EXTRA PART

4.4K 216 99
                                    

Hallo! Wkwkkwkw aku datang lagi di cerita ini. Masih ada yang nyimpen gak yaaa?

Awalnya udah kepikiran sih buat nulis extra part ini, soalnya kek kurang greget gitu endingnya ehehe tapi belum kesampaian karena kemaren-kemaren uda mulai kuliah offline dan males ngetik haha. Dan berhubung lagi banyak pembaca baru meskipun ada yang salah lapak, isokeeyy aku tetep seneng kok wkwk. So, aku bikin extra deh!

Mohon maaf kalau banyak kesalahan dalam penulisan atau kejadian dalam cerita, karena aku gak terlalu tahu seputar agama Katholik. Salam toleransi!🤩

Selamat membaca! Hihi<3

Selamat membaca! Hihi<3

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

••

Savana sedang memperhatikan dua lelaki, yang satu lelaki dewasa, dan satu lelaki kecil berumur sekitar 3 tahun. Perempuan itu duduk memperhatikan dua lelaki kesayangannya tertawa, ia ikut tersenyum. Rasanya sangat bahagia bisa bersama dengan mereka.

Sampai matanya menangkap siluet seseorang yang nampak familier, laki-laki itu nampak sedang memberikan penjelasan pada beberapa anak kecil di sana.

Mata Savana dan mata lelaki itu bertatapan, seketika Savana sedikit kaget.

Itu dia....?

Lelaki itu nampak tersenyum, seolah menutup pengajaran, pamit pada anak-anak itu dan berjalan ke arahnya. "Savana?"

Savana mendongak, rasanya sudah lama ia tidak melihat lelaki di hadapannya. "E-eh? Kang Argo?"

Lelaki itu tersenyum semakin lebar. "Hai. Apa kabar?"

Savana balas tersenyum. "Alhamdulillah baik. Kamu sendiri gimana?"

Rasanya masih tak menyangka bisa bertemu lagi, karena setelah lulus Savana sibuk dan jarang mengikuti kegiatan Palawa.

"Baik juga. Kamu nikah beneran gak ngundang aku ya. Tapi kayaknya kamu bahagia sama dia," Argo melirik dua laki-laki yang sedari tadi di pandangi Savana dari kejauhan. "Itu anak kamu? Syukurlah. Kadang saya inget waktu kita dulu, saling perhatian, saling luangin waktu satu sama lain. Jujur, saya rindu."

"Iya hehe, waktu itu intimate wedding. Rindu?" tanya Savana. Plis, ia tak ingin Argo membahas yang sudah selesai karena takut goyah. Meskipun ia juga sudah jatuh cinta berkali-kali pada suaminya yang sekarang.

Argo mengangguk-angguk. "Iya, rindu kita dulu. Tapi ngeliat kamu bahagia kayak sekarang, udah cukup buat saya lega."

Savana hanya tersenyum seraya memandang anak dan suaminya yang sedang bermain. Iya, dia sudah bahagia. Benar ternyata, meskipun tanpa Argo, ia masih bisa bahagia.

Jenggala (Proses Terbit!)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt