25. Unexpected Facts

241 62 16
                                    

Ada yang nunggu kelanjutan story ini?
Maaf ya gaiseu Kimmi bisanya up kelanjutan story ini dua minggu sekali kaya gini.
Jadi Kimmi harap kalian bisa ngerti ya...

-
-
-

"Aku kira aku salah orang, tapi ternyata aku benar. Senang bertemu denganmu di hari yang indah ini." Seseorang yang tadi menyapa Sohyun itu kini sudah menunjukkan senyum miliknya. Tapi entah kenapa senyuman itu malah membuat Sohyun menatapnya aneh.

"Memangnya kau pikir aku siapa? Selena Gomez? Ariana Grande?" retorik Sohyun dengan tatap penuh intimidasi.

Pria itu tertawa kecil mendengar bualan Sohyun meskipun itu adalah sebuah sindiran yang di tunjukkan untuknya. Tapi pria itu nampak santai dan tak ambil pusing.

"Haha... Tidak seperti itu, Hyun. Maksudku, yah.... Ternyata aku memang memiliki insting yang baik untuk menemukan tulang rusukku."

"Tulang rusuk apanya? Jangan mengada-ada Kim."

"Eiyyy... Aku tidak mengada-ada sayang."

"Sinting!" umpat Sohyun.
Bukannya marah dengan umpatan Sohyun, pria itu malah tertawa semakin kencang sembari memegangi perutnya dengan kedua tangan sambil mempelantingkan kepalanya ke belakang. Sohyun dan Jimin menatap aneh pria itu, karena jujur, untuk saat ini Myungsoo—orang itu—benar-benar terlihat aneh. Atau mungkin terlihat seperti orang gila? Entahlah.

"Oh astaga, perutku seperti sedang di kocok. Haha..." Myungsoo mencoba meredakan tawanya dengan menarik nafas dalam. Benar-benar aneh. Jimin dan Sohyun saja sampai tidak mengerti kenapa Myungsoo tertawa lepas seperti itu, padahal tak ada yang lucu sama sekali dengan percakapan mereka.

Dan sesaat setelah tawa itu reda, Myungsoo segera menolehkan kepalanya kearah pria lain yang sedari tadi bersama Sohyun—Jimin—yang masih menatapnya dengan aneh.

"Oh ada kau juga rupanya. Maaf aku tidak melihatmu," ucap Myungsoo kearah Jimin. Jimin hanya menatap datar Myungsoo tanpa berniat menjawab ucapan pria itu. Terlalu enggan menjawab ucapan tak masuk akal milik Myungsoo. Tidak melihatnya katanya? Memangnya Jimin sekecil apa hingga tidak terlihat oleh kedua manik pria itu?

"Kau kenal dia?" tanya Sohyun saat Myungsoo juga menyapa Jimin.

"Dia? Tentu saja. Dia temanku. Soulmate," ucap Myungsoo sambil mengaitkan kedua telunjuknya-memberi gestur bahwa keduanya benar-benar memiliki kedekatan lebih dan sangat terikat.

Tapi apa yang di tunjukkan oleh Jimin sangat berbanding terbalik dengan Myungsoo. Jimin menunjukkan wajah jijik seolah tidak terima dengan apa yang Myungsoo katakan. Soulmate? Eiy itu menggelikan. Mereka memang dekat, tapi jangan di sebut soulmate juga. Jimin geli membayangkannya.

"Ah begitu..." ucap Sohyun sambil menganggukan kepalanya paham.

"Dan kau sendiri, bagaimana bisa kau pergi dengan Jimin? Aku tahu Jimin bekerja di perusahaan Ibumu, tapi aku tidak pernah tahu bahwa kalian begitu dekat hingga harus pergi berdua ke taman saat akhir pekan seperti ini. Kalian berkencan?" hardik Myungsoo.

Sohyun melirik sejenak kearah Jimin sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Myungsoo dengan tenang.

"Kau tidak perlu tahu."

"Eiy... Jangan memberi jawaban menggantung seperti itu. Kau tahu itu tidak berguna." Myungsoo mencebik. Tapi Sohyun tetap santai seraya mengedikkan bahunya.

"Terserahku. Lagipula apa urusanmu?"

"Memang tidak ada urusannya denganku. Hanya saja tidak biasanya kau pergi dengan orang baru, yah kecuali jika kau memang berniat untuk berkencan dengannya," ucap Myungsoo dengan nada yang sengaja ia turunkan saat di akhir kalimat yang di lontarkannya.

Consent ✔Where stories live. Discover now