Bali 4

6K 632 6
                                    


" bangunn dong istri cantik ku, subuhan dulu yuk sayang nya mas"  panggil Gibran manis, ia menepuk pelan pipi istrinya.

" egghhhh" Lathifa bergerak sadar.

" Nyenyak banget sih tidur nya, nyaman ya tidur dipelukan suami ganteng kayak mas" sambung Gibran terkekeh

Lathifa ikut tertawa di antara sadar dan tidak nya, ini adalah pernikahan impian nya sejak dulu, setelah pernyataan jahat sang ibu melalui surat 18 tahun lalu, Ifa menjadi jarang tersenyum, tapi sekarang? Tidurnya sangat nyaman dan tenang, tak ada lagi rasa was was akan kedatangan ayah nya yang mungkin ingin menyakitinya, ia punya pelindung kuat sekarang, suaminya, yahh suami tampan seperti yang di katakan mas gibran tadi, dan yang lebih membahagiakan lagi, suaminya pandai membuatnya tersenyum, terang saja, bahkan Lathifa belum sepenuhnya sadar dari tidur tenang nya, tapi sudah dibuat tersenyum selebar ini.

" ehh tapi kamu juga cantik sih, gimana dong ? Gak enak nih mas sama orang orang " ucap Gibran yang masih menyandar dikepala ranjang.

Lathifa sadar sepenuhnya, ia merapat dan memeluk pinggang Gibran.

" gak enak kenapa mas?" Tanya Ifa serak

" aishh " tiba tiba Gibran memukul kepalanya pelan.

" ihh kenapa dipukul kepalanya " tahan Ifa, ia menahan tangan Gibran lalu ikut duduk dan menyandar di kepala ranjang.

" mas mikir macem macem ini,  suara kamu serak gitu seksi banget loh fa" jawab Gibran konyol

Lagi lagi Ifa tekekeh " Ifa kira mas tadi pusing atau apa , jadi kenapa mas gak enak kenapa sama orang orang?" Tanya ulang Ifa.

" yahh mas gak enak fa, soalnya mas punya kesempatan jadi suami kamu yang secantik ini, kamu juga punya kesempatan jadi istri dari mas yang pengacara kondang dengan julukan paling tampan di kantor  "

Ifa cengo? Ini masih subuh, dan suaminya juga baru bangun? Kenapa  suaminya sudah berpikir se random ini.

" udah deh mas, masih subuh Masyaallah, mas mau sekalian mandi atau langsung wudhu aja"tanya Ifa bangkit

" hmm langsung wudhu aja deh kayak nya, kita juga gak ngapa ngapain kan semalem" jawab Gibran enteng.

Lathifa merona, bagaimana bisa suaminya dengan seenteng itu menjawab gak ngapa ngapain sampe harus mandi dulu sebelum wudhu, wahh pikiran Lathifa langsung ke arah sana dan menjadi gugup tanpa alasan.

" y..yaudah, mas duluan aja, Ifa bentangin sajadah dulu" ucap Ifa terbata

Gibran menatap istrinya teliti.

" kamu kenapa gitu ngomong nya? Terus itu pipinya kok kayak telor ceplok sih"

" hah? Telor ceplok?" Ulang Ifa bingung

" iyaa Telor ceplok , kemerahan gitu"

Lathifa menepuk jidatnya pasrah, entah dimana suaminya melihat telor ceplok bewarna merah, yang jelas Lathifa tau, suaminya cukup aneh untuk disebut normal.

" wudhu aja gih mas, udah yaa jangan ngomong lagi" putus Ifa

" eh nanti dulu"

"Allahuakbar, kenapa lagi  ,keburu terbit mataharinya mas" geram Ifa

" itu pipi kamu tambah merah fa, sakit gak?" Gibran mendekati istrinya dan menyentuh pipi kanan Lathifa pelan dengan telunjuknya.

" gak sakit kok, emang gini kalo subuh mas" alasan Ifa gugup

" kalo gitu........Cup"  Gibran mengecup pipi itu cepat dan berlari ke kamar mandi.

Lathifa memegang pipi kanan nya mematung, kaki nya lemas seperti jelly sekarang. Jantung nya bedetak tak karuan, ia terduduk dan menatap pintu kamar mandi, lalu tersenyum bahagia sembari berbaring gelisah di ranjang hotel mereka.

PENGACARA HALAL KU Where stories live. Discover now