HANCUR #14

20 5 4
                                    

Aku bahkan tidak tahu apakah keputusan yang aku ambil ini benar atau salah, tapi aku mohon untuk kali ini saja, izinkan aku untuk berbuat sesuai egoku.

~Viola Aurelia

Duuuh, penasaran gak niiih samaa ceritanyaa,, xixi..
Dari awal udah tau dong kayanya kalian harus terus siapkan hati untuk cerita sad ini ^^

Jangan lupa tekan tombol ⭐ dan jangan lupa untuk selalu coment 🤗

Happy reading
                  
                                        ••••••

Kali ini Vio tengah terdiam di depan pintu rumah pamannya sembari terisak hebat, gadis itu terus saja mengeluarkan air bening di kedua matanya, rasa sesak itu masih ada dalam benaknya.
   Vio belum berani untuk masuk kedalam rumah pamannya itu, ia tahu pasti nanti akan ada tantenya yang selalu mengomelinya didalam dan menamparnya tanpa ada rasa kasihan, ia lelah, semua masalah yang menghampirinya begitu banyak, dan untuk kali ini ia sangat lelah.

"Mama, hiks." hanya kata itu yang terus keluar di bibirnya, seakan ia tidak bisa menemukan rasa kuat lagi untuk menghadapi semua ini.

Ting.
Satu notifikasi masuk membuat ponselnya kini berdering, pesan masuk dari tantenya.

Heh Vio, kita lagi dinner jangan lupa cuci tuh piring.
19.00

Vio sesegera mungkin masuk kedalam rumah pamannya itu, setidaknya tidak akan ada yang menyiksanya kali ini, tapi tetap saja rasa sesak itu masih menyelimutinya dan enggan untuk pergi.

Bluk.

Tanpa Vio sadari, seseorang tengah memperhatikannya dari tadi, sambil terisak dan meremas dadanya kuat.

°°°

Vio segera membersihkan diri, gadis itu kemudian melaksanakan shalat Maghrib, setelah itu entah apa yang akan gadis itu lakukan. Dan kali ini ia tengah berdiri di depan cermin, cermin yang selalu menyaksikan kesedihannya, cermin yang belum lama ini menampilkan muka cerahnya namun kali ini menampilkan wajah sedih dan mata yang sembabnya kembali.

"Sebenarnya, sejak dulu aku dipaksa untuk menyukai seseorang."

Perkataan itu terus terngiang dalam pikiran Vio, dan perkataan itu yang membuatnya sedari tadi merasakan sedih. Banyak sekali pertanyaan yang hinggap di otaknya sekarang, tentang kenapa pacarnya itu baru mengatakannya sekarang? Apa benar dirinya hanya sebagai bahan taruhan? Atau bahkan dirinya hanya dijadikan sebagai bahan pelampiasan akan masalah pacarnya itu? Dan siapa sebenarnya perempuan yang dijodohkan dengan pacarnya itu?

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, kenapa masalahnya jadi serumit ini? Kenapa disaat ia sedikit lagi akan menemukan titik terang malah terpeleset dan akhirnya terpuruk kembali di titik yang ia benci? Ya, Vio benci, Vio benci keadaan seperti ini.

"Kak Reyhan jahat, hiks." ucap gadis itu masih disertai isakan dan suaranya yang sedikit bergetar.

Tuut.tuut..

Vio menatap layar ponselnya, terdapat sebuah panggilan masuk namun tidak ada nama kontak, karena takut ada hal penting, gadis itu segera menyeka air matanya dan menggeser keatas tombol berwarna hijau.

HANCUR Where stories live. Discover now