Can You Kisss Me?

2.1K 320 44
                                    

Tepat setelah para malaikat pergi dengan membawa arwah yang kabur. Jisung mulai mencoba bangkit dengan menahan rasa nyeri di sekujur tubuhnya. Jalannya gontai, satu tangannya memegangi perut yang masih terasa sakit setelah diajak-injak oleh Mark.

Di seberang, dilihatnya sosok Na Jaemin yang tersenyum meskipun raut khawatirnya tak terlepas dari wajahnya. Jisung ikut tersenyum.

Namun, sedetik kemudian pandangannya memudar, setiap sudut menjadi gelap, matanya tak lagi dapat fokus pada tujuannya, perlahan dirasakan tubuhnya limbung karena kaki yang tak sanggup lagi menopang badan Jisung yang lemas, hingga dirasakannya tubuhnya bertumbrukan langsung pada lantai yang keras. Ia pingsan.

"Jisung~ahh" teriak Jaemin kala melihat Jisung pingsan.

Jaemin segera berlari menuju sorang yang disebut akan menjadi takdirnya itu. Ia cemas, takut, dan khawatir bukan hanya pada keadaan Jisung tapi ia juga takut jika tak ada lagi waktu untuk berjumpa dengannya.

Belum juga sampai langkahnya untuk menghampiri Jisung. Seperti seorang yang melakukan teleportasi, ia kini berada disebuah ruangan putih yang menyilaukan matanya.

Jaemin bingung, sungguh. Namun disamping itu ia tetap mengkhawatirkan Jisung. Diedarkannya pandangannya ke seisi ruangan kosong itu bermaksud mencari keberadaan Jisung. Namun tak ada seorang pun yang dapat ia temukan, hingga...

"Selamat datang Na Jaemin." suara itu terdengar, dan dari pojok ruangan datanglah seorang kakek-kakek dengan rambut putih penuh bersama malaikat mautnya -Park Chanyeol.

"Kembalikan aku pada Jisung-ku!!" katanya begitu tajam.

"Kau tidak bisa kembali pada dunia fana sana sedangkan kini kau sudah di Akhirat." kata si Kakek tadi dengan senyuman serta suara yang lembut.

"Ku bilang KEMBALIKAN AKU!!" teriaknya.

"Na Jaemin kau tidak bisa-"

"Kau bilang aku hanya perlu menemukan siapa takdirku! Aku menemukannya, aku menemukan dia! Tapi kenapa kau malah membawaku kesini?" kata Jaemin memotong kalimat Park Chanyeol.

"Maaf Na Jaemin, kami telah menghapus namamu dari takdir Park Jisung."

Jaemin melemas begitu mendengar ucapan si kakek, apa maksudnya itu? Ia tak habis pikir kenapa para malaikat begitu jahat mempermainkan kehidupannya.

"Tapi kenapa?" tanyanya sudah dengan mata yang marah menahan tangis.

"Kau tidak melaksanakan syarat utama untuk kesempatan keduamu ini, yakni seorang yang seharusnya menjadi takdirmu mencium tubuh mu agar kau bisa kembali pada tubuh mu. Kau tidak melaksanakannya Na Jaemin."

Tidak! seharusnya tadi Jisung bisa menciumnya jika ia tidak pingsan. Atau, seharusnya Jaemin bisa terlebih dahulu membantu Jisung siuman lalu mengarahkannya untuk menciumnya jika saja ia tak berada diruangan putih ini sekarang. Seharusnya begitu.

Namun para malaikat di depannya ini begitu jahat hingga memaksa Jaemin untuk pergi ke akhirat terlebih dahulu.

"Bukankah masih tersisa beberapa jam?"

"Park Jisung pingsan, keadaanya tidak memungkinkan untuk memenuhi syarat mu agar kau bisa kembali ke tubuh mu."

"Kalau begitu sadarkan dia, kalian pasti punya kekuatan kan? Ku mohon." pinta Jaemin.

"Eemmm... Na Jaemin sebenarnya kita bukan Boboiboy." celetuk Chanyeol bercanda, yang lalu dihadiahi tatapan tajam dari si kakek.

"Maksudku, kita tidak punya kekuatan sepeti itu." jelasnya memupuskan harapan Jaemin untuk dapat hidup lebih lama bersama Jisung.

I Can See You ✔Where stories live. Discover now