35. PENGEMBARAAN & PERDAMAIAN

1.6K 147 44
                                    

Yuhuuu, siap mendaki ke gunung Gede Pangrango lewat cerita? Gaskeun!

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Yuhuuu, siap mendaki ke gunung Gede Pangrango lewat cerita? Gaskeun!

Jangan lupa vote dan komen hihi, selamat membaca rekan-rekan🤩

•••

"Udah siap?"

Savana yang baru menaikan carrier ke punggung menoleh, mendapati Bargi di sana. "Menurut lo?"

"Oke. Sip. Yang masuk Divisi Gunung Hutan cuma 6 orang ya. Lo, Nadia, Farhan, Angga, Raka, sama Wanda."

"Hm,"

"Gue sama Surya bakalan nemenin pengembaraan kalian. Lo tau itu, kan?"

"Terus?" sahut Savana acuh.

"Kenapa pilih gunung Gede? Gue gak tanggung jawab ya kalo misal lo kenapa-kenapa." kata Bargi.

Savana tertawa kecil. "Santai aja, Gi. Sebelum pengembaraan gue udah sempet ke Cikuray sama Papandayan kok. Ada sedikit gambaran gimana cara pilih pijakan yang bener, Argo juga ajarin beberapa hal. Dikit-dikit udah bisa hilangin alergi dingin, udah gak terlalu gatel kayak dulu."

"Bagus. Ada peningkatan."

"Tapi ini bukan karena lo lagi, ya! Gue udah bodoamat, gak perlu buktiin ke lo karena lo akan tau sendiri nanti kalo gue bisa."

Bargi terkekeh. "Iya Van iya, gue juga udah lupain semuanya dan gue minta maaf untuk beberapa hal atau tingkah laku yang nyakitin. Damai?"

Savana tertawa dan mengaitkan jari kelingkingnya. "Damai."

"Gitu dong dari dulu, kan enak."

Savana mendengus, namun tertawa juga. Tanpa sadar itu membuat Argo yang tadi sedang bersiap untuk memberikan pengarahan memalingkan wajahnya.

•••

Savana sudah bersiap untuk naik ke mobil yang dibawa Bargi, saat Argo tiba-tiba meraih tangannya membuat Savana menoleh.

"Hati-hati, okay?"

Savana menatap Argo yang tersenyum di hadapannya, membuat Savana mengangguk dan balas tersenyum. "Iya, Kang. Pasti. Apalagi gue pake carrier lo, gue pasti hati-hati, kok!"

"Anak pinter." Argo mengacak rambut Savana membuat perempuan itu merasakan darahnya berdesir.

"Kang..."

Jenggala (Proses Terbit!)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant