Terror

2.9K 439 74
                                    

Jisung yang sudah terhitung satu minggu di sekolah barunya itu mulai terbiasa dengan situasi dan kondisi sekolahnya, ia juga sudah terbiasa dengan tingkah laku Jaemin yang terus mengganggunya.

Seperti biasa, Jisung berangkat sekolah pagi-pagi sebisa mungkin ia tidak akan terlambat memasuki sekolah, baginya percuma sekolah jika terlambat.

Baru saja ia melangkahkan kakinya melalui gerbang sekolah, seseorang sudah berada disampingnya, menyapa dan menampilkan senyum terbaiknya dihadapan Jisung. Sudah bisa di tebak bukan siapa dia?

Ya, Hyunjin. Beberapa hari ini ia kerap sekali menempel pada Jisung, dan anehnya saat Hyunjin bersama Jisung maka hantu Na tidak akan pernah menampakkan batang hidungnya.

"Singkirkan tanganmu!" kata Jisung sinis kala Hyunjin mengalungkan tangannya di leher Jisung.

"Aigo ... seharusnya kau berterimakasih kepadaku," kata Hyunjin lalu memasukkan tangannya ke dalam saku celananya.

"Untuk apa?"

"Kau akan segera tahu," jawab Hyunjin menyeringai.

Sesampainya mereka di kelas, suasana menegangkan begitu terasa. Bagaimana tidak, oknum Huang Renjun tengah menginterogasi satu persatu murid yang berada dikelas. Lagi-lagi, tangannya memegang rangkaian bunga mawar putih yang bisa diisyaratkan sebagai rasa berduka citanya seseorang. Namun kali ini lain, ia tak hanya memegang satu bunga melainkan tiga rangkaian bunga sekaligus.

Matanya tertuju pada dua orang yang baru saja memasuki kelas, Park Jisung dan Hwang Hyunjin.

"Kau yang melakukannya?" tuduh Renjun pada Hyunjin.

"Bisakah sehari saja kau tidak berburuk sangka kepadaku?" ujar Hyunjin, lalu berjalan dengan sengaja menabrak tubuh pemuda mungil itu.

Renjun menyeringai, "bukankah kau memang patut dicurigai?" ia berbalik menatap manusia di hapannya yang ikut berbalik juga, hingga kini mereka saling berhadapan.

"Semua orang disini juga sudah tau kalau kau lah orang yang mendorong Jaemin dari atap." ujar Renjun.

"Badebah!! Berhenti menyebarkan rumor!" marah Hyunjin, satu tangannya memegang kerah baju Renjun dengan erat dan tangan lainnya mengepal hendak memukul wajah Renjun.

'GREP'

Seseorang mencekal lengan Hyunjin, menghentikan niat Hyunjin yang hendak membaku hantam Renjun.

"Jangan menyentuhnya!!" peringatnya, ia lalu mendorong Hyunjin hingga menjauh dari Renjun.

"Jeno!!" panggil Renjun saat mendapati Jeno yang menghentikan Hyunjin. Jeno tidak memedulikan panggilan Renjun, ia malah berdiri didepan Renjun. Jaga-jaga Hyunjin mau melawan lagi.

"Hh ... kalian sama saja! BUSUK!!" sarkas Hyunjin.

"Kau!!" Renjun hendak maju melawan Hyunjin, namun dicegah Jeno.

"Busuk??"

"Mmm ... Ngomong-ngomong dimana kau saat Jaemin mengalami kecelakaan?" tanya Jeno, Hyunjin menautkan alisnya.

"Ah iya aku ingat, aku melihatmu di atap! tempat dimana Jaemin mengalami kecelakaan itu, ya kan?"

Mendengar ujaran Jeno barusan membuat seisi kelas menjadi gaduh.

"Ternyata benar dia pelakunya, -tidak tahu malu!"

"Dari awal juga aku yakin itu dia!"

"Aigoo ... bukankah dia harus dikeluarkan dari sekolah?!"

"Dia psikopat!"

I Can See You ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें