shock

5.7K 630 44
                                    

" kamu tidur aja yang, ntar kalo pesawatnya udah landing,  mas bangunin " Gibran mengatur posisi Lathifa agar nyaman tidur di pesawat.

      yah, saat ini mereka sudah ada di pesawat dan take off sejak 15 menit lalu.

"  mana bisa Ifa tidur sedangkan mas sendiri kayak ada yang di khawatirin gitu"

   Gibran gelagapan, apa terlalu kentara jika ia sedang resah dan khawatir saat ini, yahh Gibran khawatir, ia khawatir akan reaksi Lathifa saat tau alasan mereka pulang ke Jakarta dan menunda Honey moon mereka.

" ahh perasaan kamu aja itu mah, mas gak khawatirin apa apa kok, istri cantik mas sok tau banget ihh" ucap Gibran sembari mencubit gemas pipi istrinya.

" Ifa tau mas lagi pura pura tenang sekarang, Ifa bisa ngerasain perbedaan sikap mas siang ini dan pagi tadi, mas juga sering gigit bibir bawah kayak lagi mikirin sesuatu yang bermasalah, ada apa mas? Kasih tau Ifa, biar mas gak perlu pura pura tenang kayak gini lagi" Lathifa menggenggam tangan kiri Gibran, ia cemas tanpa alasan melihat suaminya yang seperti ini.

" Sayang dengerin mas, kamu punya mas, punya bunda, bang Hanan, dan kak Dhira, ada Dipta juga"

Lathifa menatap bingung, kenapa tiba tiba membahas anggota keluarga suaminya?

" kita semua bisa menjadi suami, teman, ibu, abang, kakak, dan anak buat kamu, jadi inget kata kata ini yang, kamu gak sendiri, kita semua keluarga kamu, okee" Ucap Gibran sungguh sungguh, ia memegang kedua pundak istrinya dan menatap meyakinkan.

" kenapa tiba tiba mas bahas ini? Apa ini bersangkutan dengan kepulangan kita?"

" gak, kamu cuma perlu inget kata kata mas tadi, udah sini peluk mas dulu " Gibran memeluk Lathifa dari samping

" entah kenapa Ifa ngerasa ada sesuatu yang besar terjadi mas" lirih Ifa yang mampu memukul ulu hati Gibran.

    Bukanya menjawab, Gibran malah mempererat pelukan nya pada Lathifa, ia ingin menyalurkan kekuatan untuk tubuh mungil ini, juga menghindari pertanyaan istrinya yang ujung ujung nya akan memaksa Gibran untuk memberi tau alasan kepulangan mereka.

*****

" Kerumah Bunda apa Bang hanan mas?" Tanya Ifa saat mereka sudah memasuki mobil jemputan dari rumah Hanan

" Bang Hanan sayang"

Lathifa memilih diam,  dalam hati ia masih bertanya tanya sendiri tanpa menemukan jawaban seperti orang bodoh, ada apa sebenarnya ini, wajah pak Iman supir bang Hanan juga tidak secerah biasanya yang selalu tersenyum menyambut majikan nya, apa terjadi Hal buruk?

" dirumah udah rame belum pak?" Tanya Gibran ambigu

" udah den" jawab pak Iman singkat.

" rame kenapa mas?" Tanya Ifa tak menyerah

" nanti kamu tau" Gibran tersenyum dan menggenggam tangan kanan istrinya, ia benar benar tidak siap melihat air mata Lathifa nanti.

Saat mobil akan memasuki gerbang menjulang rumah Hanan, Gibran sengaja menahan kepala Lathifa untuk terus monleh kepadanya agar Ifa tidak melihat Bendera kuning yang terpasang di sisi kiri gerbang.

" lohh rame banget mas, ada acara ya?"

Gibran diam, ia keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk Ifa, Ifa menyambut uluran tangan dari suaminya, wajah Gibran berubah sendu dan  menatapnya iba,

" pak, barang barang saya biarin dimobil aja dulu , pak Iman boleh istirahat sekarang" ucap Gibran

" terima kasih ya pak Iman" sambung Ifa

PENGACARA HALAL KU Where stories live. Discover now