3. Pesona Sang Manager

577 103 2
                                    

~~~


Jiyoung baru tiba di base camp, ia baru keluar dari kelas terakhirnya saat hari sudah sangat gelap. Ketika ia sampai, mendapati beberapa anak duduk di ruang tengah dorm, sedang menonton televisi.

"Selamat malam Sunbae, kau mendapat kelas sore rupanya," seorang pemuda menyapanya, Jiyoung mengangguk, tak mendapati ketiga biang masalah itu.

"Aku masuk dulu ne," Jiyoung berpamitan dan segera berjalan menuju ke kamarnya. Kamar pribadinya selama di dorm ini terletak paling sudut, dekat dapur. Sengaja Jiyoung memilih kamar di sana karena ia paling sering terbangun dan kelaparan di tengah malam.

Selesai mandi, Jiyoung memakai piyama berwarna ungu mudanya. Sedikit kesal dengan ukuran piyama yang lebih besar dibanding badannya ini. Piyama ini hadiah ulang tahunnya dari Yerim. Lihat saja bahunya sampai turun saking lebarnya, ini ukuran untuk orang dengan pundak selebar 49 sampai 50 sentimeter, sedangkan Jiyoung? tubuhnya bahkan bisa dibilang kurus, tentu saja baju ini nampak kebesaran, tangan dan mata kaki Jiyoung saja tenggelam.

Masih menggerutu tentang pakaiannya, pemuda itu segera keluar. Ia sudah makan di kampus, saat ini ia sedang berkirim pesan dengan pelatih Kang serta beberapa petinggi club. Seharusnya Jiyoung tahu jika club sepak bola milik universitasnya ini bukan seperti tim sepak bola pelajar kebanyakan. Ini benar-benar serius.

Mereka membina mahasiswa yang berbakat menjadi atlet. Meski bukan sekolah sepak bola, tapi mereka mendatangkan pelatih terbaik dan para anggota club adalah para pemuda dengan skil bermain bola yang luar biasa.

Jiyoung kerap mendengar jika tim universitasnya sering memenangkan turnamen antar universitas se-Korea Selatan bahkan pernah mengalahkan tim dari negara lain pada turnamen antar mahasiswa se-Asia Timur.

Kompetisi kali ini adalah kompetisi tahunan yang diadakan untuk menjaring pemain bertalenta yang diadakan oleh Asosiasi Sepak Bola Korea. Di mana nantinya para pemain ini akan dipanggil untuk bermain di tim nasional dalam event internasional.

Jiyoung terlalu larut dengan kegiatannya sampai kemudian ia merasa cukup mengantuk. Mendapati ruang tengah telah sepi. Tak ada jadwal latihan hari ini, semua anak diharuskan beristirahat. Jiyoung sendiri memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya.


Setelah lelah menatap layar ponsel, pemuda bertubuh kurus itu memutuskan untuk tidur saja. Entah berapa lama ia bebaring, ketika matanya nyaris akan tertutup, suara ketukan di pintu membuat pemuda itu terkaget. Dengan malas ia beranjak lalu membuka pintu.


"Jin ah, kau ...." sosok di depannya menghentikan kalimatnya, Jiyoung sendiri terkejut ketika sosok tinggi dengan wajah yang kerap berekspresi sinis namun sayangnya sangat tampan ini telah berdiri di depannya.

Ia berdiri di sana dengan ekspresi yang sulit dibaca, melihat penampilan sang manager yang cukup wah, leher piyama yang turun ke bahu, membuat bahu ramping dan mulusnya terekspos, rambut yang acak-acakan, bibir mungil berwarna merah yang mengerucut entah kenapa.

Orang itu menelan kasar salivanya sebelum kemudian tersadar dari keterpakuannya, "bagaimana kau? bukankah ini kamar Jin dan Yunseong?" Pemuda itu bertanya dengan suara sedikit terkejut. Tatapannya menyapu dari kepala sampai ujung kaki Jiyoung. Membuat Jiyoung yang awalnya juga sempat terkejut menjadi gugup seketika.

Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now