Sisa duka

5.1K 609 23
                                    


"Gimana istri kamu bran?" Tanya Hanan sembari menatap lurus gerbang  raksasa rumah nya.

Yahh kedua nya saat ini duduk  di bangku taman rumah Hanan, sudah 5 hari sejak meninggalnya Uti, tapi keadaan rumah belum sepenuhnya kembali seperti semula, keramaian dirumah Hanan biasanya diciptakan oleh kekonyolan Gibran, tapiGibran kehilangan lelucon nya karna perubahan sikap Lathifa, Ifa masih berduka atas perginya Uti, ia juga merasa tidak enak atas apa yang dilakukan dikeluarga ini untuk uti dan dirinya.

" Ifa udah mendingan bang" jawab Gibran sekenanya.

Pandangan Hanan beralih ke arah Gibran, Hanan menemukan wajah sendu disana, sudah lama ia tak melihat kesenduan di wajah ceria ini.

" Ifa masih banyak diam ya?" Tanya Hanan lagi.

Gibran mengangguk lesu.

" dia masih belum bisa nangis?"

Gibran mengangguk tipis " dari awal Ifa tau kabar uti, sekalipun Gibran gak pernah liat Ifa nangis bang, Gibran gak ngerti apa yang Ifa pikirin, Ifa sering ngelamun sampai Gibran masuk kanar pun Ifa gak sadar, ifa cuma ngangguk sama geleng geleng doang kalo Gibran ajak ngobrol, dan waktu mandi nya jadi lebih lama, dia biasanya paling lama 10 atau 15 menit, sekarang hampir dua jam bang"

" Gibran khawatir sama apa yang dipikirin Ifa, dia bersikap seolah kuat ngadepin semua ini, Gibran harus apa bang?" Frustasi Gibran sembari menangkup wajahnya dengan telapak tangan.

Hanan menepuk penggung Gibran pelan, melihat ini, ia tau pasti bahwa sibungsu dalam keluarga mereka ini sudah jatuh sedalam itu kepada Lathifa, sejak awal Hanan tau, Gadis pilihan Gibran mungkin memiliki pesona tersendiri hingga membuat Gibran bertekuk lutut seperti ini, setidaknya, semenjak menikah, Gibran sedikit waras dengan tidak mengganggu Nadhira nya terus menerus.

" mas, udah siap dimeja, makan dulu yuk, Gibran juga sini" ajak Dhira mendatangi mereka

" istri Gibran mana kak?" Tanya Gibran

" mungkin di kamar kalian, tadi dia bantuin kakak masak makan malam, abis itu bilang mau mandi" jawab Dhira

" ya udah, kalian duluan aja, biar Gibran yang panggil Ifa" ucap Gibran  berjalan masuk

Gibran menuju kamarnya terburu buru, Nadhira menatap heran kenapa seterburu buru itu?

" Gibran kenapa mas?"  Tanya Dhira

" gapapa yang, mungkin Gibran gak mau istrinya kelaperan, mas juga kalo manggil kamu buat makan bakal lari kayak gitu" canda Hanan.

Dhira terkekeh " mas ihh, ketawanya gak liat situasi, kita masih berduka tau"

Hanan menatap gemas ekspresi istrinya.
" Maaf ya uminyaa Diptaa,, cup"  Hanan mengecup pipi Dhira lalu berlari ke ruang makan.

" mas Hanan ahhhhh" kejarr Dhiraaa, ia masih mendengar tawa suaminya itu.

*****

Kamar

" sayang" panggil Gibran masuk kamar

Tak ada istrinya disana,

" Ifaaa" panggil Gibran lagi, ia menyusuri kamar tapi ia tidak melihat Lathifa disana.

Gibran bermaksud melihat kamar mandi, tapi saat mendorong nya, pintu terkunci

" Lathifaaaaaaa" panggil Gibran sembari mengetok pintu kamar mandi.

Gibran melihat jam, ini sudah jam 7 malam, tidak mungkin istrinya masih mandi kan?

"  sayang? Kamu di dalem?" Panggil Gibran lagi, tapi tak ada sautan sama sekali

PENGACARA HALAL KU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang