Now or Never

161 25 0
                                    


Alisia beranjak berdiri. Mataku mengikuti sosoknya yang kini meraih satu buku dari rak yang terletak di pojok ruangan. Setelah itu, dia kembali duduk dan meletakkan buku itu di meja. Terlihat potongan kertas koran usang menempel di salah satu lembar buku itu saat dibuka.

"Kliping?" tanyaku langsung ketika melihat isinya.

"Kamu minta bukti, kan?" Alisia mendorong bukti itu ke arahku.

Aku membaca tulisan yang tertera pada secarik surat kabar. Menceritakan sebuah keluarga yang kaget saat karyawan dealer kendaraan bermotor mengantarkan sepeda motor baru. Hadiah dari Sang Kakek untuk ulang tahun cucu lelakinya yang ketujuh belas. Padahal kakek itu sudah meninggal ketika cucunya baru berusia dua belas tahun.

"Bagaimana bisa?" Keningku berkerut dan alisku bertaut kala mataku menyipit. Benar-benar tidak mengerti alasan seseorang yang sudah meninggal sampai datang lima tahun setelahnya hanya untuk membelikan motor baru sebagai hadiah ulang tahun untuk cucunya.

"Itu aku yang melakukan. Aku diminta roh kakek itu untuk memanggilnya ke dunia sebentar. Kakek itu meminjam tubuh seseorang untuk memberikan hadiah untuk cucunya." Alisia menyahut santai.

"Itu enggak mungkin deh."

"Kamu lihat karyawan itu tidak percaya pada awalnya. Tapi, dia mendatangi alamat yang diberikan kakek itu dan memang menemukan kompleks pemakaman. Percaya?"

Aku menggeleng pelan, masih menimbang untuk percaya atau tidak. Satu hal yang pasti, kalau sampai masuk surat kabar maka berita itu benar adanya. Semua ini memiliki kemiripan dengan kisah Ron dan Ryan serta orang-orang yang diduga mengalami reinkarnasi atau malah jiwa yang datang dari masa lampau dengan satu keping ingatan kehidupannya di masa lalu. Mungkinkah memang pemanggil jiwa itu benar-benar ada dan terjadi?

"Kmau bisa membuka halaman selanjutnya. Kalau kamu butuh lebih banyak referensi sebagai bahan pertimbangan maka aku punya banyak kisah sukses," katanya terdengar pongah.

Debaran jantungku mulai menanjak naik sementara jemariku gemetar saat aku membuka halaman selanjutnya. Kali ini seorang pria berinisial A yang telah dikuburkan kembali hidup dalam wujud orang lain hingga menggemparkan warga setempat. Awalnya, warga tidak percaya. Akan tetapi, saat menunjukkan semua hal tentang A yang telah mati membuat warga tidak menemukan pembelaan selain A memang hidup kembali. Orang itu juga menyebutkan pohon kelapa yang ada di dekat sumur rumahnya, padahal pohon itu sudah roboh sebelum dia meninggal.

"Ini ulahmu juga?"

"Ya," sahut Alisia mantap. "Kamu boleh baca sampai selesai kalau kamu tak yakin. Bisa juga memastikan ke surat kabar apakah berita itu benar atau hoax."

"Tentu saja," ucapku pelan. Aku merasakan kepahitan dalam suaraku, kalah telak dalam debat adu kredibilitas ini.

Aku masih melanjutkan untuk membuka buku berisi potongan surat kabar itu. Semuanya nyaris sama. Mengenai pemanggilan roh orang yang telah meninggal. Roh-roh itu kembali hidup. Aku menelan ludah, napasku tercekat. Ini semua bukti. Fakta kalau pemanggilan roh bukan isapan jempol belaka. Namun, ada yang mengangguku. Semua jiwa ini dipanggil dalam rentang yang sama.

"Kenapa semua berita ini terjadi di awal November?"

"Kamu pernah dengar hari perayaan kematian?" Alisia malah balik melemparkan pertanyaan.

"Kalau begitu pernah dengar soal Hallowen?"

Kali ini aku mengangguk. "Tapi, tidak dirayakan di sini."

"Aku tidak membahas soal perayaan di negara kita, tapi ini tentang harinya. Peringatan kematian itu dilakukan di akhir perayaan Hallowen, tepatnya di tanggal satu atau dua November."

One Thousand DaysWhere stories live. Discover now