28. Be Worthy Of Her

229 57 12
                                    

Yang udah komen di part kemaren, Kimmi cuma mau bilang
Makasih banyak ya udah mau suport dan suka sama cerita ini.
Kimmi yakin cerita yang Kimmi tulis pasti ga sebagus cerita di luaran sana.
Tapi Kimmi bersyukur kalian masih suka sama ceritanya.
Masih mau ngasih dukungan juga disaat Kimmi lagi stuck dan hampir nyerah.
Pokoknya makasih banget deh buat kalian.
Kalian emang the best deh.

Dan ga cuma buat yang komen aja sih. Buat yang udah vote dan baca, Kimmi juga pengen ngucapin makasih buat kalian.
Makasih udah mampir dan menyempatkan diri buat vote.
Kedepannya Kimmi harap kalian akan tetap dukung Kimmi.

Ok, openingnya sampe sini aja.
Berharap kalian menikmati sajian ini gaiseu...

Enjoy ❤

-
-
-

Satu bulan berlalu sejak kesepakatan antara Sohyun dan Jimin di buat, dan selama itu pula lah Jimin sudah menunjukkan banyak perubahannya. Sohyun tidak tahu perubahan yang Jimin tunjukkan padanya benar-benar sebuah perubahan yang baru atau hanya kepribadiannya yang lain yang pria itu sembunyikan. Entahlah, Sohyun tidak tahu. Tapi yang jelas selama satu bulan ini Jimin sering bersikap manis dan terkadang menunjukkan sifat pencemburu dan posesifnya. Dia sering mengomel saat Sohyun pergi tanpa memberi tahunya. Sering kesal saat Sohyun tidak menuruti ucapannya. Sering merengek saat ia tak mendapat apa yang diinginkannya. Dan yang paling aneh adalah, Jimin jadi nampak lebih manja dari pertama mereka bertemu. Jimin yang Sohyun kenal dulu kan nampak cukup datar, bahkan untuk berbicara dengannya saja Jimin sering tergugu. Tapi ini? Pria itu seperti bukan dirinya.

Namun meski begitu ada beberapa hal yang diam-diam Sohyun sukai dari pribadi pria bermarga Park tersebut. Karena di balik tingkah manjanya pada Sohyun, Jimin juga sering memanjakan dirinya. Sering menunjukan sikap manisnya dengan melakukan hal-hal kecil yang Sohyun sukai. Seperti mengelus rambut Sohyun dan mengucapkan jika gadis itu sudah bekerja keras dengan baik saat pulang kerja. Memegangi rambutnya kala Sohyun kerepotan saat sedang makan. Membelikannya banyak cemilan saat Sohyun sedang mood swing dan ada beberapa hal lagi yang pria itu lakukan.

Dan yah... Apa yang Jimin lakukan padanya itu membuat Sohyun merasa sedikit aneh dan bingung. Pasalnya hubungan itu di jalin untuk menumbuhkan perasaan Jimin. Tapi Sohyun malah merasa sebaliknya. Alih-alih Sohyun yang memberikan perhatian lebih untuk menarik perasaan Jimin, Sohyun malah merasa bahwa Jimin lah yang tengah berusaha menumbuhkan perasaannya. Sohyun tahu itu mungkin tidaklah benar, tapi entah kenapa Sohyun terus saja merasakan hal itu.

Sohyun sadar, mungkin apa yang dilakukannya selama ini masih kurang untuk memperlakukan Jimin dengan baik. Sohyun masih belum mampu memenuhi syarat sebagai kekasih yang baik untuk Jimin. Tapi meski begitu ia terus mencoba untuk memperbaikinya. Seratus hari itu tidak akan ada artinya jika Sohyun terus mempertahankan egonya.

Jadi berbekal rasa tanggung jawabnya, Sohyun membuang jauh-jauh sikap apatis dan rasa malunya untuk berbuat hal-hal yang di luar dari kebiasaannya. Seperti memanjakan Jimin, bersikap sedikit kekanakan di depan Jimin dan beberapa hal lainnya yang kiranya perlu Sohyun lakukan untuk melancarkan aksinya.

"Babe, kau akan memotong tanganmu jika kau terus melamun seperti itu."

Sohyun yang saat itu sedang memotong wortel sambil melamun sedikit tersentak kala suara itu menggema di ruang dapur. Jimin mengintrupsinya tepat di samping Sohyun. Menatap Sohyun dengan tatapan bingung tapi juga hangat.

Sohyun ikut menolehkan kepalanya kearah Jimin seraya mengedipkan matanya cepat untuk mengurangi keterkejutannya. Ah sial, bisa-bisanya Sohyun melamun di saat seperti ini. Padahal niat awalnya kan ingin membantu Jimin memasak, tapi kenapa ia malah melamun.

Consent ✔Where stories live. Discover now