🌾HIJRAH EKSTRA SATU🌾🏹

17.1K 1.1K 28
                                    

Buat readers aku yang rela spam komen pake tiga akun biar aku cepat update PutriAyuKristianaSa2 makasih banyaaaaaaak ...

Chapter ini aku dedikasikan buat kamu. Btw, besok semangat daringnyaaaa.

Btw, bantu periksa typo ya konkawan.
Btw di Medan lagi Ujan, tapi syukur aku udah sampe rumah. Haha.

:

"

Kyai, kami izin pulang hari ini." Sebuah suara dari pasangan yang baru masuk ruang makan pagi itu membuat semuanya menoleh.

"Loh, cepat banget pulangnya. Gak nginap lagi gitu, sehari lagi." Kyai Akbar menanggapi sopan.

Pasangann itu saling tatap, kemudian dengan sungkan. Si pria berujar sopan dan penuh ke hati-hatian, "saya harus mengajar sore ini, Kyai. Dan Reina juga harus cek ke dokter kandungan hari ini."

Kyai Akbar tampak mengangguk-angguk. "Begitu toh. Yo wes lah, tapi kalian sarapan bareng-bareng kami ya."

Pasangan suami istri itu hendak menolak, tapi perkataan Kyai Akbar selanjutnya membuat mereka tak bisa menolak. "Jangan sungkan. Ikut sarapan aja, anggap Kyai ayah kalian."

Akhirnya, kedua pasangan itu menduduki kursi kosong berhadapan dengan si kembar Summer dan Nichole.

Mereka makan dalam hening, sesekali akan terdengar celotehan Laskar yang menolak suapan makanan dari Nisa.

Hingga, si pemeran utama hari ini menuruni tangga dari lantai dua. Seruan panjang Summer membuat semua orang menoleh. Tak terkecuali pasangan suami istri yang ikut sarapan bersama pagi ini.

"Yuhuuu ... manten baru kita keluar woi. Gimana malam pertamanya? Lo udah di jebol 'kan, Queen?" Seruan serta pertanyaan nyeleneh dari Summer membuat Aqueena mendengus. Perempuan yang masih gadis itu berjalan cepat menuju Summer berada kemudian tanpa ampun menggeplak bahu kakak pertamanya itu keras.

Laki-laki itu meringis, menahan sakit yang teramat di bahu kirinya. Aqueena tak peduli, kakaknya ini memang tak punya malu. Apa sopan bertanya begitu di depan keluarga besar, apalagi Aqueena menyadari ada dua orang luar --- yang mungkin tamu Kyai Akbar --- ikut sarapan bersama mereka.

"Mulut itu di filter dikit dong, Kak!! Ini nih, penyakit kelamaan jomblo. Bicaranya jadi nyeleneh," ucap Aqueena kesal. Terkadang perempuan itu masih tak habis pikir, bagaimana bisa manusia modelan Summer begini mampu bertahan hidup di dunia.

"Tapi jangan main geplak juga lah dek, sakit ini." Summer mendengus masih sambil mengusap-usap heboh bahu kirinya. "Lagian salah apa nanya begituan? Kan elu adek gue."

"Ya salah lah, bego. Ka ..."

"Queen, bahasanya." Interupsi dari Aryan membuat Aqueena manahan ucapannya. Andai tidak ada suaminya di ruang makan ini, bisa di pastikan Aqueena bakalan ngejadiin Summer sambel pecel lele saking gregetannya.

Menghela nafas pelan, Aqueena menatap tajam Summer. Membuat isyarat dengan jari jika dia akan membuat perhitungan pada laki-laki itu kalau berulah.

Mendudukkan diri tepat di samping Aryan, Aqueena membalik piring. Memasukkan nasi serta lauk pauk, kemudian memberikannya pada Aryan. Setelah itu, barulah ia mengisi piringnya sendiri.

Dalam hadis dari 'Abdullah bin 'Umar radhiyallahu 'anhu, di dalamnya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda:

"... seorang istri bertanggung jawab terhadap rumah suaminya, ia akan ditanya (di akhirat) tentang semua itu..." (HR. Bukhari no. 893, Muslim no. 1829).

HIJRAH [TAMAT]Where stories live. Discover now