10. SAINGAN KEDUA?

2.9K 251 20
                                    

•••

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

•••

"Kang Bargi!! Teh Vana, Kang!"

Bargi yang sedang menyalakan api unggun dibawah fly sheet yang lumayan besar menoleh, memandang Wanda bingung. "Dia kenapa?"

"Teh Vana hilang, Kang. Teh Vana gak ada di bivak!" Wanda panik sekaligus merasa khawatir pada kakak tingkat yang menjadi teman seangkatannya itu.

"Kok bisa?" tanya Bargi.

"Tadi, pas hujan kan pada dibivak masing-masing. Jadi aku nggak tahu, Kang."

"Kalian teledor?"

"B-bukan gitu, Kang. Tapi tadi sumpah lagi besar banget hujannya. Kita juga lagi di bivak masing-masing jadi gak sempet ngecek. Iya kan, Nad?" Wanda melirik Nadia dan langsung diangguki perempuan itu karena memang begitu adanya.

Bargi berdiri, melipat tangan di depan dada. "Seharusnya kalian jaga temen kalian. Gimana, sih? Kalo udah gini mau gimana? Gimana kalo ternyata Savana turun sendiri?"

"Kok akang ngomongnya gitu?" tanya Nadia makin khawatir.

"Ya, soalnya dulu temen angkatan gue juga gitu pas Diklat. Dia nekat turun sendiri ke bawah."

"Kang, gimana dong..." Wanda dan Nadia saling pandang, takut, panik, bercampur jadi satu.

"Ada apa?" tiba-tiba Argo sudah datang menghampiri mereka. Memandang kedua teman Savana penasaran.

"Anu, Kang... Savana hilang,"

"Hilang gimana?"

"Tadi, pas hujan besar kita langsung ke bivak masing-masing, terus aku yakin banget kalo udah pada di Bivak semua. Tapi, tiba-tiba ... pas barusan Kang Bargi nyuruh kita buat evaluasi ke bawah fly sheet, aku mau nyamper Savana ke bivak tapi nggak ada. Cuma ada Nadia di bivak sampingnya."

"Terus sekarang gimana? Seharusnya kalian tahu, itu teman kalian." Argo sudah mulai bicara dengan nada agak tinggi. Anehnya, baik Wanda maupun Nadia seolah tidak melihat raut khawatir pada wajah-wajah seniornya itu. Apakah ini sepele bagi mereka?

"Ya udah, sekarang kumpul dulu semuanya. Cari yang hangat biar gak dingin, kita evaluasi dulu." tukas Argo seraya menjauh dari sana, terlihat mengobrol dengan para senior yang lain.

Nadia duduk di matras yang disediakan di bawah fly sheet, begitu pula dengan Wanda namun mereka masih sama-sama belum paham kenapa Savana hilang tidak ada di Bivak.

Ditengah menikmati api unggun, Wanda dan Nadia tak bisa tenang karena teman mereka yang tak ada kepastian. Nadia yang kebetulan duduk di dekat Angga sang Ketua regu mengikut pelan lengan cowok itu.

"Angga!" desisnya pelan, namun penuh penekanan.

"Kenapa?" Angga ikut berbisik karena takut kena semprot jika ketahuan mengobrol.

Jenggala (Proses Terbit!)Onde histórias criam vida. Descubra agora