01

9.9K 599 109
                                    

Haloooo, Kalo kalian suka sama cerita aku tolong Vote dan Komen yaa, supaya aku semangat buat nulis dan update- Diii🐰🐰🐰

.

.

.

.

Sorry for typo

.

.

.

.

Hope you like it😊😊😊

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


Bagaimana rasanya hidup di dalam lingkup keluarga terpandang, bagi sebagian orang mungkin akan bangga tapi bagi sebagiannya lagi mereka merasa tidak bebas dan merasa terkekang karena harus menjunjung tata krama dan harus menjaga nama baik keluarga. Hubungan dengan keluarga pun tidak bisa sebebas orang lainnya, apalagi jika memiliki orang tua yang sangat ketat dan diktator. Rasanya ingin menjadi seperti orang-orang pada umumnya yang lain, bisa bebas dan dekat dengan keluarga tanpa adanya kekakuan.

Sayangnya kebebasan itu tidak berlaku bagi keenam gadis Natanegoro, lahir dari keluarga terpandang dan memiliki ayah yang sangat tegas dan pengatur membuat mereka lelah. Lelah karena harus hidup dalam kekangan sang Ayah.

Setiap akhir pekan seperti biasanya setelah makan malam berakhir Yudistia Natanegoro mengumpulkan keenam putrinya untuk mendengarkan laporan pekerjaan atau pendidikan ke enam putrinya. Walaupun selama ini sebenarnya Yudistia selalu memantau keadaan dan yang pastinya sudah mengetahui keadaan putrinya masing-masing. Namun ia hanya ingin mendengar langsung dari keenam putrinya apakah ia akan berbicara jujur atau tidak.

"Gimana kerjaan sama kuliah kalian?" Tanya Yudistia sembari menyesap tehnya pelan.

"Baik Yah, kerjaan Ruby baik-baik aja, kemaren ada investor yang tertarik sama lukisan-lukisan Ruby " ucap sang sulung. Lalu diikuti kelima adiknya yang mulai melaporkan kegiatan mereka selama seminggu ini.

Sebenarnya mereka muak jika harus terus-terusan seperti ini, kenapa mereka tidak bisa bebas seperti orang lain pada umumnya. Dibanding seperti sebuah laporan mereka menilai Sang Ayah seperti melakukan sidak dadakan untuk mereka.

"Haira, kamu masih suka ngumpul sama temen-temen gak jelas kamu itu?" Tanya sang Ayah dengan menatap tajam ke arah putri keduanya itu.

"...." Haira hanya diam menunduk, ia bingung harus menjawab apa mau mengatakan iya atau tidak pum sang Ayah juga akan berakhir memarahi dirinya dan menyalahkan dirinya.

"Kenapa diam, karena itukan kamu jadi jarang bareng Harel. Sudah Ayah bilang berapa kali ke kamu Haira, cukup fokus pada pendidikan kamu dan Harel, setelah lulus kan kalian akan tunangan" Ucap Yudistia.

"Jangan mempersulit hidup kamu sendiri Haira" Ucap Yudistia dengan nada yang sedikit emosi karena jengah melihat tingkah laku membangkang Haira.

Haira hanya bisa mendengus dalam hati, mempersulit hidup bagaimana maksud sang Ayah, bukankah selama ini sang ayah lah yang selalu mempersulit hidup Haira dan semua saudara-saudaranya.

COMPLICATED [NCT GS]Onde histórias criam vida. Descubra agora