1. Kenangan masa lalu

69 11 1
                                    

Happy reading♥

***

10 tahun yang lalu...

"Papa pasti marah liat nilai aku turun,"

Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun itu berjalan di bawah terik matahari dengan lesu. Seragam yang dipakainya mulai memperlihatkan beberapa keringat yang basah.

Ia menunduk melihat kertas hasil ulangan di tangannya. Jantungnya tiba-tiba berdetak dengan cepat menandakan kecemasan dan kekhawatiran yang ia rasakan.

Hasil ulangan matematikanya hari ini tak sebagus minggu kemarin. Dan itu artinya, hari ini Kayla harus mempersiapkan diri untuk menerima hukuman seperti minggu sebelumnya.

Saat mulai mendekati rumah, kaki kecilnya melangkah lebih pelan seraya berharap jika Ayahnya tidak ada di rumah. Tapi harapannya seketika pupus, pria itu kini tengah berdiri di depan gerbang dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Pa-papa?" Tanya anak itu gugup.

Melihat sang Ayah membuat nyalinya menciut begitu saja. Tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin. Sedangkan satu tangan lainnya menyembunyikan kertas itu di belakang tubuhnya.

"Mana?" Tanya Adi seraya mengulurkan tangannya.

Kayla menggeleng, "Ha-hari ini gak ada ulangan kok, Pa."

Adi menghela nafas. Dengan kasar, ia mengambil kertas di belakang tubuh Kayla hingga membuat anak itu terkejut. Kakinya melemas saat Adi mulai meneliti kertas itu.

"Papa, Kayla janji minggu depan nilai Kayla bakal lebih besar lagi." Ucapnya.

Namun seperti tuli, Adi menarik tangan Kayla masuk ke dalam rumah. Membuat anak itu berkali-kali meronta untuk dilepaskan. Tetapi ia malah semakin menyeretnya masuk.

"Papa, maafin Kayla. Kayla janji ini gak akan kejadian lagi," lirihnya seraya mencoba melepaskan cengkraman sang Ayah.

Tak mendengar, lelaki itu terus menyeretnya tanpa perasaan. Ia tak memperdulikan tangan Kayla yang mulai lecet akibat cengkraman yang terlalu kuat. Hingga akhirnya Adi menghentikan langkahnya tepat di depan tv.

"Aww... Papa, sakit."

Pria itu melepaskan cengkeramannya. Kayla pikir hari ini Ayahnya akan memaafkannya. Tetapi sepertinya ia salah, lelaki berkemeja hitam itu membuka sabuk yang dipakainya dengan raut marah yang ketara.

"Kamu harus dikasih pelajaran, baru bisa ngerti!!" Setelah mengatakan itu, ia memecutkan sabuknya tepat pada punggung Kayla. Sontak saja anak itu menjerit kesakitan meminta Ayahnya berhenti.

"BIAR TAU RASA, KAMU!!" Ucapnya seraya tak berhenti memecutkan sabuk itu.

"PAPA MAAFIN KAYLA!! SAKIT, PA!!" Jerit Kayla, tangisannya terdengar sangat nyaring. Tetapi Adi sama sekali tak peduli, ia memecutkan sabuk itu untuk ketiga kalinya.

"SAYA GAK MAU PUNYA ANAK BODOH KAYA KAMU!!" Bentaknya.

"Ampun, pa. Kayla janji gak akan ngulangin lagi kesalahan ini," lirihnya. Air matanya tak berhenti turun membasahi pipinya yang putih bersih. Hatinya merasa sangat takut saat melihat tatapan nyalang dan marah dari Ayahnya.

"APA YANG BISA SAYA BANGGAKAN DARI KAMU, KAYLA!!"

Kayla kecil semakin menjerit saat sabuk itu kembali mengenai tubuhnya dengan tidak berperasaan. Kakinya melemas seiring dengan turunnya air mata di pipinya.

Setelah puas, Adi menjatuhkan sabuknya di lantai. Ia kemudian menarik tangan Kayla menuju kamarnya. Gadis kecil itu hanya menurut sambil sesekali mengusap air matanya.

GARIS TAK BERUJUNG ✔Where stories live. Discover now