Annoying

2.3K 405 44
                                    

'DORRR'

Seisi ruangan dibuat terkejut oleh detektif Kim, pasalnya ia kini tengah mencoba senjata barunya, hanya saja ia mencoba ditempat yang salah, untung saja belum ada peluru didalamnya.

"Wah ... aku akan terlihat keren dengan ini." percaya dirinya.

"Keren apanya? Kau hampir membuat seisi ruangan terkena serangan jantung bodoh!" timpal detektif Moon sambil menggeplak kepalanya dengan tumpukan kertas ditangannya.

"Ya maaf."

Kali ini para detektif memutuskan untuk menggunakan senjata api dalam kasus Sungchan dan Jeno. Ya, mereka menduga kematian keduanya saling berkaitan.

Bukti yang menunjukkan adanya keterkaitan antara kasus keduanya adalah waktu pembunuhan yang hampir sama, mereka juga sama-sama murid Neo Culture High School

"Hari ini, kita mulai dari bagian CCTV gedung dimana Lee Jeno terjatuh, berlanjut ketempat kejadian, lalu yang terakhir menentukan tersangka!" jelas kepala detektif yang tidak lain adalah Moon Bin.

"Bagaimana jika tidak menemukan bukti? Bukankah kita tidak dapat menentukan tersangka?" tanya detektif Patk Jimin.

"Kalau begitu kita akan mengintrogasi orang terdekatnya terlebih dahulu." jelas detektif Moon.

"Oke kalau begitu kita mulai sekarang, semangat!!" semangat detektif Moon lalu bergegas keluar kantor.

"Ah, kenapa hari minggu ku tak seperti orang pada umumnya." keluh detektif Kim yang ditinggal dua rekannya.

✧✧✧

Setelah melalui sesi curhat yang panjang semalam. Pagi ini Jisung bangun agak siang, bahkan teriknya matahari tidak mampu mengusik tidurnya. Syukurnya hari ini adalah hari libur, jadi tidak perlu repot-repot untuk pergi ke sekolah, tidur hingga siang pun tak masalah.

Jaemin sendiri terus bersedekung lutut sejak semalam, ia bahkan terjaga sepanjang malam di kamar Jisung. Lelah dengan posisinya, Jaemin pun merangkak mendekati ranjang tidur Jisung. Ditatapnya wajah tidur Jisung yang begitu damai, ingin rasanya ia menyentuh tiap inci wajah yang ia rindukan.

Ditiupnya hawa dingin kearah mata Jisung, membuat sang empu mengernyit dalam tidur. Sedangkan Jaemin hanya mengulum senyum melihat betapa lucunya si Jisung.

"Aku sangat bersyukur bertemu denganmu lagi," bisiknya lirih disertai kekehan kecil.

"Aku harap kamu bersedia membantuku lagi, jadi tidak sabar kembali ke kehidupan semula."

"Ah... ngomong-ngomong namamu ini siapa? Kalau diingat-ingat kita belum berkenalan secara resmi." tanya Jaemin pada Jisung masih senantiasa memejamkan matanya.

"Park Jisung." Jika kalian menebak ini adalah jawaban dari Jisung, maka kalian salah.

Mendengar suara yang terdengar asing di telinganya itu, Jaemin pun memalingkan wajahnya mencari asal suara tersebut.

"WAH SI ANYING!!" kaget Jaemin kala mendapati seorang bocah dengan wajah pucat dan dahi yang berdarah berdiri tepat disampingnya.

"Namanya, Park Jisung." kata bocah itu lagi, menjawab pertanyaan yang Jaemin lontarkan pada Jisung.

"Kenapa kau muncul tiba-tiba?!" ujar Jaemin masih dengan keterkejutannya.

"Kau siapa?" tanya bocah itu.

"Aku? Na Jaemin." jawab dengan senyum ramah.

"Oh."

"Kau sendiri siapa?" tanya Jaemin balik.

I Can See You ✔Where stories live. Discover now