🌾HIJRAH BAGIAN LIMA PULUH ENAM🌾🏹

12.3K 1K 8
                                    

Summer keluar dari lift dengan langkah lunglai, keputusannya mengikuti Aqueena membuat perasaan --- yang sudah ia tata untuk tetap tabah --- runtuh seketika. Dia berfikir jika adiknya Aqueena, sudah sepenuhnya mengikhlaskan kepergian kedua orang tua mereka. Namun kenyataannya tidak seperti itu. Benar kata orang-orang, ikhlas tidak semudah dan sesederhana kalimatnya.

Jangankan Aqueena, dirinya saja masih sulit untuk mengikhlaskan kematian kedua orang tuanya. Summer masih menyimpan dendam pada Damian yang ia anggap sebagai dalang dari kecelakaan pesawat jet yang di tumpangi kedua orang tuanya. Masih tidak ada bukti kuat jika kecelakaan itu disebabkan oleh Damian maupun antek-anteknya, tapi Summer tetap berfikiran jika kejadian ini ada sangkut pautnya dengan Damian.

Untuk Nichole, Summer sendiri tidak tahu apakah adik laki-lakinya itu sudah sepenuhnya ikhlas atau tidak. Dari gerak-gerik Nichole yang tampak santai seolah tak terjadi apa-apa membuat Summer mengambil kesimpulan jika Nichole sudah mengikhlaskan kepergian keduanya. Padahal tanpa Summer ketahui, di setiap  do'a malamnya, dalam sujud lamanya, Nichole tak pernah henti meneteskan air mata.

Selama ini Nichole terdiam di karenakan dirinya sedang mencoba untuk ikhlas, kenyataan dalam hati laki-laki pemilik surai pirang itu  masih kesulitan. Namun apa daya, rencana Allah tiada yang tahu. Nichole sebagai hamba hanya dapat percaya, jika setiap yang bernyawa pasti akan mati juga. Entah itu besok atau bahkan seribu tahun lagi, seseorang yang bernyawa itu akan kembali ke pangkuan sang pencipta.

Pintu lift terbuka, mata Summer sayu menatap lorong lift lantai satu mansion. Kakinya melangkah lunglai keluar, bergerak pelan menuju ruang tengah --- tempat dimana Nichole dan Aryan duduk menunggu dirinya.

Summer menghela nafas keras saat bokongnya berhasil menyentuh sofa, laki-laki itu bersandar dengan tangan kanan memijit pelan pangkal hidung. "Gimana perkembangan kasus hari ini? Apa tim BASARNAS belum memberi info kemajuan lagi?" tanyanya lirih.

"Tim BASARNAS masih berusaha. Lokasi jatuhnya tepat di perairan laut dalam, dan sudah masuk ke dalam perairan internasional juga, jadi tingkat kesulitan pencarian lebih besar karena kedalaman laut."

Summer hanya bisa menghela nafas kembali mendengar perkataan Aryan. Sudah empat hari berlalu, dan perkembangan pencarian masuk stuck di situ-situ saja. Kepalanya mendadak berat, rasanya ada batu bata dengan berat ribuan ton menghantam atas kepala.

"Ketua tim BASARNAS tadi menelfon, mereka bilang jika dalam seminggu pencarian tidak membuahkan hasil yang di inginkan, alias nihil. Mereka akan menutup kasus ini, karena memang dalam pencarian ini mereka mendapati kesulitan juga." Nichole membuka Ipad mahal yang tadi ia simpan di atas meja kaca. Jarinya bergerak ke atas, men scroll layar  lpad hingga mendapatkan berita yang ingin ia tunjukkan kepada Summer. Berita tentang pergerakan Damian di bandara beberapa jam yang lalu.

"Daniel kirim berita ini tadi pagi ke gue, di sana ada artikel yang bilang Damian datang ke London Heathrow." Summer menerima Ipad yang di sodorkan Nichole, matanya bergerak cepat seolah sedang memindai. Laki-laki itu membaca satu demi satu kalimat dari artikel berita berbahasa inggris itu teliti.

"Ada juga berita yang bilang kalau Damian mengambil penerbangan ke Amerika, tapi yang ini masih belum pasti. Karena beritanya hanya di dengar dari mulut ke mulut. Daniel bilang berita itu dia dengar dari salah satu anggotanya di FBI."

"Berarti ada kemungkinan jika Damian datang ke sini." Pernyataan Aryan membuat Nichole maupun Summer menoleh ke arahnya, dahi keduanya berkerut saat mendapati Aryan menampilkan sikap santai. Kepalan tangan laki-laki itu bergerak memangku dagu dengan siku ia topang pada paha. "Saya merasa jika Damian sengaja memesan tiket pesawat tujuan Amerika, setelah itu dia bakalan terbang ke Indonesia dari sana. Dia sengaja menggunakan taktik ini untuk mengecoh."

HIJRAH [TAMAT]Where stories live. Discover now