9.

11.8K 1.2K 122
                                    

Resepsionis terlihat gugup. Beberapa peluh kecil terlihat di dahinya, sesekali ia melirik ke arah Presdir nya yang masih berdiri di depannya tanpa beranjak.

Wang Yibo menghela nafas sebentar, setelah ia membuka tutupan makanan tersebut dan melihat isinya, ia langsung tahu bahwa masakan itu bukanlah dari Xiao Zhan, melainkan dari ibunya.

Kecewa? Mungkin saja, karena wajahnya terlihat cemberut.

"Hei," panggilnya pada resepsionis membuat wanita itu langsung berdiri tegak dan merespon dengan cepat.

"I-iya Presdir."

"Kali ini ku maafkan, tapi tidak ada lain kali. Jika orang yang tadi datang lagi, langsung suruh dia ke ruanganku!"

Resepsionis menelan ludahnya kasar, wajahnya tampak pucat. Entah apa yang di maksud oleh presdirnya, apakah dia tahu tentang hal yang barusan terjadi, ataukah hal lainnya? Entalah, wanita itu hanya bisa menunjukkan rasa gugup dan takutnya.

"Ba-baik Presdir."

Yibo kemudian membawa kotak bekal itu menuju ke ruangannya.
Padahal dia sempat berpikir kalau Xiao Zhan yang memasak, namun tatanan makanan dan aromanya yang tak asing langsung menyadarinya bahwa masakan tersebut dari ibunya.

Wang Yibo kedudukan dirinya di kursi kerja miliknya dengan helaan nafas yang panjang. Ia bersandar di kursi, membiarkan kursi itu berputar beberapa kali. Tangannya di letakan di atas dahinya.

"Apa yang sebenarnya kamu harapkan," dia bergumam, membicarakan dirinya sendiri yang bahkan dia sendiri pun tak mengerti.

Ia sedikit menarik dasinya untuk melonggarkannya agar ia bisa bernafas dengan lega.

Wang Yibo membuka kembali tutupan makanan itu, melihatnya sejenak dan menghela nafas panjang.

"Ya sudah, makan sajalah." Kemudian ia mengambil sumpit dan mulai menikmati makanannya.

                                 🐣🐣🐣

Xiao Zhan duduk di rumah sambil mengutak-atik laptopnya. Yang ada di pikirannya hanyalah kerja, kerja dan kerja.

Dia lebih banyak memaksakan diri, seolah menyiksa dirinya sendiri.
Tidak ada yang memahaminya. Walau begitu dia tidak bekerja dengan cara kotor atau untuk membatu orang lain dengan cuma-cuma.

Dia punya sesuatu yang penting yang harus ia urus dengan uangnya sendiri. Karena itu, walaupun harus terus menerus terjatuh, dia tetap tidak menyerah dan terus maju.

Dia berdiri dari duduknya, pantat nya terasa sedikit keram karena kebanyakan duduk, kemudian ia merenggangkan badannya, lalu berjalan menuju lemari es, membukanya dan mengambil sekaleng bir yang entah sejak kapan sudah berada di dalam sana.

Ia membukanya dan meneguknya dalam beberapa kali tegukan besar, kemudian kembali dan duduk di depan laptop, menyimpan kaleng bir yang masih setengah itu samping mejanya.

"Model ya, hm... Apa dia bisa di andalkan?" Zhan bergumam sendiri. Ia merasa sedikit ragu dengan kemampuan Wang Yibo untuk menjadi model promosi produk mereka.

"Tapi, dia memang punya daya tarik yang kuat."

"Ya, dia memang tampan sih." Zhan tidak memuji Yibo, dia hanya mengatakan kebenaran.

Lalu di tempat lain, Yui berdiri seperti orang linglung di depan ruang kerja Xiao Zhan.

"Dia, tidak masuk hari ini?" Tanyanya yang entah sudah berapa kali pada sekretaris di depannya.

Wanita itu mengangguk dengan senyum ramah, "iya tuan. Direktur ijin hari ini."

"Kenapa?" Tanya Yui seolah mendesak ingin mengetahui alasannya.

Pernikahan Kontrak {YIZHAN/END🖤}Where stories live. Discover now