1. Rain Brings Hate

1.9K 138 15
                                    

Annyeong haseyo yorobun...
Hehe... Kaget ga nih liat Kimmi tiba-tiba up ff ini?
Walaupun project sebelah belum selesai, Kimmi tetap mencoba untuk up ff ini.
Kimmi mau liat respon yang ada dari dua project ini.
Karena jujur, Kimmi butuh suntikan semangat dari para readers yang ada.
Dan karena Kimmi kurang puas dengan respon yang ada di project sebelah, akhirnya Kimmi memutuskan untuk up ff ini juga. Siapa tau di project kali ini Kimmi bisa dapet suntikan semangat dari readers sekalian.
Jadi mari ramaikan ff ini supaya Kimmi bisa lanjut terus nulis project ini.

Dan buat yang udah vote dan request ff ini, jangan lupa vote ⭐ ya.

Enjoy...

-
-
-

"Hhh... Hujan lagi?"
Seorang gadis nampak menghela napas berat kala retina matanya menatap rintikan hujan dari balik kaca Café yang di kunjunginya. Entah sudah berapa kali dalam satu pekan ini hujan terus datang, membuat gadis itu jengah jika boleh jujur.

Kalian pernah dengar dengan seseorang yang terkadang sering merasa sedih saat hujan? Atau apakah kalian sering dengar saat dimana seseorang akan teringat kenangan masa lalunya saat hujan? Hal itu mungkin bagi sebagian orang adalah hal yang berlebihan. Hujan tidak salah tapi mereka sering menyalahkan rintikan air itu karena membuat kenangan dan ingatan masa lalu yang menyakitkan dapat menguar ke permukaan. Padahal hal itu sama sekali tidak ada kaitannya, kenangan itu menguar karena memang pikiran mereka yang terus berasumsi bahwa hujan itu adalah titik kenang rasa sakit tersebut.

Lalu apa hubungannya dengan gadis yang berada di Café tersebut? Gadis itu juga adalah salah satu orang yang benci akan hujan. Bukan karena ia memiliki kenangan buruk saat hujan, tapi karena hujan terkadang sering datang bersama dengan petir, dan itu membuat Sohyun-gadis itu sedikit takut.

"Aku harap dia tidak akan menghadirkan petir kali ini," gumamnya sambil sesekali menyeruput coklat hangat pesanannya. Membuat cairan pekat itu akhirnya bisa menyapa tenggorokannya dan sedikit menghangatkan tubuhnya dari udara yang cukup dingin tersebut.

Sohyun terus menatap kearah luar jendela kaca tersebut yang langsung berbatasan dengan jalanan yang nampak lenggang karena hujan. Selain itu ia juga bisa melihat beberapa orang yang lalu lalang di depan Café sambil membawa payung yang menghalangi rintik hujan itu untuk tidak membasahi pakaiannya.

Ia memandang semua itu dengan tenangnya, bahkan tanpa ia sadari kini ia malah memperhatikan seorang pria yang tengah berjalan bersama seorang gadis di bawah naungan payung yang sama, bahkan lengan pria itu nampak ia sampirkan pada bahu sempit sang gadis.

"Perlakuan yang manis," ucap Sohyun dengan tenangnya. Gadis itu kemudian kembali ingin menyeruput minuman miliknya, namun tak merasakan cairan hangat itu hadir di tenggorokannya. Dan saat ia melongok pada gelas miliknya, cairan itu nyatanya sudah raib dari tempatnya tanpa Sohyun sadari.

"Hhh... Aku terlalu menikmatinya hingga tak menyadari dia telah habis," ucap Sohyun. Gadis itu kemudian meraih tas yang berada di samping kursinya dan mengeluarkan beberapa lembar uang dari sana. Setelahnya ia meletakan itu dibawah gelas minumannya dan segera beranjak dari sana.

Sohyun keluar dari Café tersebut sambil membawa payung yang ia temukan di depan Café-sebuah payung yang memang disediakan disana. Berjalan menjauh dari tempat tersebut dengan langkah yang cukup lebar, hingga akhirnya ia dapat melihat sepasang insan yang tadi sempat di perhatikannya sedang berjalan di depannya.

Sohyun semakin mempercepat langkahnya hingga kini ia bisa berada di samping dua orang itu yang tengah berjalan dengan lambannya. Bahkan dari tempatnya berada saat itu, Sohyun bisa mendengar bahwa kedua orang itu sedang bersenda gurau dengan santainya.

Consent ✔Where stories live. Discover now