12. Hukuman Untuk Jiyoung

817 84 1
                                    

"Jasper ah, bisa beri aku ruang?" Axel bertanya.

"A-pahhh?" Susah payah Jiyoung melepaskan penis Jisoo dari belah bibirnya.

"Kita double?" Jasper menghentikan pergerakannya. Bertanya pada si sahabat. Axel menatap wajah Jiyoung dengan tatapan penuh nafsu. Melihat bagaimana Jasper memperlakukan kekasih mereka itu, nafsunya tak bisa lagi ia bendung.

"A-Axel ah, a-aku tidak mau!" Jiyoung menggeleng keras.

Memiliki tiga kekasih, digilir satu-satu saja menyakitkan apalagi dimasuki bersamaan. Ah, harusnya Jiyoung senang kan karena semua khayalan serta imajinasinya dulu telah tercapai?

Tapi membayangkan ketiga kekasihnya ini, dengan badan besar dan junior besar mereka, memasukinya secara bersamaan, Jiyoung sudah merasa horor lebih dulu.

Jasper melepaskan tautan keduanya, merengkuh pinggang Jiyoung, membawa pemuda itu berdiri tegak, "kita harus mencobanya, Hyung" ia berbisik di telinga si pemuda cantiknya itu.

Jiyoung menggelengkan kepalanya. Milik Jasper saja sudah sebesar itu, dan rasanya sesak, apalagi kalau milik dua yang lain dimasukkan, bisa-bisa holenya robek tak berbentuk.

"Kita coba, sayang?" Jasper lagi membisikkan pertanyaan serupa, ia merengkuh tubuh lemah Jiyoung, kedua tangannya sedang melepas satu persatu kancing kemeja Jiyoung.

"Kami akan melakukannya dengan hati-hati, Hyung. Hanya double, bukan triple!"

*************

"Kalian pulanglah Hyung, aku akan membawa Jiyoung Hyung pulang," Jisoo mendekat, merengkuh tubuh polos itu ke dalam dekapannya.

"Kau yakin? kau bisa menjaganya dengan baik?" Axel bertanya sambil memasang kemeja hitamnya.

"Percaya padaku, Hyung!" Jisoo meyakinkan kedua sahabatnya itu.

Jasper dan Axel saling tatap, kemudian mengangguk. "Baiklah, sayang kau pulang dengan Jisoo, besok kita bertemu di kampus, oke?" Axel mengusap lembut pipi kemerahan sang manager, Jiyoung hanya bisa mengangguk lemah.

Setelah menerima ciuman sayang dari kedua kekasihnya itu, Jiyoung merasakan tubuhnya melayang, Jisoo menggendongnya seperti seorang pengantin wanita, membawanya masuk ke kamar mandi.

Keduanya berada di bawah kran shower. Jisoo mengambil botol sabun di wastafel, membalurkan di tubuh Jiyoung. Mengusap sekujur tubuh kekasih prianya itu dengan lembut. Jiyoung memejamkan kedua matanya, menahan desahnya.

Sialan! meski telah ejakulasi berkali-kali, kini ia hard lagi.

"Berbalik, Hyung." Jisoo berucap pelan di telinganya. Jiyoung menurut, Jisoo mendorong bahunya, membuat dada Jiyoung menempel di dinding. 

"Kau masih kuat berdiri, Hyung?" Jisoo bertanya tepat di sisi telinga Jiyoung, pemuda satunya mengangguk. Ia mengerti keinginan sang kekasih. Meski lelah, akan tidak adil bagi Jisoo jika Jiyoung tak ingin bercinta dengannya karena alasan lelah.

**************

Jisoo baru saja keluar dari kamar mandi. Ia melangkah pelan menuju tempat tidurnya. Menemukan Jiyoung sudah tertidur lelap di sana, di balik selimut hangat miliknya.

Pemuda tampan itu mendekat, duduk di tepi tempat tidurnya, tepat di samping Jiyoung. Menatap pada kelopak mata yang tertutup rapat itu. Pipinya mulus, nampak bercahaya diterpa sinar lampu dari meja di sana.

Jiyoung terlihat sangat lelah. Jisoo bahkan harus menggendongnya setelah mereka keluar dari lift tadi. Jisoo merasa bersalah karena harus ikut menghukum sang kekasih. Tubuh ramping yang tergolek di atas tempat tidurnya ini adalah orang asing pertama yang masuk ke kamar pribadinya selain ibu dan kedua sahabatnya.

Jiyoung adalah orang pertama yang dibiarkannya tidur di tempat tidurnya. Jisoo, Jasper dan Axel memang nakal, tapi mereka tak pernah membawa pulang para gadis itu. Mereka lebih memilih ikut pulang dengan mereka atau pergi ke hotel.

Tapi sosok ini, dia bukan pasangan one night stand mereka seperti yang lain. Jiyoung itu istimewa. Dia kekasih mereka!

Jemari panjang Park Jisoo menyentuh pelan kening sang kekasih. Menyibak lembut rambut yang menutupi sebagian wajah Jiyoung. Mengusap tulang pipinya, tersenyum seorang diri.

"Seperti mimpi saja, membawamu pulang ke sini sebagai kekasihku, Hyung. Dan anehnya lagi, kau bukan hanya kekasihku, tapi juga kekasih Axel dan Jasper Hyung ...." Jisoo masih mengusap lembut wajah kekasihnya itu kala ponselnya berbunyi. Ia refleks berdiri dan membawa jauh benda tipis itu, khawatir Jiyoung terbangun.

Jisoo berdiri di depan jendela, mengamati barisan kombinasi nomor asing yang tertera di layar, lalu memutuskan untuk menjawab panggilan itu.

"Yeoboseyo, siapa ini?" Jisoo bertanya cepat.

"Park Jisoo? ini aku, Song Nami. Apa kabarmu? Aku sudab ada di Seoul, aku merindukan kalian semua terutama Axel, kudengar dia masih single, aku yakin Axel pasti masih belum bisa move on dariku, iyakan?"


*******

Baca full di PDFnya ya 🥰

Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now