27. Don't Love Him

222 56 25
                                    

Yang nunggu kelanjutan Consent, yuk merapat.
Oh iya mohon maaf ya kalo Kimmi cuma bisa up ini dua minggu sekali.
Soalnya...

Nanti aja deh bahasnya di akhir part ini.
Buat sekarang Kimmi cuma mau bilang happy reading aja.
Eh ngga ding, mau ngingetin juga buat vote ⭐
Terus hati-hati juga ya sama typo, soalnya Kimmi revisi kebut part ini.
Jadi kalo ada yang kelewat, silahkan tandai ya.
Nanti Kimmi benerin.

Enjoy..

-
-
-

Pagi baru saja hadir, bahkan waktu baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Tapi Taehyung sudah berlarian di dalam sebuah koridor rumah sakit. Jangan tanya ada apa, Taehyung tidak bisa memberitahunya sekarang karena ia masih berusaha mencapai ruangan dimana sang Ibu di rawat.

Taehyung datang dengan keadaan yang sedikit kacau. Bagaimana tidak? Ia baru saja bangun, dan itupun karena dering dari ponselnya dimana Seokjin menghubunginya. Mengatakan beberapa hal pada Taehyung, hingga akhirnya membuat pria itu segera tersadar dari tidurnya dengan mata yang membulat sempurna—kaget. Bahkan saking terkejutnya ia tak lagi berpikir yang macam-macam seperti harus mandi atau lainnya. Ia langsung saja berlari kearah parkiran dan menjalankan mobilnya dengan tergesa meskipun dengan keadaan yang yah... Begitulah.

Taehyung mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari tadi, menumpukan kedua tangannya pada masing-masing lututnya dan segera meraup oksigen sebanyak mungkin guna mengisi rongga pada paru-parunya yang pagi ini sudah ia paksa untuk bekerja ekstra keras. Merasa sudah lebih baik, barulah Taehyung kembali menegakkan tubuhnya. Menghela nafas panjang sekali lagi sampai akhirnya membuka pintu ruangan sang Ibu dengan perlahan.

Dan hal pertama yang ia lihat adalah sang Ibu yang masih terbaring diatas ranjangnya, dengan seorang pria bersetelan Dokter yang berdiri di sampingnya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Tahu kehadiran Taehyung disana, orang itu—Seokjin—langsung menolehkan kepalanya dan menyapa Taehyung untuk sekedar basa-basi.

"Kau datang?"

"Eum. Bagaimana keadaannya?" tanya Taehyung to the point.

"Seperti yang sudah aku katakan di telepon tadi. Eommamu mulai memberikan banyak respon yang positif. Tangannya bahkan sudah banyak bergerak meskipun beliau belum membuka matanya," terang Seokjin seraya menatap presensi seorang wanita yang masih terbaring tenang di atas bangsal.

"Apa itu artinya eommaku akan segera sadar?" tanya Taehyung. Menatap Seokjin yang berdiri di sampingnya dengan penuh harap.

"Aku tidak dapat memastikannya. Tapi kemungkinannya cukup besar. Kau hanya perlu terus merangsangnya agar beliau bisa segera sadar."

Mendapat berita positif seperti itu entah kenapa membuat Taehyung merasa amat senang dan lega secara bersamaan. Ia senang akhirnya ia akan menatap manik teduh sang Ibu lagi setelah sekian lama.

Jujur Taehyung sangat merindukan wanita itu. Sangat merindukannya. Taehyung sangat berharap bahwa sang Ibu akan segera membuka matanya. Dan saat hari itu tiba, Taehyung ingin sekali memeluknya. Mengungkapkan semua rasa rindunya akan sosok Ibunya yang sudah lama tertidur tersebut.

"Tapi Tae..."
Dan di tengah rasa bahagianya, Seokjin kembali mengintrupsinya. Membuat Taehyung yang saat itu sedang menatap wajah anggun sang Ibu langsung kembali menaruh atensinya pada Seokjin.

"Kau tidak lupa dengan perjanjian yang sudah kau sepakati dengan appa kan?" tanya Seokjin yang entah kenapa membuat raut bahagia Taehyung sedikit demi sedikit mulai memudar.

Consent ✔Where stories live. Discover now