langkah Reyhan, mencoba untuk mensejajarkan langkahnya dengan pacarnya itu.

"Huft.. huft.. aku capek kak." ucap Vio mencoba untuk menormalkan kembali deru napasnya. gadis itu menjongkokan badannya, meletakan kedua tangannya pada lututnya.

Reyhan segera berhenti, melepas genggaman tangannya dari Vio kemudian menatap Vio lekat. Jujur hati Reyhan juga sakit melihat kekasihnya kembali meneteskan air mata, apalagi jika alasan menangis itu adalah karena dirinya.

"Maaf udah buat kamu cemas."

Vio mendongak saat Reyhan mulai berbicara, pria itu membelakanginya. Vio sedikit tenang sekarang, memang dirinya sedari pagi dibuat cemas oleh kekasihnya namun sekarang ia sedikit lega, tapi untuk kejadian tadi di Pantai, Vio sedikit ragu untuk bertanya siapa perempuan yang ada disamping Reyhan.

"Kenapa kakak gak bales chat Vio?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibir mungil Vio, Reyhan menoleh kesamping saat Vio telah ada disisinya, gadis itu menatap lurus pada Pantai yang sedikit sepi.

"Maaf pacan, tadinya aku mau bales chat dari kamu, tapi hp aku mati." oke, itu jawaban dari Reyhan. Vio telah mengetahui alasan dari Reyhan. Ternyata ponselnya mati.

HANCUR Where stories live. Discover now