47. Red Rose On Hand

428 57 64
                                    

Ini adalah last chapter, Kimmi ingatkan kalo part ini panjang banget, lebih dari 3000 kata.

Jadi bacanya pelan-pelan aja.
Dan kalo nemuin typo, silahkan di tandai ya.

Enjoy ❤❤

-
-
-

Menatap orang-orang yang lalu lalang dari jendela kaca besar yang ada di sisinya adalah salah satu hal yang Sohyun sukai saat datang ke Café langganannya ini. Café yang baru Sohyun tahu jika ternyata tempat ini adalah Café milik sekertarisnya—Jimin.

Sohyun sering sekali datang kesana, tapi mengetahui siapa pemiliknya hanya baru-baru ini. Tidak heran sih, Sohyun kan memang tidak pernah mencari tahunya. Jadi wajar jika Sohyun tidak tahu.

Dan meski Café ini milik Jimin, bukan berarti kedatangan Sohyun kesana untuk menemui pria itu. Sohyun datang kesana untuk menemui Taehyung. Mereka sudah berjanji untuk bertemu disana karena ada yang ingin mereka katakan satu sama lain.

Tapi sepuluh menit menunggu, Taehyung tak kunjung datang. Kemana pria itu sebenarnya?

Sohyun berulang kali mengecek waktu pada arlojinya, memeriksa bahwa dirinya memang datang di waktu yang tepat seperti yang sudah mereka setujui. Sohyun tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Tapi kenapa Taehyung belum datang juga?

Sohyun sudah mencoba menghubungi Taehyung, tapi Taehyung tidak menjawabnya. Sohyun kan jadi di buat bingung. Antara kesal karena sudah menunggu lama, tapi juga khawatir takut sesuatu terjadi pada pria itu. Akh... Sohyun harus apa.

Dan di tengah kemelutnya, Sohyun tiba-tiba saja di kejutkan dengan sebuket bunga mawar merah yang tersodor di depan wajahnya. Seseorang menyodorkan buket bunga itu dari belakang tubuhnya.

Jadi karena rasa penasarannya, Sohyun segera menolehkan kepalanya dan melihat siapa orang yang melakukan ini.

Dan saat ia menolehkan kepalanya ternyata pelakunya adalah seseorang yang sedari tadi di tunggunya---Kim Taehyung. Pria itu yang menyodorkan bunga itu padanya dengan sebuah senyum simpul di wajahnya.

Sohyun tidak membalas senyuman itu maupun menerima buket itu. Hanya menatap wajah Taehyung dengan datar.

"Tidak mau menerimanya? Tanganku sudah lelah loh Hyun," ucap Taehyung mengkode Sohyun untuk menerima bunganya.

Jadi dengan terpaksa, Sohyun menerimanya.

Taehyung pun tersenyum senang dan akhirnya berjalan kearah kursi di depan Sohyun hingga mereka kini duduk saling berhadapan.

"Kenapa baru datang? Kau terlambat sepuluh menit, kau tahu?"

Baru juga duduk, Taehyung sudah di cecar pertanyaan oleh Sohyun yang masih menatapnya datar. Tidak terlihat luluh meski sudah di beri bunga.

"Aku minta maaf, tadi aku mampir dulu ke toko bunga," jawab Taehyung.

"Lalu kenapa kau tidak mengangkat teleponku?"

"Sengaja."

"Sengaja? Yaish, bedebah ini. Apa kau tidak tahu aku khawatir disini?!" semprot Sohyun yang membuat Taehyung hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Maaf Hyun," ucap Taehyung tapi tidak merasa menyesal. Karena alih-alih menyesal, Taehyung malah merasa senang karena tahu Sohyun mengkhawatirkannya.

Sohyun tidak menerima maaf dari Taehyung. Masih menatap Taehyung dengan tajam seraya menunjuk bunga yang Taehyung berikan. "Lalu bunga ini untuk apa? Memangnya aku minta di bawakan bunga?"

Consent ✔Where stories live. Discover now