Kabar Baik/Buruk

5.6K 651 34
                                    


Gibran mengusap kerudung instan yang dipakai Lathifa, kekhawatiran dimatanya belum hilang. Bahkan berkurang pun tidak.

" mas pulang yang, mas gak akan ninggalin kamu sendirian lagi" lirih Gibran, sesekali ia mengecup mata indah Lathifa yang basah

Ifa tersenyumm lembut, " maaf, karna Ifa mas harus pulang "

" kamu ngomong apa? Udah pasti mas pulang, kamu sehat pun mas khawatir disana, apalagi denger kamu kenapa napa disini, mas langsung kebandara tanpa bawa baju sehelaipun, mas cuma bawa dompet sama ponsel yang"

Airmata Lathifa kembali tumpah, di satu sisi ia terharu dengan cinta suaminya, disisi lain ia sedih karna menyebab masalah pada keluarga suaminya.

" keadaan kamu gimana? Ada yang sakit?" Tanya Gibran sambil menghapus airmata yang terus mengalir dari mata Istrinya, ia tidak meminta Lathifanya untuk berhenti menangis, Gibran paham, istrinya ketakutan

" ada mas disini, dan berada disisi mas adalah tempat ter aman buat Ifa, sakit? ( Lathifa menggeleng ) sakit Ifa meluap waktu orang pertama yang Ifa lihat itu mas, Ifa gapapa mas, mas tenang aja ya" jawab Ifa menenangkan.

Gibran hampir menangis, bisa bisanya disaat seperti ini malah Lathifa yang menenangkan nya

Gibran menenggelamkan wajah nya keceruk leher Lathifa

" Mas gak tau apa yang terjadi sama mas kalau sampai kamu kenapa napa, mas bersyukur banget kamu gapapa, mas hampir nyekik pilot pesawat karna bawa pesawat nya lama banget " bisik Gibran

Ifa terkekeh pelan,, ada ada saja

Dibibir Gibran, ia tersenyum tipis mendengar kekehan istrinya, tapi dihatinya bak digali lubang besar, ia dalam situasi sulit sekarang, bagaimana kalau Lathifa tau tentang janin di rahimnya, sedangkan Gibran tidak bisa menyembunyikan kesedihan nya tentang itu.

" kenapa mukanya gitu? Mas mikirin apa?" Tanya Ifa lembut

" Gapapa sayangg" jawab Gibran tersenyum, tangan kanan Gibran mengusap perut rata Istrinyaa.

Tiba tiba pintu terbukaa, ada bunda dan  Dhira yang baru selesai menemui Dokter untuk meminta penjelasan perihal kondisi janin Lathifa, dan disusul Hanan yang baru selesai mengurus administrasi rumah sakit.

" Assalamualaikum"

" Waalaikumsalamm" sahut keduanya..

Lathifa canggung.

" Gimana keadaan kamu sekarang sayang" tanya Bunda lembut

" Ifa gapapa bund, maaf sudah merepotkann" ucap Ifa tulus.

" dek, kamu ngomong apa? Gak ada yang merasa direpotkan, kita khawatir sama kamu" sela Hanan sembari menggendong putranya

" iya faa, kamu tenang aja, kita menikah dengan laki laki dari keluarga berhati malaikat, dibanding kamu, kakak dulu lebih merepotkan, dan suami kamu? Kakak  sering merepot kan dan menganggu ketenangan nya, ini bukan apa apa" jelas Dhira tersenyum

" yangg"

" kak"

" nak"

Tegur ketiganya serentak

" gak ada yang ngerepotin, kalian semua anak dan cucu bundaaa, gak ada kehidupan yang terus sehat dan Bahagia, hal kayak gini udah biasa dan sudah seperti bumbu kehidupan, nikmatin dan jalanin aja, semuanya ada proses" jelas bunda

" bunda bener yang, dekk, pikiran kalian harus di refresh biar seger, dan soal berhati malaikat tadi? Yang kayak gitu cuma mas sama bunda aja yang, Gibran mah nggak" sahut Hanan mencairkan Suasana.

PENGACARA HALAL KU Where stories live. Discover now