part 23

2.2K 226 1
                                    

Arkana mengerjapkan matanya beberapa kali, membiasakan cahaya matahari masuk ke retina matanya. Sebelum akhirnya terbiasa, Kana sudah di suguhkan dengan sosok Arzeno yang masih terlelap.

Kana beranjak dari tidurnya dan pergi untuk mandi. Kepalanya pening akibat semalam, Zeno sialan. Menarik ulur perasaannya, mempermainkan Arkana selayaknya boneka.

Selesai dengan aktivitas mandinya, Zeno juga sudah terbangun dan tengah memakai kembali pakaian nya.

"Kapan bangun?" tanya Zeno.

"Beberapa menit yang lalu" jawab nya tanpa menoleh ke arah Zeno, berlalu untuk mengambil seragam sekolah nya.

"Yakin mau sekolah? Tubuh lo lagi nggak baik Na" cegah Arzeno, menahan lengan Arkana yang hendak menarik gagang pintu kamar mandi. Kana mendengus sebal.

"Minggir deh, gw udah nggak ada urusan nya sama lo lagi"

Zeno tercekat, menarik tubuh Arkana dan langsung mendekapnya erat. "Gak!" katanya. "Gw tau lo becanda sama pesan lo kemarin"

Kana tidak berkutik, dia bungkam. Menahan rasa sakit yang kembali di rasanya. Zeno menangkup wajah nya dan mencium bibirnya agresif, Kana tidak membalas. Membuat Zeno semakin khawatir. Menatap lekat-lekat manik rusa yang kian meredup di depan nya. "Na? Lo sakit?"

Senyum di bibir ranum itu terulas begitu menyedihkan untuk nya kembali membuka suara dan pintu bagi Zeno yang telah mengatainya dengan perkataan kotor. Kana menggeleng pelan. "Gak sama sekali, udah Zen. Sono lo pulang, di cariin tante Tira baru tau rasa" Kana mendorong tubuh bongsor Zeno dan masuk kedalam kamar mandi lalu mengunci nya.

Matanya terpejam rapat, menetralkan napas nya yang sempat tercekat. Arkana menggertakkan giginya, dia nggak tau harus berbuat apa lagi. Antara nerima Zeno atau menjauh dari pria itu.

Sudut matanya mulai berair, tapi sesegara mungkin dia menyeka matanya. Memilih untuk bersiap dan memakai seragam sekolahnya. Di dalam ruang kamar nya, sudah tidak ada Zeno lagi. Mungkin dia sudah pulang. Kana menarik napas lega.

"Huhh"

"Buat beberapa hari kedepan, gw mau coba buat nggak peduli sama lo lagi Zen" gumam nya seraya memasukan buku pelajaran hari ini.

Kana menepuk jidatnya agak keras. "Asuu-! Tugas Sejarah Indo gw belum-!!" pekik nya frustasi. "Ganggu aja ni tugas. Udah tau gua lagi galau" decak nya kemudian turun ke bawah.

Mengambil dua lembar roti tawar dan langsung memakannya tanpa olesin krim atau selai kacang yang biasa Mama sajikan untuk nya.

Ahh, semenjak keluarganya pergi dia jadi jarang makan. Kana menepuk perut nya yang semakin rata. Sudah dia duga, dia jadi agak kurusan sekarang.

Kana mendengus kemudian dengan cepat menutup pintu rumah nya dan bergegas untuk berangkat sekolah. Di depan rumah, ada Zeno yang tengah memanaskan mesin motornya. Anak itu keliatan nya mau ngajakin Kana tapi ada Karina yang udah nungguin dia dari tadi.

Akhirnya tatapan mereka hanya bertemu untuk beberapa saat, Kana memutuskan untuk berjalan kaki sampai ke halte bus.

"Kana kita duluan yaaa" teriak Karina yang baru aja berlalu naik motor Arzeno. Kana menggerutu.

"Makin menjadi aja dah tuh mak lampir" ketus Kana sambil terus jalan ke arah halte.

"Eh pergi ke Lembang yuk" seru Defa yang tiba-tiba aja bahas Lembang.

Kana yang lagi asik makan batagor langsung noleh ke arah Defa. "Lembang? Dingin anjirr"

[ ✔ ] Arzeno ; nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang