9. Cinta, penantian dan kebahagiaan

4 5 0
                                    

Happy reading♥

***

"Hiks, nyesel gue nonton pertandingan kemarin. Kalau tau akhirnya bakal gini, gue pasti gak akan pernah mau ikut."

Sedari tadi Fira tak henti-hentinya menangis, menghabiskan hampir sepuluh lembar tissue di kamar Kayla. Karena Fira mendadak jadi pendiam sat di sekolah, jadi Kayla memutuskan untuk mengajaknya ke rumah.

"Ada apa, sih? Kenapa lo sampe nangis kayak gini?" Tanya Kayla bingung.

"Hiks, Gibran... Kayla, Gibran..."

Kayla mengerutkan keningnya, "Maksud lo apa? Ngomong yang jelas dong, gue gak ngerti."

"Hiks, kemarin waktu nonton pertandingan. Tiba-tiba ada cewek datang dan ngasih minum ke Gibran, hiks. Gibran ngenalin cewek itu ke gue, dan ternyata... Hiks. Dia pacarnya Gibran... Hiks, gue ternyata salah orang."

Tangisan Fira semakin tersedu-sedu saat ia kembali mengingat hari itu. Ia sangat malu dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa ia jatuh cinta pada orang yang sudah punya pacar?

Kayla mengusap punggung tangan Fira. Ia tidak tahu bagaimana rasanya cinta bertepuk sebelah tangan, karena selama ini kisah cintanya dengan Rafa berjalan mulus.

"Udah, Fir. Lo gak usah mikirin dia lagi, lagian gue udah bilang sama lo tunggu aja pangeran berkuda datang buat jemput lo."

Sial. Dalam keadaan mellow seperti ini Kayla masih sempat bercanda. Alhasil lihatlah Fira, tangisannya semakin pecah. Apa Kayla tidak tahu kalau dia bercanda di waktu yang salah.

Lah, kok jadi kayak judul lagu begini?

Tau deh, pusing gue.

"Lo mah malah becanda. Ini hati gue lagi hancur banget, setelah sekian lama gue nyimpen perasaan gue ke Gibran, tapi ternyata akhirnya kayak gini..." Lirih Fira, "Lo gak tau kan betapa hancurnya hati gue? Karena selama ini lo gak pernah ngerasain sakit hati. Lo gak pernah ngerasain cinta tak tersampaikan."

"Sejak kapan kata-kata lo jadi puitis begitu?" Tanya Kayla.

"Sejak gue melihat Gibran pada pandangan pertama, mendengar orang-orang membicarakan tentang kepintarannya, mencium bau tubuhnya yang memabukkan. Sejak itulah kata-kata gue jadi puitis," ucapnya.

Kayla meringis, "Kok gue jadi ngeri gini denger lo pintar berpuisi ya?"

Dengan kesal, Fira memukul Kayla dengan bantal yang ia pegang. Entah kenapa, disaat seperti ini ia masih bisa membuat lelucon!

"Lo tuh gak ngerti banget sahabatnya lagi sedih juga," kesalnya.

"Yaudah, gue minta maaf."

TOK TOK TOK

Seorang wanita membuka pintu. Tentu saja siapa lagi kalau bukan Indah. Seorang Ibu rumah tangga yang cantik, sama seperti Kayla.

"Tadi Tante denger kamu lagi nangis. Jadi Tante bawain kamu susu coklat. Katanya coklat bisa balikin mood kita."

Indah memberikan segelas susu coklat hangat pada Fira dan Kayla. Setelahnya, ia duduk bersama mereka di atas kasur. Indah dan Fira memang dekat, Fira juga sudah dianggap sebagai keluarga mereka. Jadi tidak perlu canggung lagi.

"Aduh tante, repot-repot bikinin susu. Padahal kan tante belum bener-bener sembuh," ucap Fira tidak enak.

"Gapapa, tante udah sembuh kok. Kan Kayla selalu jagain tante."

Kayla tersenyum, ia kemudian memeluk Indah dengan hangat. Indah pun membalasnya, sebelah tangannya direntangkan untuk mengajak Fira berpelukan juga.

GARIS TAK BERUJUNG ✔Where stories live. Discover now