29. Permintaan maaf

9 2 0
                                    

Happy reading

***

Kedua orang itu menuruni satu persatu tangga dengan tangan saling menggenggam. Menyiratkan hubungan yang begitu dekat diantara mereka.

Bahkan senyuman dari bibir keduanya tampak menghiasi seluruh ruangan di rumah ini. Bagai kembali mendapatkan cahayanya setelah sekian lama terasa begitu gelap.

Tapi senyuman itu mendadak sirna saat Kayla mendapati Ibunya tengah berbincang dengan seorang lelaki diatas sofa. Kayla tahu betul siapa lelaki itu.

Merasa ada perubahan pada gerak gerik gadisnya, Rafa segera menggenggam tangannya lebih erat seraya menatap Kayla seolah meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Kamu kuat, sayang."

Melihat tatapan Rafa yang begitu meyakinkan, kepalanya mengangguk membuat lelaki itu tersenyum senang.

"Eh, sayang." Indah yang baru menyadari kehadiran Kayla segera beranjak dari duduknya menatap putrinya khawatir.

Sedangkan lelaki di sampingnya hanya diam menatap Kayla dengan wajah yang sedikit pucat. Tapi Kayla tidak berani menatapnya.

Kakinya melangkah mendekati kedua orang itu. Sebenarnya kaki Kayla sangat lemas, tapi Rafa terus menguatkan langkahnya dengan perlahan.

"Ma, dia ngapain disini?" Tanya Kayla tak berani menatap Adi.

"Sayang, dengerin mama dulu, ya? Kamu duduk dulu disini."

Saat Kayla hendak duduk, dua orang perempuan datang dan menubruk tubuhnya hingga dirinya sedikit terhuyung ke belakang.

"Kakak! Tania kangen banget sama kakak," Tania memeluk Kayla dengan begitu erat seolah melepaskan rindunya.

Kayla membalas pelukannya. Dalam hati kecilnya ia berkata. "Kamu adik aku, Tania."

"Aduh, maafin Tania, Non. Dari kemarin Tania emang mau ketemu sama non," kali ini suara Bi Murni yang terdengar menghiasi rumah ini.

"Gapapa, bi."

"Yaudah, semuanya sekarang kita duduk dulu. Kita bicarakan semuanya," Kata Indah yang segera diangguki oleh semua orang.

Mereka duduk di sofa empuk itu, Kayla masih setia menggenggam tangan Rafa. Lelaki itu juga mengelus punggung tangannya untuk menenangkan.

"Jadi seperti yang bibi tau, mas Adi ini adalah mantan suami saya. Kami berpisah karena sebuah alasan yang cukup berat," Indah memulai pembicaraan.

Kayla hanya menyimak dalam diam mencoba mencerna semua ucapan Ibunya itu. Begitupun dengan yang lain, semua orang sibuk memperhatikan.

"Kami berpisah karena kesalahan yang kami perbuat selama menjalani pernikahan. Saya adalah seorang wanita karir yang hampir melupakan anak dan suami saya. Saya gak pernah tahu apa yang selalu mas Adi lakukan sama Kayla."

Kayla memutar kembali seluruh kejadian di masa lalunya. Tangannya mulai bergetar dalam genggaman Rafa yang segera mengusap punggung gadis itu.

"Sekarang, papa kamu pengen minta maaf sama kamu, sayang. Mama mohon, kamu harus bisa maafin semua kesalahannya. Jangan biarkan emosi kamu mengalahkan segalanya," Indah menatap Kayla penuh harap.

Sedangkan Kayla? Gadis itu menggeleng seiring dengan air matanya yang mulai turun membasahi pipinya. Memaafkan sang Ayah adalah sesuatu yang mustahil untuknya.

Setelah apa yang terjadi, mengapa dengan mudahnya Indah memohon agar ia bisa memaafkan Adi? Apakah dia tidak tahu seperti apa menderitanya Kayla dulu?

GARIS TAK BERUJUNG ✔Where stories live. Discover now