5. Tiga Pangeran Pun Terjerat

605 95 0
                                    

~~~

Axel Kim, Jasper Jung dan Park Jisoo adalah sahabat sehidup semati. Mereka dipertemukan dalam sebuah lingkar keluarga yang memiliki kekerabatan teramat solid.

Berteman sejak balita membuat ketiganya nyaris tak terpisahkan. Jisoo mengikuti kelas akselerasi agar ia bisa lulus SHS bersama dengan Axel dan Jasper, karena ia tak ingin berjuang di bangku kuliah seorang diri. Selalu sehati dan satu ide dalam segala hal, kecuali selera dalam mencari pasangan. Sejauh ini tipe ideal Axel berbeda dari tipe ideal Jasper maupun Jisoo.

Dan harus dicatat, jika sejauh ini mereka bertiga adalah pemuda normal. Normal dalam artian masih menyukai wanita.

Ketiganya juga adalah para pemuda dengan watak keras, karakter yang tak mudah digoyahkan bahkan oleh badai sekalipun. Bahkan sejauh ini, untuk Axel Kim, hanya ibunya yang sanggup meredakan gejolak emosinya.

Belakangan, hanya manager baru tim sepak bola mereka saja orang yang berani berteriak di depan wajah mereka. Hanya Lee Jiyoung, orang yang bisa menyeret para pemuda itu keluar dari club malam. Hanya Lee Jiyoung yang bisa membuat mereka bertahan lebih lama tinggal di dorm pada malam hari tanpa pergi ke club malam.

Hanya Lee Jiyoung, orang pertama yang berani mengatur hidup mereka sesuka hatinya. Memaksa mereka tinggal di dorm, keluar dari tempat tinggal nyaman mereka di istana masing-masing.

Hanya Lee Jiyoung yang bisa!

Tapi tiga trouble maker itu tetaplah anak muda pemberontak yang susah diubah tabiatnya. Hidup dalam gelimang kemewahan dengan segala keinginan yang selalu dipenuhi, membuat Axel, Jasper dan Jisoo merasa situasi dorm seperti berada di neraka.

Tidak bisa merokok, tidak bisa menikmati minuman beralkohol, tidak bisa menikmati hiburan malam di club. Persis seperti manusia purba yang hidup di dalam goa, setidaknya manusia purba menikmati peradaban mereka. Tapi mereka bertiga? sungguh tersiksa.

"Ahhhh manager baru itu benar-benar membuat kepalaku berasap!" Axel menaruh dua botol soju di lantai, melepas jerseynya dan melemparkan begitu saja ke atas meja kayu di sisi locker. Pemuda tinggi berwajah tampan itu duduk di lantai, mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menyalakan korek apinya.

"Kau minum, Hyung?" Jisoo bertanya, Axel berdecak malas, "ckk, kau takut pada sunbae yang mulutnya seperti wanita itu?" Axel berkata dengan nada santai, menuangkan soju ke dalam gelas, menyodorkan untuk Jisoo, anak itu menerimanya, menenggak sekali teguk, "aku mau mandi sebelum kembali ke dorm!" si maknae segera pergi ke dalam kamar mandi setelah meminum sojunya.

Axel menuang lagi soju itu, memberikan pada Jasper yang duduk di kursi tak jauh darinya, anak itu sedang mengutak-atik ponselnya. Jasper menerima tanpa berkata-kata. Axel sedang menikmati asap rokoknya ketika suara-suara laknat keluar dari speaker ponsel mahal sang sahabat.

"Ishhh, Jasper ah, tak bisakah kau memasang earphonemu?" Axel bertanya kesal. Jasper tak menanggapi, suara wanita berbahasa Jepang terus terdengar di sana. Axel memilih mengabaikan kemudian.

"Aku ingin melupakan sejenak manager sialan itu!" Jasper berkata sembari meraba-raba selangkangannya. Axel mendengus, menggelengkan kepalanya demi melihat kelakuan sahabat sejak memakai popoknya ini.

"Semakin kau ingin melupakannya, semakin kau terus melihatnya menari-nari di pelupuk matamu, Jasper ah!" Axel meracau. Jasper mengerutkan keningnya, melirik sejenak pada Axel, "kau mabuk, Axel ah!" Jasper menggelengkan kepalanya. Ia hanya meminum setengah gelas soju itu, sedangkan Axel nyaris menghabiskan dua botol itu. Siap-siap saja dia dibuat mati oleh Jiyoung sunbae.

Axel terlihat tak begitu peduli, ia masih asyik menghisap dan menghembuskan asap rokoknya, Jasper kembali terlarut dengan tontonannya, dengan wajah memerah, napas memburu dan sesuatu yang kini mengeras di sela kedua pahanya.



*****

Jiyoung melangkahkan kedua kakinya memasuki ruang ganti yang terlihat sepi, tak ada siapa-siapa lagi. Tapi di dorm, ketiga sahabat itu tidak ada. Menurut anak-anak, ketiganya masih tinggal di lapangan saat mereka pulang.

Jiyoung merasa seperti pengasuh balita saat ini. Ia harus mencari mereka saat menghilang, memanggil mereka pulang saat mereka keluar, memperhatikan pola hidup mereka, memperhatikan makanan mereka, Jiyoung merasa jika manager tim sekelas Liverpool atau Real Madrid saja pasti tak seberat ini. Karena isi dari tim adalah orang-orang yang mudah diajak bekerja sama, bukan sekumpulan anak muda keras kepala dan pembangkang seperti mereka ini.

Jiyoung terus masuk ke bagian dalam, di depan toilet ia melihat pemadangan itu. Axel duduk di lantai, ada dua botol soju di depannya yang isinya hanya tersisa sedikit, ia bertelanjang dada dan sedang merokok, sedangkan Jasper duduk tak jauh dari Axel, di sebuah kursi dan sedang menonton sesuatu di smartphonenya tanpa earphone, ada suara wanita menjerit dan merintih di sana, wajah Jiyoung memanas, ia tahu video apa itu dari bahasa Jepang yang diucapkan di sana.

"Ahhh! yamate kudasai, Senpai!"

"Ikeh! Kimochi!"

Glekkk!

Jiyoung menelan kasar salivanya demi mendengar isi dari video itu.

Detik berikutnya Jiyoung menemukan sosok Park Jisoo yang keluar dari toilet dengan tubuh basahnya dan hanya memakai selembar handuk yang dililit di pinggang ramping namun berototnya itu.

Jiyoung merasa kedua lututnya gemetar, persendiannya lunglai, napasnya terasa berat, ini antara marah, terkejut dan terpesona.

"Kalian?"

"Jiyoung Sunbae? Jisoo yang lebih dulu menyadari kehadiran sang manager di sana. Jiyoung berdiri tak jauh dari Axel dan Jasper.

"Apa yang kalian lakukan di sini?" Pemuda itu bertanya, aroma soju dan asap memenuhi ruang ganti itu. Menatap jengah pada si pelaku yang kini menatapinya dengan tatapan sendu. Axel sudah setengah mabuk.

"Kau lihat sendiri kan Sunbae?" Axel menjawab. Jiyoung memang tahu apa yang mereka lakukan, tapi yang ia tanyakan adalah kenapa mereka nekat melakukan ini padahal peraturannya sudah jelas.

"Aku tahu, kau meminum soju dan dia menonton film porno!" Jiyoung mengerling pada Jasper yang telah mematikan videonya.

"Nah bagus kau sudah tahu!" Axel berdiri dari duduknya, memasukkan botol sojunya ke dalam kotak karton di sudut ruangan. Jiyoung menatap pergerakan pemuda itu.

"Segera bersihkan diri kalian dan kembali ke dorm!" Jiyoung berdiri dengan urat-urat pelipis yang mencuat demi menahan rasa marahnya.

Axel malah membuka lagi bungkus rokoknya, mengeluarkan sebatang dan menyelipkan di sela bibir sexynya. Ia akan menyalakan korek apinya tapi Jiyoung lebih dulu bertindak.

Srettt!

"Sudah berapa kali kubilang, jangan merokok, setidaknya selama kau masih aktif bermain sepak bola!" Jiyoung berkata dengan nada kesal sambil merenggut batang rokok dari bibir Axel. Pemuda satunya sempat terkejut namun segera merilekskan raut wajahnya.

"Minum soju, merokok, menonton porno, kegiatan macam apa itu?" Jiyoung bertanya dengan wajah keruh, melirik Jisoo yang masih berdiri di tempatnya, Jiyoung berusaha mengalihkan pikirannya demi melihat penampilan anak itu.

"Apa menurutmu ini aneh, Sunbae?" Jasper beranjak dari duduknya, tubuh tingginya kini berdiri menjulang di sisi Jiyoung. Pemuda manager tim itu menelan kasar air liurnya, napasnya tertahan ketika sosok tinggi itu semakin mendekat.

"Kenapa Sunbae?" Jasper bertanya, Jiyoung menggeleng, tak bisa bersuara. Semakin Jasper maju, semakin ia mundur.

"Kau takut padaku, Sunbae? bukankah kau ini pintar berkelahi?" Jasper berkata tepat di depannya, Jiyoung terus mundur.

Brukkk!





~~~



Our Beloved ManagerWhere stories live. Discover now