bab 13

949 127 0
                                    

Bab 13

Typo berserakan

Happy reading ❤️

......

Rere sengaja berangkat lebih cepat dari biasanya pagi ini tentu saja untuk menghindari Dafa. (Padahal Dafa juga tak menjemput nya😭).

Sesampainya di sekolah Rere disambut dengan berbagai cemoohan siswi-siswi penggosip yang tak suka dengannya.

Liat tuh yang udah gak dianggap Dafa

Katanya pacar Dafa kok Dafa gak berangkat sekolah bareng? Dafa pasti nyesel udah ngakuin pacar tuh cewek ganjen

Gak tau malu banget

Gue kalo jadi tuh cewek bakalan malu

Kasihan yang udah gak direspon Dafa

Cuman pelampiasan ya mba

Cocokan Luna sama Dafa

Dan masih banyak lagi. Rere hanya bersikap cuek mendengar cemoohan yang di tujukan padanya.

....

Di kelas Rere duduk bersama Zia. Zia yang mengerti Rere masih marah pada Dafa oke oke saja.

"Zi bolos lagi yuk"

"Ntar aja abis istirahat re. Males gue baru juga nyampe lagian juga gurunya pagi ini gak serem-serem amat"

"Bener ya?"

"Iya rereku cantik"

Rere yang bosan menelungkup kan wajahnya dilipatan tangannya yang berada di atas meja seperti hendak tidur.

Suara bel yang berbunyi membuat Rere mengurungkan niat tidurnya. Kepalanya menoleh ke arah pintu kelas bertepatan dengan datangnya Dafa. Mata lesu Rere bertatap langsung dengan mata tajam itu.

"Napa tuh bocah. Harusnya gue yang marah. Bodo amat gue marah gak peduli mau natap tajem gitu. Gak ngaruh". Batin Rere sambil menolehkan kepalanya ke arah Zidan sang ketua kelas yang sedang mengabsen.

"Kalo diliat-liat Zidan ganteng juga. Udah pinter,kaya,masa depan terjamin,ketua kelas,ketua OSIS lagi. Kalo aja gue ketemu duluan sama Zidan pasti dia yang gue teriakin bukannya Dafa walaupun masih gantengan Dafa Kemana pun. Yaa kalo Zidan mau yah gue mau kok mutusin dan Dafa yang gatau pasti perasaan nya." Batin Rere menatap Zidan kagum.

Dafa yang melihat arah pandangan Rere pada Zidan mengeraskan rahangnya seketika. Ingin rasanya ia mencongkel mata Rere agar tak melihat laki-laki lain selain dirinya. Tapi Dafa menahan dirinya tak menghampiri rere. Dia masih marah Rere bolos tak memberi tahunya.

Pandangan Rere terputus mendengar suara gebrakan meja dari arah belakang. Teman sekelas nya juga bahkan sampai ada yang berteriak saking kagetnya. Rere menoleh ke arah suara gebrakan itu berasal dan seketika badannya merinding melihat tatapan tajam Dafa padanya.

'apa salahku ya tuhan? Apa jangan-jangan dia marah gara-gara gue duluan berangkat sekolah kali ya?' batin Rere yang tak tahu Dafa sama sekali tak berniat menjemput nya pagi tadi.

'bodo ah gak peduli' Rere memutar bola matanya malas sambil mengarahkan pandangannya ke arah depan.

Dafa yang melihat putaran bola mata Rere pertanda malas melihatnya mengepalkan tangan bertambah marah pada Rere yang terus saja mengabaikan nya sejak tadi. Bahkan tak duduk disampingnya.

Ethan bahkan tak mau berada disamping dafa. Tak baik untuk kesehatan jantung bisa-bisa ia mati jantungan di dekat Dafa yang sedang mode singa.

......

Waktu istirahat tiba. Seperti yang direncanakan Rere dan Zia sebelumnya mereka akan membolos. Disaat tengah memanjat tembok belakang sekolah mereka berdua dikejutkan dengan kehadiran sang biang onar, Sholeh.

"Wah masih jam pelajaran udah berani bolos ya?"

"Sadar dong Lo juga mau bolos." Ujar Rere kesal

"Gue udah tobat kok"

"Tobat apaan?. Kalo gak mau bolos ngapain disini? Ngapain lagi kalo gak bolos"

"Re jangan teriak ntar ketahuan" peringat Zia mendengar suara Rere yang terlalu keras.

"Sabar,sabar,sabar" ucap Rere pelan sambil mengelus dadanya.

"Lo berdua mau bolos kan? Gue ikut ya"

"Gak" tolak Rere

"Ohh kali gitu mah gue laporin ke ibu Ita ah kali ada yang mau bolos"

"Palingan Lo yang pengen bolos kata buk Ita "

"Udah deh re, kak sholeh kalo mau bolos boleh ikut kok" ucap Zia yang sedang kesemsem pada ketampanan kakak kelasnya itu.

"Gak bisa gitu dong" bantah Rere

"Udahlah re ntar bel bunyi lagi"

Rere hanya pasrah mengikuti perintah Zia.

.....

Acara bolos Rere,Zia dan sholeh kemarin diketahui sang Bu ita dikarenakan ada seorang siswi yang melaporkan melihat mereka bertiga memanjat tembok belakang sekolah.

Zia yang tak datang hari ini sebab pergi keluar kota menjenguk neneknya yang sakit tak mendapat hukuman. Dan jadilah sekarang Rere dan sholeh yang dihukum dibawah teriknya matahari menghormat bendera dengan tubuh yang sudah berkeringat. Bagaiman tidak? Sudah dua jam pelajaran berlangsung tapi mereka masih berdiri di lapangan.

Rere bahkan bertekad dalam hati tak akan membolos lagi dan akan bersikap baik saja daripada dihukum panas-panasan bersama Sholeh kakak kelas yang paling berwibawa katanya.

"Re cabut yuk panas banget nih. Kasihan nih kulit gue yang mulus jadi item. Mahal nih perawatan nya."

Rere mendelik mendengar ucapan Sholeh.

"Bencong"

"Heh bukan bencong ya tapi menjaga. Emang cewek aja yang perawatan cowok juga bisa."

"Serah Lo" ucap Rere malas berdebat.

"Re" panggil sholeh sekali lagi

"Lo diem deh gue lagi gerah nih"

"Re"

"diem Lo"

"Re"

"Re"

"Re" sholeh terus memanggil Rere berulang kali yang bahkan tak ditanggapi Rere.

"Re,pacar Lo tuh matanya tajam bener kek mau bunuh gue aja"

Rere spontan menoleh ke arah pandangan sholeh. Dan berani saja tatapan mematikan Dafa tujukan pada sholeh.

"Mampus Lo"

"Aduh re Lo sih ngapain deket-deket gue " ucap sholeh sok takut

"Dih siapa juga yang mau deket-deket sama Lo"

"Pokoknya re, Lo harus tanggung jawab kalo Dafa bunuh gue"

"Gak mau tanggung sendiri"

Diujung sana Dafa mengeras kan rahangnya melihat Rere berbicara akrab dengan sholeh yang akhir-akhir ini dekat dengan rere. Langsung saja kakinya melangkah lebar ke arah Rere.

Rere yang masih beradu mulut dengan sholeh terkejut saat tangannya ditarik keras memaksanya mengikuti langkah Dafa yang entah kapan sudah disamping nya.

.......

Jangan lupa vote dan komen guys

See you next chapter ❤️❤️❤️

DIMENSI (HIATUS)Where stories live. Discover now