6. Trauma

598 102 0
                                    

~~~


"Hyung, kau tidak khawatir jika manager kita akan datang ke sini?" Jisoo bertanya di antara suara dentuman musik. Untung unit apartemen mewah milik Gray Hwang ini kedap suara, jadi kebisingan yang mereka buat tidak mengganggu orang lain di sekitar.

"Huh? Kau pikir Lee Jiyoung itu peramal atau semacam dukun, bisa tahu ke mana kita akan pergi?" Jasper menjawab dengan santai, seorang gadis cantik di dalam dekapannya, menyuapinya potongan black forrest.

"Perasaanku tidak enak," Jisoo berkata pelan, suaranya teredam dentuman musik. Gray di sana menggila. Ia menari meliuk-liuk dengan beberapa gadis dan pemuda. Axel hanya menggelengkan kepalanya demi melihat kelakuan pemuda itu. Gray dan ketiganya berteman sejak mereka kerap berkumpul di club malam. Tak lama memang, tapi karena datang dari kalangan yang sama, mereka jadi cepat akrab.

"Gray itu masih sama saja, bisa bermain dengan pria ataupun wanita!" Axel berkata dengan nada tak habis pikir. Jisoo mengangguk setuju.

"Kupikir ia cenderung menyukai laki-laki, tapi kudengar semasa sekolah, ia pernah bermasalah karena hubungan sejenisnya itu!" Jasper berkata tentang apa yang didengarnya, sementara tangannya merayap ke balik dress ketat si gadis, membuat gadis itu melenguh manja. Jisoo hanya menatap malas.

"Kenapa kalian tak memilih? lihat, Gray hyung sudah memesan banyak gadis cantik untuk kita semua!" Jasper berkata dengan nada aneh, Axel dan Jisoo sama-sama berdecak malas.

"Mereka semua bukan tipeku!"--Jisoo

"Hmm, juga bukan tipeku, tipeku sekarang sudah bergeser!"--Axel

Jasper menegakkan duduknya, membuat tubuh si gadis lepas dari dekapannya. Kini ia menatap serius kedua sahabatnya itu.

"Jangan bilang kalau tipe kalian berdua sekarang ... Jiyoung sunbae?"

"Ne, kau benar, Hyung!"

"Tepat sekali Jasper ah!"

"Yakk, kenapa harus dia?"


*****


Jiyoung memasuki gedung apartemen megah di kawasan strategis Gangnam Hills itu. Siapa pun tahu jenis manusia apa yang mampu tinggal di kawasan elit semacam ini. Tentu saja, mengingat Gray Hwang bukan anak orang biasa, takkan heran mendapati ia tinggal di tempat seperti ini. Sebuah kawasan hunian kelas atas yang berada di bukit cantik dengan kemegahan fasilitas yang memanjakan para penghuninya.

Tapi mengingat siapa orang yang tinggal di sini juga, Jiyoung sama sekali tidak tertarik! Ia lebih baik tinggal di gubuk reyot dan menjadi gelandangan daripada harus berurusan dengan orang semacam Gray Hwang itu.

Cukup dulu, lima tahun yang lalu Gray menghancurkan dirinya, merusak indahnya mimpi masa mudanya dan membuat Jiyoung kehilangan rasa percaya dirinya sendiri, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain dan kepercayaannya terhadap sesuatu yang disebut 'cinta'.

Jiyoung memandangi suasana malam kota Seoul dari kaca lift di mana ia saat ini berdiri. Lift bergerak naik ke atas. Suasana malam dan hamparan kota Seoul di bawah sana nampak cantik gemerlap. Namun sayang, itu tak segemerlap suasana hati seorang Lee Jiyoung.

Sudah lima tahun ia menutup diri terhadap perasaan suka, tertarik ataupun kagum pada seseorang. Meski Jiyoung selalu kacau terhadap pria tampan, tapi ia tahu jika pria-pria tampan itulah yang akan menghancurkan dirinya. Ia tak dekat dengan siapa pun selain Yerim. Meski ia mengenal Ahjae dan beberapa yang lainnya, itu hanya sebatas tahu dan bertegur sapa ala kadarnya. Jiyoung tak pernah ingin dekat dengan mereka.

Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now