40

4K 541 132
                                    

Haloooo, Kalo kalian suka sama cerita aku tolong Vote dan Komen yaa, supaya aku semangat buat nulis dan update- Diii🐰🐰🐰

.

.

.

.

Sorry for typo

.

.

.

.

Hope you like it😊😊😊

.

.

.

.

.

.

.


Bukan tanpa alasan Mada mengajak Gemma untuk pergi bersama. Awalnya Mada hanya ingin pergi sendiri. Tapi saat tidak sengaja mendengar perdebatan keluarga Natanegoro tentang siapa Ayah dari bayi yang dikandung Gemma sampai penyakit yang diderita Gemma membuat Mada merasa ibah pada gadis bermanik bulat itu.

Mada memang tidak bisa bertanggung jawab untuk Gemma dan menikahi gadis itu tapi Mada masih bisa menjaga Gemma dan calon bayinya untuk sementara waktu, mungkin sampai gadis itu merasa siap dengan segalanya.

Mada tidak ingin terjadi sesuatu pada Gemma terutama bayi yang Gemma kandung. Mada merasa bahwa bayi itu harus lahir ke dunia, walaupun mungkin Noah tidak menginginkan bayi itu.

Bayi itu mengingatkan Mada pada dirinya, yang hadir karena sebuah kesalahan. Setidaknya bayi itu masih memiliki Ibu yang mengharapkan kelahirannya. Sedangkan Mada? Apakah sampai detik ini salah satu dari orangtua kandungnya mengharapkan kehadiran Mada, jawabannya tentu saja tidak.

Di malam sebelum Mada menemui Gemma, Mada terlebih dahulu bertemu dengan Yudistia. Mada mengutarakan semua jawabannya dan meminta maaf pada Yudistia karena tidak bisa menikahi Gemma karena bagaimanapun Haira masih menjadi yang pertama di hatinya.

Walaupun nyatanya keputusan yang diambil Mada pastinya akan membuat Haira terluka. Tak apa, mungkin dengan cara ini Haira bisa membencinya dan berhenti mencintai Mada seperti apa yang diminta oleh Tera dan Jagra.

Mada hanya bisa menawarkan agar Gemma ikut pergi bersamanya, setidaknya suasana baru nanti akan menenangkan Gemma, begitu pikir Mada. Namun semua itu kembali lagi pada keputusan Gemma, apakah gadis itu mau pergi bersamanya atau tidak.

"Tolong jaga Gemma Mada" Ucap Yudistia pada Mada.

Pagi ini Yudistia dan Widuri mengantar Mada dan Gemma pergi ke bandara.

Mada tersenyum lalu mengangguk "Pasti Om, Gemma sudah saya anggap seperti adik saya sendiri" Ucap Mada.

Gemma merasa harus pergi sementara dari lingkungan ini, setidaknya sampai nanti ia melahirkan mungkin jika ia selamat, begitu pikir Gemma.

Gemma juga merasa sudah muak dengan semuanya, dengan keluarganya, Noah, dan penyakit yang ia derita.

"Jaga diri Gemma baik-baik, sayang. Nanti kalau Bunda sama Ayah ada waktu luang kita pasti jenguk Gemma" Ucap Widuri memeluk sang Putri yang tengah terduduk di atas kursi roda.

COMPLICATED [NCT GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang