Bonchap pt.3

206 35 7
                                    


The real ending

-
-
-

Seorang pria nampak tengah mengedarkan pandangannya di dalam sebuah café dengan senyum simpul miliknya. Tatapannya nampak begitu hangat dengan aura positif yang mengelilingi. Wajahnya pun terlihat sangat ramah hingga orang-orang yang melaluinya terkadang tidak merasa sungkan untuk menyapa dengan menundukan sedikit tubuh mereka. Dan ya, orang itu membalas sapaan itu dengan melakukan hal yang sama.

Sudah bukan rahasia umum lagi jika pria yang menjabat sebagai pemilik dari café itu adalah orang yang sangat ramah. Para pengunjung yang sering datang kesana bahkan sudah mengenal pria itu dengan cukup baik karena keberadaannya yang memang sering terlihat disana.

Mungkin café itu belum lama berdiri, belum sampai satu tahun bahkan. Tapi pelanggannya sudah banyak, bahkan sudah memiliki pelanggan tetap. Orang-orang bilang tempatnya sangat nyaman dan kekinian. Belum lagi jika beruntung bisa bertemu dengan pemilik café yang memiliki rupa tampan bak seorang Idol. Jadi itulah kenapa tempat itu sangat ramai di kunjungi terlebih oleh para wanita-wanita lajang.

Sebenarnya tempat itu adalah cabang dari café yang di miliki oleh Jimin—pria itu. Karena memang sejak Jimin memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan Sohyun, pria itu memilih untuk mengembangkan bisnisnya hingga Jimin yang dulu hanya memiliki satu café saja, kini sudah memiliki cabangnya.

Jimin benar-benar serius dengan bisnisnya hingga berkembang seperti sekarang, dan Jimin bangga akan itu.

Jimin masih mengedarkan pandangannya ke penjuru café-nya saat tiba-tiba saja manik matanya menatap keberadaan seseorang yang sepertinya ia kenal baru saja memasuki café-nya hingga lonceng kecil yang berada pada pintu ikut bergemerincing.

Gadis itu memakai kemeja berwarna putih yang ia padukan dengan skinny jeans, rambut sebahunya ia biarkan tergerai lurus. Tak lupa ia juga memberikan sentuhan manis dengan mengenakan aksesoris yang menghiasi telinga dan lehernya. Terlihat sederhana sebetulnya, tapi entah kenapa hal yang seharusnya nampak sederhana itu malah terlihat manis untuk gadis itu. Terlebih dengan senyum simpul yang ia hadirkan saat menemukan keberadaan Jimin di depan meja kasir.

Jimin masih menatap gadis itu sampai ia berada tepat di depannya.

Jujur Jimin sebenarnya tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Pasalnya yang ia tahu gadis itu sedang berada di US untuk belajar, tapi saat ini ia malah ada di depannya.

"Hai," sapanya.

Jimin tidak menjawab, masih memeta dengan seksama gadis di depannya itu. Masih mencoba meyakinkan diri bahwa gadis itu benar-benar orang yang di kenalnya.

"Siapa gadis yang sedang bersama pemilik café itu? Apakah dia kekasihnya?"

"Aku seperti pernah melihatnya."

"Bukankah dia kekasih dari aktor yang sedang banyak di bicarakan belakangan ini karena debut dramanya yang sukses? Siapa namanya? Kim... Kim... Ah Kim Taehyung!"

"Kau benar. Dia sepertinya gadis yang ada di salah satu postingan SNS Taehyung."

Sayup-sayup Jimin dan Sohyun—gadis itu—dapat mendengar pembicaraan tiga gadis yang berada tak jauh dari mereka dan kini sedang mencuri-curi pandang.

Dan dari pembicaraan itu Jimin baru bisa memastikan bahwa gadis itu benar-benar orang yang di kenalnya. Jeon Sohyun.

"Jim?" panggil Sohyun karena Jimin sedari tadi hanya diam menatapnya.

"Ya?"

"Kau melamun?"

"Ah tidak," elak Jimin.

"Kau masih mengenaliku kan?" tanya Sohyun memastikan. Karena bisa saja pria itu lupa akan dirinya meskipun mereka baru berpisah dua tahun lalu.

Consent ✔Where stories live. Discover now