12. PELUKAN HANGAT

3K 258 18
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Angga membuka mata saat melihat teman-temannya yang masih tertidur pulas, bahkan sampai ada yang mengorok saking capeknya kegiatan selama satu minggu itu.

Angga membuka penutup bivak, melirik ke luar dan ternyata masih malam. Tapi cowok itu khawatir jika mereka kesiangan dan memilih untuk membangunkan teman-temannya.

"Bangun, dak."

"Hoam, jam berapa sih, Ga? Masih malem,"

"Nggak, gue yakin ini udah jam tiga. Cepetan bangun, gercep ya. Bagi tugas."

Angga langsung membereskan sleeping bag-nya dan keluar dari Bivak, menyiapkan perapian untuk memasak. Beberapa anak cowok yang lain sudah ikutan keluar dari bivak, mencari kayu bakar dan juga daun-daunan untuk tambahan bahan makanan.

"Wih, tumben gercep, nih." Bargi tiba-tiba datang dari arah tenda panitia dengan headlamp di kepalanya, melipat kedua tangan di depan dada dan memandang calon anggota muda.

"Eh, iya Kang, hehe," Angga segera menghentikan kegiatan dan mendekati Bargi, jaga-jaga takut ada pesan yang disampaikan cowok itu. "Ada apa, Kang? Ada instruksi?"

"Oke, untuk saat ini kalian gak perlu masuk banyak tumbuhan, makanan terakhir ini spesial panitia yang masak. Jadi, fokus saja persiapan sama bikin nasi,"

Savana segera berbisik pada kedua temannya. "Feeling gue gak enak,"

"Iya, takutnya panitia masak yang engga-engga nih," sahut Wanda pelan.

"Sstt gak boleh suudzon gitu, gak baik tahu," timpal Nadia.

Angga mengangguk paham.."Oh gitu, oke Kang makasih banyak informasinya,"

"Ya udah lanjut," kata Bargi seraya melirik Savana sebentar dan berjalan meninggalkan Bivak mereka.

"Siap, Kang, terimakasih." Angga tersenyum. "Ayo semangat kerjanya, setelah ini kita makan enak!"

"Yok semangat!"

Tak lama, Bagi kembali dengan membawa beberapa masakan seperti sosis, kornet, telor dadar dan makanan normal manusia lainnya dengan di bantu beberapa panitia lain, termasuk Argo. Sialnya, jantung Savana langsung berdetak kala melihat wajah cowok itu bahkan dalam gelap sekali pun. Secepat itu dia melupakan ke-brengsekan Bargi.

"Instruksi. Kumpul dulu semuanya," kata Argo membuat seluruh kelima belas calon anggota muda merapatkan barisan.

"Berhubung kalian sudah kerja keras di minggu ini, panitia akan ngasih apresiasi. Tapi, jangan senang dulu. Ingat, perjalanan kalian masih panjang."

"Wah, ini buat kita semua, Kang?" tanya Farhan ragu, takutnya nanti setelah makan kena hukuman lagi.

"Iya. Tenang aja, gak ada jampe-jampe pelet jimat segala macem, makan aja."

Jenggala (Proses Terbit!)Where stories live. Discover now