14. Ketika Cinta Dihadapkan Pada Ujian

636 73 3
                                    


~~~

Beberapa waktu berlalu.

Jasper menatap punggung kurus yang duduk membelakanginya itu. Di sore yang tenang ini, Jasper meminta izin dua yang lain untuk membawa Jiyoung pergi ke sebuah villa milik kakeknya yang terletak di kawasan perbukitan, di luar kota Seoul. Jasper hanya ingin membicarakan hal ini dengan Jiyoung.

"Kau ingin bicara, bicaralah Jasper ah!" Jiyoung berkata tanpa menoleh. Ia duduk di sebuah kursi kayu, menghadap ke arah lembah dengan danau cantik di bawah sana. Jasper mendekat, berdiri di belakang sang kekasih.

"Kenapa kau begitu ragu? apa kau tidak mempercayaiku?" Jiyoung kini menoleh padanya, menemukan sepasang mata tajam itu menatap padanya.

Jasper Jung sangat tampan. Rasanya tak akan cukup waktu yang Jiyoung punya hanya untuk mengagumi ketampanannya. Dan Jiyoung merasa teramat beruntung bisa memilikinya.

Tapi saat ini entah kenapa, Jiyoung merasa ada yang aneh dengan kekasihnya ini. Ia merasa Jasper menyimpan sesuatu darinya dan itu ia pendam sendiri. Seperti sesuatu yang begitu berat dan membuatnya tertekan.

Srettt!

Tiba-tiba Jasper telah bersimpuh di depan kakinya. Jiyoung terkejut akan pergerakan tiba-tiba sang kekasih. Jasper menatap padanya dengan tatapan seribu arti yang sukar untuk ditebak.

Greppp!

Ia meraih kedua tangan Jiyoung dan mengganggamnya. Meremas telapak tangan serta jemari pemuda berparas manis itu.

"Hyung, apa kau percaya jika aku sangat mencintaimu?" Jasper bertanya pelan. Jiyoung sedikit heran dengan pertanyaan Jasper. Meski mereka baru jadian selama kurang lebih tiga bulan ini, tapi Jiyoung bisa merasakan jika ketiga pemuda itu benar-benar mencintainya.

Mereka selalu berusaha untuk menjaga perasaannya, meskipun hubungan mereka harus ditutupi dari mata dunia, tapi Axel, Jasper dan Jisoo selalu berusaha mengaja hubungan mereka berempat dengan baik.

Kesepakatan mereka untuk menjadikan Jiyoung sebagai kekasih mereka bertiga membuat mereka rela berbagi demi besarnya rasa cinta. Tak ada kecemburuan di antara ketiganya. Tapi jangan tanyakan jika itu menyangkut pria lain di luar sana. Ketiga pangeran itu sangat pencemburu.

Dan tentang Jasper, Jiyoung sudah merasakan bentuk cintanya. Jasper Jung terkenal sebagai yang paling ketus dan bermulut pedas di antara ketiganya. Ia kasar dan galak. Namun dengan Jiyoung, sejak ia menyatakan perasaannya, perlahan sikapnya berubah. Entah orang lain menyadari atau tidak, tapi dengan Lee Jiyoung, Jasper Jung bersikap lebih lembut, lebih ramah dan selalu terkesan ingin melindungi. Maka ketika saat ini pertanyaan itu muncul, maka Jiyoung sudah tahu apa jawabannya.

"Aku percaya, Jasper ah," Jiyoung menjawab sembari menatap wajah tampan yang duduk di depannya ini.

Jiyoung adalah manusia pertama yang mampu membuat seorang Jasper Jung duduk bersimpuh di bawah kedua lutut kakinya. Tak pernah ada cerita salah satu dari ketiga pemuda itu merendahkan diri di kaki pasangannya. Mereka dikejar, bukan mengejar. Jiyoung tak ingin meragukan itu.

Jasper masih menatapinya dengan tatapan lekat, masih menggenggam telapak tangan pemuda manis itu.

"Kau harus tahu, perasaanku padamu tidak main-main, Hyung. Aku serius tentang itu!" Jasper kembali berkata, Jiyoung masih bersabar menunggu kalimat inti yang ingin disampaikan oleh pemuda ini. Ia hanya mengangguk, menyetujui setiap baris kalimat namja muda ini. Tapi nampaknya Jasper masih belum ingin untuk sampai kepada pokok bahasannya.

"A-aku tidak ingin kehilanganmu, katakan padaku bagaimana caranya agar aku tidak kehilanganmu, Hyung?"

Pertanyaan Jasper kini membuat kening Jiyoung semakin berkerut. Apa yang sedang terjadi dengan anak ini?

"Maka, jangan pernah tinggalkan aku. Cukup begitu, maka kau tidak akan kehilangan aku!" Jiyoung menjawab sembari balas menggenggam kedua telapak tangan yang terasa gemetar itu.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, Hyung. Tidak akan!" Jasper berkata dengan suara gemetar. Kini kedua matanya berkaca-kaca.

Apa ini benar Jasper Jung yang angkuh? melihatnya seperti ini, Jiyoung merasa jika Jasper rela menurunkan harga dirinya dan membiarkan orang lain melihat sisi lemahnya. Ini adalah hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, meski harus berdarah-darah, Jasper tak akan mau berlutut di bawah kaki seseorang.

Jiyoung melepaskan tangannya dari genggaman Jasper, membawa telapak tangannya kini menyentuh rahang tajam milik pemuda tinggi ini, mengusapnya lembut, berusaha meredam segala bentuk kegelisahan apa pun itu.

"Apa terjadi sesuatu, Jasper ah?" Jiyoung akhirnya bertanya. Ia yakin Jasper sedang menutupi sesuatu atau merasa kebingungan tentang suatu hal.

Jasper tak bicara, ia malah memejamkan kedua matanya, menikmati belaian Jiyoung di rahangnya, Jiyoung membawa lagi telapak kirinya, kini menangkup wajah kekasih tampannya itu dengan kedua tangannya.

"Kau tahu Jasper ah, meski kita baru tiga bulan bersama, tapi tak ada ukuran pasti dalam cinta. Orang bisa saja sudah merasa begitu dekat dan memiliki perasaan sedemikian dalam meski baru bersama selama beberapa hari," Jiyoung berucap sedemikian dekat dengan wajah tampan itu. Tubuhnya membungkuk agar wajah keduanya saling dekat.

"Aku tahu, kau sedang merasakan sesuatu. Katakan padaku apa itu." Jiyoung benar tak ingin Jasper memikul beban itu seorang diri.

"Hyung ... baby ... apakah kau akan membenciku jika seseorang yang lain hadir di dalam hidupku?"

*******

"Kalian akan ke mana? aku akan ikut!" Gadis itu menatap jengah kedua pemuda tampan itu ketika tahu dirinya akan ditinggalkan.

"Oh, ayolah Yoonri ya, apakah kau akan menunggu kami berlatih?" Jasper mendesah lelah. Ia benar-benar lelah selama lima belas hari ini. Ia merindukan Jiyoung dengan teramat berat, namun juga merasa tertekan akan sikap manja dan posesif dari gadis ini.

"Aku bersedia! aku akan menungguimu di lapangan!" Ucap gadis itu ketus.

Axel dan Jasper saling tatap. Axel mendekati gadis itu, "dengarkan aku, ini masalah serius, kami akan ada pertandingan persahabatan dengan tim nasional junior negara Thailand akhir bulan ini, dan dua bulan ke depan akan ada kompetisi memperebutkan piala presiden." Axel berusaha memberikan penjelasan.

Raut wajah Yoonri nampak berubah, dari kesal menjadi nampak menyedihkan. Ia menatap Jasper dengan tatapan anak anjing tersesat, seharusnya itu terlihat imut, namun tidak di mata Jasper. Hanya ada wajah manis Lee Jiyoung yang muncul di pandangan matanya dan memenuhi benaknya. Tak bertemu dengan benar selama nyaris dua minggu benar-benar membuatnya nyaris gila.

"Kau mengerti kan Yoonri ya?" Jasper bertanya. Gadis itu diam tak menjawab, Jasper ingin egois kali ini. Ia segera memberi kode pada Axel agar pergi dari sana.

Keduanya terus berjalan tanpa mempedulikan lagi gadis manja itu. Jasper sungguh dibuat muak.

"Axel ah, kita akan ke mana?" Jasper bertanya ketika keduanya sudah berada di dalam mobil Axel.

"Bertemu Jisoo, sesuatu terjadi Jasper ah, kali ini tak hanya tentang dirimu, tapi aku dan Jisoo ...." Jawab Axel.

"Dan ini menyangkut Jiyoung hyung juga!"




~~~

Baca full di PDFnya ya 🥰

Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now