PART 13

2.4K 260 1
                                    

Pek, kangen aku nggak?

-

-

-

"Apaan dah Pril" Kana meninggikan oktaf suaranya, merasa kesal sekaligus jengah dengan pertanyaan beruntun dari April. "Gw gak bermaksud kayak gitu"

April masih tak berkutik, iris matanya terlihat memerah. Beberapa menit lalu April menanyakan soal perasaan Arkana terhadap dirinya. Tapi Arkana malah menyimpulkan itu semua masa lalu. Dan soal dulu Kana yang selalu mengejar April biarlah menjadi kenangan gila yang pernah Kana lakukan. Tapi gadis berambut lurus itu malah tidak terima dan menuduh Kana telah mempermainkan perasaannya.

"Pril, plis. Gw gak bermaksud. Jangan nangis elah" gini-gini Kana juga gentle dan nggak mau liat cewek nangis. Apalagi karena dia sendiri. Kana mengusap bulir air mata di sudut mata April dengan ibu jarinya. "Udah elah, cowok-cowok suka lu karna lu kuat dan tegas. Kalo lembek kayak gini gw jamin mereka pada gak mao sama lu" celoteh Kana yang membuat April mendengus lalu menjauhkan tangan Arkana dari wajahnya.

"Ngaco lo!" sungut April kesal.

"Haha" Kana terbahak sambil memegangi perutnya yang kegelian. Sebuah tangan menarik tangan kanan Arkana membuat kedua orang yang sejak tadi menghabiskan waktu bersama itu terkejut.

"Zen?"
"Zeno?"

"Ikut gua" kata Zeno seraya menarik tangan Arkana untuk membawanya menjauh dari April. Kana tidak memberontak ataupun menolak dia mengikuti langkah lebar Zeno,membuatnya sedikit kesusahan untuk menyetarakan langkah pria bongsor itu.

"Zen pelan pelan kek! Sakit nih tangan gw" omel Kana, walau begitu dia tetep nurut sama Zeno.

Membawa Kana ke sisi taman yang jarang di kunjungi orang lain. Berada di dekat danau buatan yang ada di sekitar taman. Zeno mencengkram kedua bahu Arkana. "Zen ini lo kenapa tiba-tiba kayak gini??"

Sorot mata dingin itu sangat mendominasi, Arkana masih bingung dengan sikap Arzeno yang mendadak kayak gini. Apa mungkin . . Zeno denger pembicaraan tadi?

"Oke Arzeno, gw tau kenapa lo semarah ini sama gw" Kana menyeru. "Tapi mohon, ini bahu gw sakit. Kalo remuk lo mau tanggung jawab hah?!" pekik Kana, mendorong pelan tubuh bongsor Zeno.

"Gw tau lo cemburu sama gw, gw tau sejak tadi lo denger pembicaraan gw sama April. Gw tau Arzeno Daeswara" Kana mendengus pelan. "Tapi gw gak bakalan aneh-aneh kok, itu semua supaya dia nggak tetep naruh perasaan sama gw. Zen, gw merasa bersalah sama April. Ayolah, lo natap gw kayak gitu nyeremin anjirr, ngalahin om poci lo ntar" cerocos Kana. Zeno masih memerhatikan bibir ranum yang mengoceh itu. Perlahan dia melepas cengkraman di bahu Arkana.

"Lo sih, kan udah punya gua. Ngapain jalan sama yang lain??" Zeno mendatarkan ekspresinya. Zeno tipikal orang yang nggak mau berbagi, apalagi hak paten milik nya. Nggak boleh-!! Jangankan berbagi, terpagi aja Zeno ogah ogahan.

Kana terkekeh, mengalungkan tangan nya di leher Zeno. "Ututuu, baby doggy gw ngamuk nih"

"Anj Na?!" Zeno melotot, merasa tidak terima dengan sebutan yang Kana ucapkan padanya. Sedang, Arkana malah semakin melebarkan tawanya. Deretan gigi rapi nan putihnya terekspos mengalahkan senyum manis siapapun. Zeno yang tadinya mau marah, alhasil cuman diem sambil nunggu Kana selesai ketawa.

"Pfft, oke oke sorry" Kana berdehem mengakhiri suara tawanya. Ia hendak menurunkan tangan nya dari leher Zeno, tapi laki-laki itu malah menahan pergerakan tangan nya.

"Diem"

"Hem" Kana bergumam, mengusap bagian rambut belakang Arzeno yang berwarna hitam pekat. "Lo kalo cemburuan nggak beda jauh sama bocil botak Zen"

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang