15. Perpisahan

656 66 0
                                    


~~~


Dua hari sebelum Axel menemui Jasper.

"Ada apa? tidak biasanya Appa dan Eomma datang ke tempatku?" Axel duduk santai di depan kedua orang tuanya yang saat ini mampir ke apartemennya.

Ayahnya nampak belum beraksi, tapi ibunya terlihat penuh kemarahan. Axel dapat merasakan hawa yang tidak nyaman di antara mereka.

Brakkk!

Eomma melemparkan ponselnya tepat di depan Axel. Pemuda itu sejenak terkejut akan tindakan ibunya, ia meraih benda tipis itu dan melihat isinya. Itu fotonya dan Jiyoung, saat ia sedang mendekap kekasihnya itu. Axel lupa kapan kejadian ini, ketika ia menggeser slide berikutnya, gambar-gambar lain semakin membuatnya terkejut. Ada gambar mereka, dirinya, Jasper, Jisoo dan Jiyoung hyung sedang bersama di sebuah ruangan yang sepertinya itu ruang ganti di asrama kampus.

Ada foto mereka satu persatu memasuki kamar apartemen Jasper. Ada foto mereka berempat ketika berlibur ke Jeju. Axel sedemikian terkejut. Jadi selama ini seseorang telah mengetahui hubungan mereka?

Plakkk!

Panas, Axel merasakan wajahnya perih dan panas kala tamparan ibunya mendarat di wajahnya.

"Anak kurang ajar! sebenarnya hubungan macam apa yang kalian miliki dengan anak itu?" suara eomma terdengar murka.

Axel menunduk. Ia merasa bersalah dan kecewa telah membuat ibunya sedemikian marah dan sedih. Eomma bukan orang yang kasar dan suka menuntut anak-anaknya. Ini pertama kali eomma menamparnya dan nampak sangat marah padanya. Axel tak mampu menjawab. Kedua belah bibirnya bungkam.

"Kau, Jasper dan jisoo sama-sama mengencani anak itu? jawab eomma, Axel ah!" Eomma membentaknya.

"Kau tahu kalau dia itu pria? kau tahu kalau hubungan kalian itu tidak masuk akal? bagaimana bisa kalian bertiga diperdaya oleh satu pria yang sama?"

"Apa yang dia inginkan dari kalian? uang?"

"Jelas uang! eomma mendapat kabar jika dia hanya anak yatim, anak dari seorang pasien lumpuh, bekerja seorang diri dan butuh banyak uang. Dan kalian bertiga sudah dibodohi oleh pria itu!"

"Eomma akan memberinya peringatan keras!"

"Eomma, jangan lakukan itu. Ini bukan salah Jiyoung hyung!" Axel akhirnya bersuara ketika mendengar ancaman sang ibu.

Wajah ibunya nampak gusar. Ia menatap sang suami yang sejak tadi hanya diam. Wanita berusia empat puluh lima tahun itu sungguh dibuat syok akan kelakuan putranya.

"Kau membelanya? membela pria murahan yang membiarkan tubuhnya dijamah banyak pria itu?"

Deggg!

Jantung Axel berdegup keras, kalimat ibunya sungguh menyakitkan. Jiyoung tak seperti itu. Meski ia kekasih mereka bertiga, tapi Jiyoung bukan pria murahan.
"Eomma tidak tahu apa-apa, jadi jangan bicara hal-hal buruk tentangnya!" Axel sedikit mengeras, ia merasa terluka dengan kalimat ibunya ini.

Wajah nyonya Kim nampak mengeras, berbanding terbalik dengan sang suami yang nampak lebih tenang. "Kau membelanya" nyonya Kim bertanya dengan menahan geramannya.

Tak pernah terlintas di benaknya jika sang putra kesayangan akan bercinta dengan seorang pemuda miskin dan lebih gilanya lagi, ia membaginya dengan kedua sahabatnya. Aib apa yang lebih besar dari ini semua?

"Aku akan membuat perhitungan dengan namja Lee itu!" Wajah nyonya Kim nampak teramat murka, sementara sang suami terlihat menghela napasnya.

"Axel ah, dalam beberapa hari, kemasi barang-barangmu, kau akan melanjutkan kuliahmu di California, kau akan tinggal bersama Archer, kakakmu itu akan mengawasimu selama kau di sana!"


*********



"Anda sudah siap, Tuan muda?" Josh, pria muda berdarah Korea-Inggris itu telah berdiri tak jauh dari keempat orang pemuda yang nampak berat untuk saling melepaskan itu.

Sejak tadi Jisoo seperti enggan melepaskan dekapannya.

"Ayolah Jisoo ya, pesawatnya akan berangkat satu jam dari sekarang, biarkan Jiyoung hyung pergi!" Axel mendesah demi melihat sahabat termudanya itu kini malah membenamkan wajahnya di pundak Jiyoung.

"Aku tidak ingin perpisahan ini, aku tidak bisa jauh darimu, Hyung, aku mencintaimu, sangat mencintaimu!" Jisoo merengek, Jiyoung tak tahu harus berkata apa-apa. Ia hanya bisa membalas pelukan erat Jisoo dan mengecup sayang pucuk kepala pemuda tampan itu.

"Aku juga sangat mencintaimu Jisoo ya, jaga dirimu. Aku akan selalu menunggumu, Axel dan Jasper untuk datang dan menemuiku," Jiyoung berkata dengan nada lirih.

Dadanya sesak, matanya memanas. Ia tak menyangka jika perpisahan mereka akan terjadi secepat ini. Ketika dadanya semakin sesak, ia merasakan rengkuhan dari kekasih paling dewasanya kini melingkupi tubuh gemetarnya.

"Selalu jaga dirimu, jangan membantah pada kakek, ingat, kau memiliki kami bertiga. Beberapa tahun ke depan, tak akan ada yang berubah. Kami bertiga akan tetap milikmu, tetap mencintaimu." Axel mengecup keningnya lembut, sepasang mata teduhnya seakan memberikan kepastian, bukan sekedar janji. Jiyoung mengangguk, senyum lembut kini terbit di wajah cantiknya.

"Selamanya, kau adalah manager kami bertiga. Hanya kau, orang yang bisa mengatur hati dan perasaan kami, Hyung!"

Chuuuuu!




~~~~

Baca full di PDFnya ya 😊

Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now