PART 16

1.9K 234 3
                                    

"Kana-!!!"

Kana mendengus melihat siapa yang datang menghampirinya. Arzeno. Kana terpaksa membuka matanya dan menoleh ke arah Zeno yang kini sudah berdiri di sampingnya, posisinya Kana lagi tiduran di kursi taman yang terbuat dari kayu panjang. Beranjak dari tidurnya, Kaja duduk bersila. "Apaan?"

"Galak" decih Zeno, berlutut di hadapan Kana yang lagi badmood. "Maaf tadi gw gak bilang dulu pas mau berangkat"

"Emang perlu? Udah telat kali" potong Kana cepat. Menurut dia sendiri ini terlalu berlebihan. Kana kembali mengunci suaranya, membiarkan Zeno berlabuh dengan rasa bersalah padanya.

"Dia sepupu gw, lo gak inget? Dia Karina yang waktu itu main kejar-kejaran bareng lo di lapangan. Lo gak inget dia Na?"

"Oh" Kana bergeser tempat duduk, menyuruh Zeno untuk duduk di sampingnya. Malu, banyak orang yang liat kalau Zeno terus-terusan berlutut di hadapan nya.

Menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi, Arkana menghela napas dalam-dalam sebelum kembali membuka suara. "Gw inget" memejamkan matanya kembali, sumpah. Arkana masih letih sepulang dari muncak.

Zeno meraih tangan kanan nya lalu menggenggamnya erat. "Nanti pulang bareng gw ya? Jangan pulang duluan"

Mendengus seraya merotasikan bola matanya. "Kebalik oon" menepis kasar tangan Zeno. Kana lagi nggak mau di ganggu sama Zeno. Sumpah, darahnya naik terus.

"Hehe"

"Dih"

"Sayang"

"Diem Zeno-!!" Kana nahan pergerakan tangan Zeno yang mau masuk kedalam baju seragam nya. "Macem-macem sama gw, gw laporin lo ke guru BK" ancam Arkana. Akhirnya Zeno mendengus dan menjauhkan tangan nya dari tubuh Kana. Padahal dia mau manjaan sama Kana, tapi respon Kana selalu gitu.

Di kejauhan ada Karina yang hendak menghampiri mereka. Belum sempat dia menyapa mereka Karina di kejutkan dengan perilaku Arzeno yang tengah menggigit telinga Arkana. "A-arzen?" Kana terlihat risih dengan perlakuan Zeno, tapi sepupu nya itu malah langsung memeluk tubuh Arkana yang merengek sekaligus tengah memberontak.

Napasnya tercekat, sejenak Karina menetralkan napasnya yang sempat terhenti. Matanya memerah, melihat tidak suka kepada dua orang yang tak berada jauh di depannya.

Ia berlari untuk pergi meninggalkan area taman.

"Gila! Ini gila!" umpat Karina di sepanjang perjalanan. Dia berjalan dengan langkah berdentum, tidak peduli dia anak baru atau apa. Berjalan tanpa melihat kedepan. Banyak orang yang menjadi korban tubrukan nya.

"Anj gak liat-liat apa tuh cewek?!" sungut Arjun yang bahu nya bertubrukan dengan Karina.

"Eh, kek nya itu cewek yang tadi berangkat bareng Zeno deh" sahut Defa. Yang emang melihat kedatangan Zeno bareng Karina.

Arjun mendengus kesal. "Aneh"

Suara pantulan bola menggema di gedung aula olahraga. Sudah lama Kana enggak berlatih basket. Sekarang adalah saatnya.

Males kalau dia latihan di lapangan, banyak ciwik-ciwik yang teriak. Itu menganggu konsentrasinya. Aula lagi sepi, biasanya anak klub tari suka make ini aula, tapi kayaknya mereka lagi libur.

Kana berhasil memasukan bola basket kedalam ring dengan banyak gaya dan teknik yang ia pakai. Sebelum pada akhirnya bola itu meleset karena ada bola lain yang lebih dulu masuk kedalam ring. Kana memutarkan atensinya ke arah mana bola itu berasal.

"Ck, lo lagi" Kana mendecak, si pelaku adalah Sean. "Gak bosen apa lo ganggu gw mulu?"

"Udah tau jawabannya kenapa masih nanya?" anak itu terkekeh. Membuat Kana makin eneg lihat Sean kayak gitu.

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang