9. Satu Uke Untuk Tiga Seme

855 86 1
                                    

~~~


"Untuk kau tahu, Hyung, jika aku, Jasper dan Jisoo telah bersama sejak kami masih kanak-kanak," ucap Axel dengan nada lembut.

"Sejak hari di mana kami merasa jika kami adalah bagian yang tak terpisahkan, kami selalu bersama dalam segala keadaan." Axel menghentikan sejenak ucapannya, menatap pada pemuda di depannya ini.

"Semua hal selalu kami bagi bertiga, entah itu barang, kebahagiaan, kesedihan dan kegilaan, tapi kami tak pernah bisa membagi satu hal, yaitu pasangan!"

"Karena seberapa sama pun hobby kami, sekompak apa pun kami, tentu tidak pada bagian kriteria pasangan, selama ini, hanya pasangan yang tidak pernah kami bagi," Axel berkata dengan nada tenang, Jiyoung masih menatapnya dalam diam.

"Tapi kali ini berbeda!"


Kedua mata cantik Lee Jiyoung refleks melebar, dadanya berdegup kencang, napasnya berhembus cepat. Di depannya, Axel Kim menatapnya dengan tatapan lembut.

"Kali ini aku, Jasper dan Jisoo, kami menyukai orang yang sama!"

"Karena kami saling menyayangi, karena kami selalu berbagi dalam segala hal, maka kali ini, demi rasa cinta yang mendalam, dan kami tak akan bisa memintamu memilih."

"Maka Jiyoung Hyung ...."

"Jadilah kekasih kami bertiga!"



*************

Jiyoung berdiri tenang di sisi pelatih Kang. Tatapannya fokus mengikuti pergerakan ketiga kekasihnya di tengah lapangan sana.

Kekasih?

Ya, tentu saja! Malam itu, setelah ketiga pemuda itu menyatakan perasaannya dan Jiyoung tak bisa menerima salah satunya, tak pernah Jiyoung tahu jika ketiganya bersedia berbagi, ia menerima ketiganya menjadi kekasihnya.

Katakan saja Jiyoung gila! Kenyataannya demikian. Pria berpacaran dengan pria saja sudah sering dibilang tidak normal, apalagi ini, satu pria memacari tiga pria!

Katakan saja Jiyoung serakah! Iya, dia memang serakah. Ia menyukai ketiganya, menyayangi dan mencintai ketiganya. Ia tak bisa memilih salah satunya sedangkan ketiga pemuda itu sama-sama menginginkannya.

Daripada tidak dapat sama sekali, mereka rela berbagi asal Jiyoung mau menerima mereka.

Apakah Jiyoung merasa dirinya hebat?

Tidak! ia hanya jatuh cinta. Dia jatuh cinta dan kebetulan rasa cintanya terbalas. Ia jatuh cinta kepada tiga orang sekaligus, dan ketiga orang itu sama membalas cintanya, ia tak bisa memilih salah satu dari ketiganya, dan ketiganya rela berbagi daripada tidak bisa bersamanya sama sekali.

Saat ini, setiap pergerakan Jasper, Axel dan Jisoo selalu dalam pantauannya. Meski bukan pelatih sepakbola, tapi pengetahuan Jiyoung akan olah raga ini tak bisa diremehkan. Ia sudah bermain sepakbola sejak ia masih siswa sekolah dasar, ia melepaskan impiannya ketika ia harus fokus pada pelajaran sekolah dan juga kerja paruh waktunya. Jiyoung melepaskan mimpinya demi kenyataan hidup yang dijalaninya.

Maka saat ini, ketika melihat anak-anak yang selama ini diurus olehnya nampak cemerlang di lapangan, Jiyoung merasa bangga dan juga terharu.

Meski awalnya sangat berat, namun hanya dalam beberapa waktu saja Jiyoung bisa mengendalikan mereka. Meskipun untuk ketiga pemuda itu, Jiyoung yakin mereka menjadi berubah karena mereka sedang menarik perhatiannya.

Bersama mereka selama satu minggu ini sebagai kekasih, membuat Jiyoung merasa yakin jika ketiga bocah itu tidak sedang mengerjainya.

Jiyoung dapat merasakan keseriusan Axel, kesabaran Jasper atau sifat manja Jisoo padanya. Sejauh ini hubungan mereka berempat hanya seperti layaknya pasangan remaja yang sedang berada di tahap awal berkencan.

Jiyoung sendiri lebih memilih tinggal di flatnya ketimbang di dorm, sementara anak-anak itu pulang ke rumah masing-masing. Meski semua masih di bawah pengawasan Jiyoung.

Ia tahu, tugasnya sebagai manager tim ini tak berhenti sampai di sini, akan ada tahun-tahun berikutnya, setidaknya sampai ia lulus dari universitas ini dan menemukan pekerjaan lain di luar sana. Jadi, beberapa waktu ke depan ia tetap manager tim ini, ia akan tetap bertemu anak-anak ini, ia akan tetap menjadi manager bagi para kekasihnya ini. Jiyoung berharap jika ia tetap bisa bersikap profesional.


"Goaalll!"

Teriakan membahana menyadarkan Jiyoung, menemukan Axel sedang berselebrasi di sana, ia menutup pertandingan dengan skor 3-1. Kemenangan ada di tangan Sun Green. Jiyoung bisa melihat euforia kegembiraan memenuhi stadion.

Ketika semua orang bergembira, Jiyoung merasakan jatungnya berdegup keras, ia menelan kasar air liurnya sendiri.

Teringat kalimat Axel beberapa hari yang lalu.

"Jika Sun Green menang, Kau harus memberi kami hadiah, Hyung!"

Jiyoung bergidik ngeri. Ini bagian yang paling membuatnya deg-degan. Jujur memiliki tiga kekasih pria sungguh luar biasa, itu ketika Jiyoung tak memikirkan sampai ke bagian lainnya. Namun sedikit horor ketika ia paham tentang hadiah yang dimaksud oleh mereka. Membayangkannya saja sudah membuat lubang Jiyoung basah sekaligus ngilu.

"Kita akan berlibut ke Jeju, aku akan menyewa sebuah villa di sana untuk kita, ingat, Hyung, hanya kita berempat!"

Itu kalimat Jasper kala itu yang diangguki oleh dua yang lain. Maka saat ini Jiyoung merasa bulu kuduknya berdiri seakan ia melihat sesuatu yang menakutkan.




~~~ Baca full di PDFnya ya~~~






                                    

Our Beloved ManagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang