Awalnya Savana bertekad untuk naik gunung karena ingin membuktikan pada mantannya bahwa ia bisa. Ia tidak ingin diremehkan.
Sampai ia ikut organisasi Pecinta Alam di kampusnya, dan bertemu dengan Argo Jenggala--si Ketua Palawa yang mengajarkannya b...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tring!
Savana yang sedang berbaring di brankar dengan pakaian biru khas rumah sakit dan selang infus yang menempel ditangannya meraih ponsel, melihat siapa pengirim pesan itu. Saat melihat namanya, darahnya otomatis berdesir.
Kang Argo Sa Gimana?
Savana Gimana apanya, Kang?
Kang Argo Sekarang gimana, udah baikan?
Savana Oh hehe, udah kok
Kang Argo Gue denger sampe masuk rumah sakit Apa iya?
Savana Iya hehe, ini lagi dirawat. Kemarin sempet pingsan gitu, beberapa bagian badan aku bengkak
Kang Argo Ya Tuhan
Mata Savana membaca kembali balasan dari Argo, sekarang Savana melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa memang sepertinya ada perbedaan antara dirinya dengan Argo.
Savana Gak nyalahin siapa pun Kang, ini emang gue nya juga yang lemah sih
Kang Argo Bisa share lok?
Savana Emm, gimana ya kang
Kang Argo Plis gue gak bakalan bilang lo lemah, Sa. Boleh, ya? Gue ngerasa bersalah banget
Savana Ya udah sebentar 📍Lokasi
Kang Argo Oke, otw.
Savana Hati-hati, Kang
Savana menutup ponsel, kembali berbaring di brankar, tiba-tiba saja hatinya berdetak, sepertinya ia memang benar-benar sudah jatuh cinta pada ketua Palawa itu.
Di sisi lain, Argo dan Dewan Pengurus Palawa yang lain beri selesai mengadakan rapat.
"Savana di rawat di rumah sakit." Argo menutup ponsel seraya berbicara kepada teman-teman organisasi-nya.
"Hah? Segitunya?" Bargi refleks menyahut.
"Iya, gue mau ke sana. Ada yang mau ikut?" Argo segera mengambil jaket parasitnya yang menggantung di sekretariat.
Lena selaku sekretaris Palawa mengacungkan tangan. "Gue ikut."