28. Pamit

1.6K 169 81
                                    

Cha Young menyelesaikan kegiatannya, seperti nya ia akan tidur nyenyak malam ini. Setelah menjadikan dapur itu bersih kembali, ia menyusul suaminya.

"Kapth..." Cha Young menatap laki-laki itu yang sedang sibuk dengan tas nya "Kau mau pergi?"

"Eumm, kenapa diam di situ?" Vincenzo meminta Cha Young untuk masuk

"Ah, aku sudah menduga nya" Cha Young tersenyum, ia duduk di tepi kasurnya memandang badan tegap itu

Ketika pandangannya teralih, ia secepat kilat merubah ekspresi nya "Kapten?"

"Ye?"

"Kenapa memakai seragam?" Cha Young berdiri dari tempatnya

Setidaknya ia pernah mengalami dua hal, saat Vincenzo pergi dengan seragamnya jelas akan memakan waktu lama. Berbeda saat kemarin laki-laki itu meninggalkan nya memakai pakaian biasa.

Sekarang Vincenzo seperti bergelut dengan pikirannya sendiri. Haruskah ia memberikan jawaban yang jujur atau jawaban yang memenangkan istrinya saja. Ia tersenyum, mengambil langkah mendekat.

"Waeyo? Kau juga kalau pergi pakai seragam" Vincenzo menjawab pertanyaan itu setenang mungkin, paling tidak akan menciptakan komunikasi yang pelan dengan wanita cantiknya.

Vincenzo membuat Cha Young kembali duduk dan ia mengambil tempat di depannya, menjadikan paha berisi itu sebagai tumpuan tangannya.

"Berapa lama?" Cha Young langsung pada intinya "Kapten?" Cha Young belum mendapatkan jawaban.

Walaupun laki-laki itu diam, tapi saat ia melingkar kan tangannya di pinggang Cha Young dan menenggelamkan wajahnya cukup memberikannya jawaban.

"Mianhae"

"Aku tak suka mendengar nya" Cha Young merasakan matanya yang memanas "Kapten berhenti membuatku bertanya-tanya!" Teriak Cha Young bersama pecahnya tangisannya

"Cha Young-ah" Vincenzo menatapnya ia bisa melihat garis hidung sampai ke pipi yang sudah tampak merah di wajah bulat wanita itu "Aku akan ke Irak, jika aku bisa kembali hanya akan memakan waktu satu tahun"

Percayalah selembut apapun perkataan itu, sehalus apapun tangan itu mengusap kepalanya tak merubah apapun soal hati nya yang langsung teriris mendengar nya.

"Kapten kau bercanda?" Cha Young menyingkirkan tangan itu "Kapten, aku tak suka kau bercanda soal waktu" Cha Young menolak jawaban suaminya

"Cha Young-ah"

"Kau benar-benar serius?" Cha Young menyelidik pada wajah suaminya

"Eumm"

"Lalu aku bagaimana? Aku dengan siapa?  Kapten, tolong tetap dengan ku" Cha Young memeluknya

"Mianhae" Vincenzo mengeratkan pelukannya

"Aku tak ingin kau pergi, Kapten apa aku tak cukup menjadi alasanmu menolak itu? Lalu bagaiman dengan mereka?" Cha Young meletakan tangan Vincenzo ke perutnya "Mereka membutuhkan mu, dan hanya beberapa bulan lagi, bagaimana aku melewatkan nya tanpa mu?"

"Kau bisa sweetie"

"Apa?"

"Kau pasti bisa, aku janji aku akan kembali"

"Kau se egois itu? Bagaimana bisa kau menyemangati ku?" Cha Young sangat geram sekarang

"Aku tak bisa menolaknya Cha Young-ah, dari awal kita sudah mengerti kesibukan kita masing-masing bukan? Dan aku tak pernah mengeluh dengan kesibukanmu"

"Aku mengerti tapi keadaannya sekarang berbeda, Vin saat aku tau aku hamil kau tak ada di samping ku, sekarang kau mengulangnya bahkan kau akan melewatkan semuanya"

WITNESS | [END]Where stories live. Discover now