37. ARGO, JENGGALA, & SAVANA

1.9K 159 47
                                    

•••

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

•••

"Alhamdulillah, baik kok Bu. Di sini Faaz bahagia hehe. Mami, Papi, Bang Argo, semuanya baik. Ibu gimana kabarnya?"

Faaz yang sedang bertelepon dengan seseorang di sebrang sana menoleh saat tiba-tiba pintu kamarnya di buka, Argo menyembul dibalik pintu. "Boleh masuk?"

"Em, Bu. Sebentar, ya? Ini Bang Argo kayaknya ada perlu, nanti Faaz telepon lagi. Sehat-sehat ya Bu, makasih udah rawat Faaz sampai Faaz bisa di sini, iya Bu, baik. Waalaikumsalam."

"Kenapa, Bang?" tanya Faaz setelah mematikan telepon, membenarkan posisi duduknya.

Argo yang baru saja masuk ke kamar Faaz ikut merebahkan diri di sana, membuat Faaz memandangnya bingung. "Ada masalah?"

Argo menghela napas. "Biasa."

"Savana lagi?"

"Iya."

"Kenapa lagi? Mami?" tebak Faaz.

Argo menggelengkan kepala sebagai jawaban.

Faaz mengernyit. "Terus?"

"Gak tahu, bingung. Gue sama Savana baik-baik aja kayak pacaran tapi enggak pacaran, Az. Itu ganggu banget buat gue. Padahal sebelum ketemu dia gue baik-baik aja tanpa terlalu kenal cewek." Argo memandang langit-langit kamar Faaz.

"Maksudnya?" tanya Faaz, belum paham.

"Maksud gue, gue ngerti banget kalo keputusan gue sama dia buat udahan itu udah baik. Tap--"

Belum sempat Argo melanjutkan kalimat, Faaz memotong. "Hah? Kalian putus?"

Mau tak mau, Argo jujur semuanya. Karena hanya Faaz tempat curhat yang paling mengerti dia. "Semua orang gak tahu, Az. Bahkan Mami. Mami taunya gue masih sama-sama padahal udah hampir dua minggu putus. Anak-anak Palawa juga masih ngira gue sama dia."

"Kenapa?" tanya Faaz penasaran. Padahal Argo kemarin-kemarin masih kekeuh untuk mempertahankan hubungannya.

"Gue sadar, bahwa emang hubungan gue sama dia kayak gak ada ujungnya. Mungkin juga... buang-buang waktu? Maksudnya, gue sama dia cukup jadi teman aja kayaknya. Kalo untuk jadi pacar kayak kemaren ujungnya juga malah jadi mantan, kan? Nambahin mantan aja,"

Faaz menepuk bahu saudaranya itu. "Akhirnya, lo udah ngerti ucapan Mami, itu juga buat kebaikan lo, kan?"

"Lo bener. Ikutin alurnya dan gue bakal ngerasain sendiri."

Jenggala (Proses Terbit!)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora