My Secrets

503 92 7
                                    

Jisung berlari tergesa-gesa dari parkiran menuju kelas nya.
Hari ini jisung terlambat, tidak. ia tidak terlambat, tetapi ia terlambat dari jam biasa ia datang.

Saat di koridor ia terus berlari dengan menundukkan kepalanya, ia merasa sedang di awasi saja dan hal itu membuat tubuhnya bergetar hebat.

Saat sampai di kelas semua atensi tertuju padanya, ia semakin bergetar, ia tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini.
Dengan perlahan ia masuk ke kelas dan berjalan menuju meja miliknya.

Ia mendudukkan bokong nya sambil mengatur nafas yang putus.
Di pandangi nya sekitar lalu matanya menangkap matahari senja nya, tatapan nya berubah sendu saat melihat tangan chenle yang di tutupi oleh perban, ia sangat merasa bersalah pada chenle.

Lalu atensi jisung berpindah ke tangannya sendiri yang sedang menggenggam sebuah kertas yang sudah di siapkan nya seperti biasa.

"Huhh..aku telat memberikan ini" ucap nya dalam hati.

"Chenle...kau mendapatkan surat lagi?" Tanya ryujin.

"Iya, aku setiap hari mendapatkan ini, entah siapa yang memberi nya" jawab nya.

"Itu bagus, kau semakin terkenal chenle" seru Lia.

"Ya tapi aku penasaran siapa yang memberikan surat ini" ucap chenle sambil melihat kertas yang ada di genggaman nya.

Jisung yang tidak sengaja mendengar itu pun menyergit kebingungan, lalu matanya pun beralih melihat chenle yang sedang memegang kertas berwarna putih.

"Siapa yang memberikan itu padanya?" Gumam nya.

"SELAMAT PAGI CHENLE"

Suara teriakan itu membuat seluruh kelas mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Ternyata sungchan yang sedang menyapa chenle dengan amat semangat.

"Pagi juga sungchan" jawab chenle dengan senyuman terbaiknya.

"Bagaimana pagi mu? Baik atau buruk?" Tanya sungchan.

"Tidak keduanya"

"Mengapa begitu?"

"Aku tidak merasakan baik pagi ini dan tidak merasa buruk juga, jadi menurut ku ini biasa saja"

"Oh begitu ya, oh chenle apakah kau mau kekantin bersama nanti?" Ajak sungchan.

"Eummm...." Chenle sedikit menoleh ke belakang, matanya bertemu dengan jisung yang sedang menatapnya dengan datar.
"Bagaimana jika lain kali saja? Aku memiliki urusan lain nanti" tolak nya dengan lembut.

"Begitu ya, baiklah tidak masalah, asalkan kau menemaniku untuk lain kali".

"Pasti, aku akan menepati janjiku"

Sungchan pun tersenyum dan mengusap rambut chenle, lalu langkah nya yang sempat terhenti kini di lanjutkan untuk menuju meja yang di duduki nya semalam.

"Hey, menyingkir dari sana, itu meja ku" tegur sungchan pada jisung si sang pemilik meja yang sebenarnya.

Tidak ada jawaban, jisung lebih memilih diam dan membaca novel nya.

"Apakah kau tuli? Aku berkata menyingkir dari sana, itu tempatku".

Masih tidak ada jawaban.

"YAK..KAU MENDENGAR KU? KAU TULI? JIKA TULI LEBIH BAIK JANGAN BERSEKOLAH, menyusahkan saja" .

Pandangan jisung kini beralih kearah sungchan yang sudah sangat emosi.

Menghela nafas lalu berdiri di hadapan sungchan, jisung sedikit tersentak saat tau bahwa sungchan lebih tinggi darinya, namun hal itu tidak membuat nya nyalinya menciut.

My secrets. (chenji/chensung)-!!Onde as histórias ganham vida. Descobre agora